Selamat Hari Batik Nasional! Inilah Sejarahnya (Dari Majapahit Hingga UNESCO)
Assalammu‘alaikum wr. wb.
Halo gaes! Apakah kalian cinta Indonesia? Jika kalian mencintai Indonesia, pasti anda suka memakai Batik ya kan? Hari Rabu ini Tanggal 2 Oktober, 2019 (3 Shafar 1441 H) adalah Hari Batik Nasional.
SEJARAH HARI BATIK
Sumber Artikel : Tirto.id
Sejarah Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tahunnya pada 2 Oktober, berawal saat batik masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2009 lalu.
Hari Batik Nasional tahun ini dirayakan pada Rabu (2/10/2019 | 3/2/1441). Kementerian Dalam Negeri mengimbau seluruh Pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menggunakan Baju Batik pada Hari Batik 2 Oktober.
Sejarah Hari Batik Nasional diinisiasi ketika batik diakui pada saat sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi, 10 (Sepuluh) Tahun lalu, 2 Oktober 2009.
Agenda yang diselenggarakan oleh UNESCO ini mengakui batik, wayang, keris, noken, dan tari saman sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia oleh UNESCO (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Pengakuan dari UNESCO ini adalah alasan masyarakat Indonesia menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Sejarah Batik Indonesia dimulai saat Masa Majapahit
Batik merupakan kain yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting dan menghasilkan pola-pola tertentu pada kain.
Kata Batik dirangkai dari kata ‘Amba’ yang berarti Kain yang lebar dan kata ‘Tik’ berasal dari kata Titik. Artinya, Batik merupakan Titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian rupa sehingga menghasilkan pola-pola yang indah.
Dikutip dari Laman Resmi Pemerintah Jawa Barat, awalnya, Batik hanya digunakan untuk Pakaian Raja, Keluarga Kerajaan, Para Pekerja di dalam Kerajaan. Karena pekerja di kerajaan tinggal di luar keraton, mereka sering membawa pekerjaan membatik ke luar kerajaan. Oleh karena itu, tak lama kemudian banyak masyarakat yang meniru membuat Batik.
Awalnya, kegiatan membatik ini hanya dikerjakan oleh perempuan saja untuk mengisi waktu senggang lalu berkembang menjadi pekerjaan tetap perempuan pada masa itu. Saat ini, membuat batik dapat dilakukan oleh siapa saja.
Dalam Sejarah Batik Indonesia dituliskan, sejarah pembatikan di Indonesia sudah dimulai pada Masa Kerajaan Majapahit. Pengembangannya kemudian berlanjut di masa Kerajaan Mataram, lalu Kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, dulu kerajinan batik hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan atau priyayi, tidak untuk masyarakat biasa.
Bukti bahwa kerajaan Majapahit yang pertama kali menerapkan batik di Indonesia ada pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekrang Tulungagung) yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit.
Batik juga mulai dikenal oleh Masyarakat Luar Negeri sejak diperkenalkan Presiden Kedua Indonesia, Soeharto pada pertengahan Tahun 80-an dengan memberikan Batik sebagai Cinderamata bagi Tamu-tamu negara.
Tak hanya itu, Presiden Soeharto juga mengenakan Batik saat menghadiri Konferensi PBB yang membuat batik semakin terkenal.
Sejak Pengukuhan Batik menjadi warisan budaya Indonesia pada Tanggal 2 Oktober 2009 (13 Syawwal 1430 H), perkembangan batik di Indonesia makin pesat.
Berbagai macam Batik dengan Motif-motif baru serta corak dengan warna yang lebih menarik semakin bertambah. Pada awal kemunculannya, Motif Batik terbentuk dari Simbol-simbol yang Bernuansa Tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme.
Seiring dengan perkembangan Teknologi, pembuatan Batik pun juga tidak terbatas dengan menggunakan Canting atau biasa disebut Batik Tulis.
Batik Cap yang dibuat menggunakan Cap atau alat semacam Stempel muncul untuk mempercepat waktu pembuatan Batik. Namun, Batik Cap kurang dianggap memiliki Nilai Seni dan dihargai dengan murah dibandingkan dengan Batik Tulis.
Seiring dengan berkembangnya zaman, Batik semakin lama mulai dikenalkan pada masyarakat biasa. Dalam makalah “Evolusi Batik Dahulu dan Sekarang,” Ismadi mengatakan pada sekitar Akhir Abad ke-18 atau Awal Abad ke-19 batik mulai dikenal oleh masyarakat di luar keraton, dan hingga saat ini dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.
Indonesia memiliki beragam jenis Batik, salah satunya adalah Batik Tiga Negeri (BTN). Sesuai namanya, Batik Tiga Negeri (BTN) dibuat di 3 (Tiga) Negeri atau Daerah, yakni Lasem, Solo, dan Pekalongan. Harga Batik Tiga Negeri cukup Mahal karena proses pengerjaannya yang Lama dan Rumit. Kini, Produksi Batik jenis ini masih berlangsung tapi denyutnya makin melemah.
GOOGLE DOODLE SEMARAKAN HARI BATIK NASIONAL
Dikutip sebagian dari Situs : Liputan6.com
Google Doodle spesial Hari Batik Nasional dibuat oleh salah satu Seniman yaitu Lydia Nichols menggunakan kain putih yang diwarnai dengan Pigmen Alami, Nila, dan Oranye.
Mengutip Laman Google, ia belajar langsung bagaimana proses pembuatan batik. Lilin dioleskan langsung ke Kain Muslin.
Kemudian, Lydia mencelupkan kain ke air yang telah diberikan Osage Oranye sehingga memunculkan Warna Kuning Muda.
Lydia kembali melapisi kain dengan Lilin menggunakan Tjanting (Canting) dan diberikan pewarna Indigo. Karena proses Oksidasi, warna kain yang tadinya hijau menjadi biru.
Setelah semua Aplikasi Lilin dan Sekarat selesai, kain direbus untuk menghilangkan lilin yang menempel.
Setelah lilin naik dan mengeras, dapat langsung dihilangkan, dan kain bisa digantung hingga kering.
Untuk melihat Desain Batik di Google, silahkan lihat di sini.
Untuk melihat artikel dari postingan terdahulu, silahkan lihat di sini.
Jadi kesimpulannya adalah kitah harus mencintai Indonesia dengan cara menyukai Batik dan memakai Batik. Sekian informasi ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Halo gaes! Apakah kalian cinta Indonesia? Jika kalian mencintai Indonesia, pasti anda suka memakai Batik ya kan? Hari Rabu ini Tanggal 2 Oktober, 2019 (3 Shafar 1441 H) adalah Hari Batik Nasional.
SEJARAH HARI BATIK
Sumber Artikel : Tirto.id
Sejarah Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tahunnya pada 2 Oktober, berawal saat batik masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2009 lalu.
Hari Batik Nasional tahun ini dirayakan pada Rabu (2/10/2019 | 3/2/1441). Kementerian Dalam Negeri mengimbau seluruh Pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menggunakan Baju Batik pada Hari Batik 2 Oktober.
Sejarah Hari Batik Nasional diinisiasi ketika batik diakui pada saat sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi, 10 (Sepuluh) Tahun lalu, 2 Oktober 2009.
Agenda yang diselenggarakan oleh UNESCO ini mengakui batik, wayang, keris, noken, dan tari saman sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia oleh UNESCO (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Pengakuan dari UNESCO ini adalah alasan masyarakat Indonesia menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Sejarah Batik Indonesia dimulai saat Masa Majapahit
Batik merupakan kain yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting dan menghasilkan pola-pola tertentu pada kain.
Kata Batik dirangkai dari kata ‘Amba’ yang berarti Kain yang lebar dan kata ‘Tik’ berasal dari kata Titik. Artinya, Batik merupakan Titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian rupa sehingga menghasilkan pola-pola yang indah.
Dikutip dari Laman Resmi Pemerintah Jawa Barat, awalnya, Batik hanya digunakan untuk Pakaian Raja, Keluarga Kerajaan, Para Pekerja di dalam Kerajaan. Karena pekerja di kerajaan tinggal di luar keraton, mereka sering membawa pekerjaan membatik ke luar kerajaan. Oleh karena itu, tak lama kemudian banyak masyarakat yang meniru membuat Batik.
Awalnya, kegiatan membatik ini hanya dikerjakan oleh perempuan saja untuk mengisi waktu senggang lalu berkembang menjadi pekerjaan tetap perempuan pada masa itu. Saat ini, membuat batik dapat dilakukan oleh siapa saja.
Bukti bahwa kerajaan Majapahit yang pertama kali menerapkan batik di Indonesia ada pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekrang Tulungagung) yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit.
Tak hanya itu, Presiden Soeharto juga mengenakan Batik saat menghadiri Konferensi PBB yang membuat batik semakin terkenal.
Sejak Pengukuhan Batik menjadi warisan budaya Indonesia pada Tanggal 2 Oktober 2009 (13 Syawwal 1430 H), perkembangan batik di Indonesia makin pesat.
Berbagai macam Batik dengan Motif-motif baru serta corak dengan warna yang lebih menarik semakin bertambah. Pada awal kemunculannya, Motif Batik terbentuk dari Simbol-simbol yang Bernuansa Tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme.
Seiring dengan perkembangan Teknologi, pembuatan Batik pun juga tidak terbatas dengan menggunakan Canting atau biasa disebut Batik Tulis.
Seiring dengan berkembangnya zaman, Batik semakin lama mulai dikenalkan pada masyarakat biasa. Dalam makalah “Evolusi Batik Dahulu dan Sekarang,” Ismadi mengatakan pada sekitar Akhir Abad ke-18 atau Awal Abad ke-19 batik mulai dikenal oleh masyarakat di luar keraton, dan hingga saat ini dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.
Indonesia memiliki beragam jenis Batik, salah satunya adalah Batik Tiga Negeri (BTN). Sesuai namanya, Batik Tiga Negeri (BTN) dibuat di 3 (Tiga) Negeri atau Daerah, yakni Lasem, Solo, dan Pekalongan. Harga Batik Tiga Negeri cukup Mahal karena proses pengerjaannya yang Lama dan Rumit. Kini, Produksi Batik jenis ini masih berlangsung tapi denyutnya makin melemah.
GOOGLE DOODLE SEMARAKAN HARI BATIK NASIONAL
Dikutip sebagian dari Situs : Liputan6.com
Google Doodle spesial Hari Batik Nasional dibuat oleh salah satu Seniman yaitu Lydia Nichols menggunakan kain putih yang diwarnai dengan Pigmen Alami, Nila, dan Oranye.
Mengutip Laman Google, ia belajar langsung bagaimana proses pembuatan batik. Lilin dioleskan langsung ke Kain Muslin.
Kemudian, Lydia mencelupkan kain ke air yang telah diberikan Osage Oranye sehingga memunculkan Warna Kuning Muda.
Lydia kembali melapisi kain dengan Lilin menggunakan Tjanting (Canting) dan diberikan pewarna Indigo. Karena proses Oksidasi, warna kain yang tadinya hijau menjadi biru.
Setelah semua Aplikasi Lilin dan Sekarat selesai, kain direbus untuk menghilangkan lilin yang menempel.
Setelah lilin naik dan mengeras, dapat langsung dihilangkan, dan kain bisa digantung hingga kering.
Untuk melihat Desain Batik di Google, silahkan lihat di sini.
Untuk melihat artikel dari postingan terdahulu, silahkan lihat di sini.
Jadi kesimpulannya adalah kitah harus mencintai Indonesia dengan cara menyukai Batik dan memakai Batik. Sekian informasi ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammu‘alaikum wr. wb.