Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Kronologi Ucapan Presiden Prancis yang telah menghina Umat Islam yang menuai Kritik

Assalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Hello gaes! Belum lama ini setelah kejadian Demo besar-besaran soal RUU Cipta Kerja yang melibatkan seluruh Penduduk di Indonesia. Sekarang ada lagi Peristiwa yang sempat heboh khususnya bagi seluruh Umat Muslim di Seluruh Dunia setelah Presiden Prancis telah menghina Agama Islam dan Rasulullah SAW.




KRONOLOGI DAN KONTROVERSI

Sumber Artikel : CNN Indonesia dan Kompas.com

A. Kronologi Ucapan Presiden Prancis Soal Agama Islam yang Tuai Kritik

Gejolak akibat pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, karena dinilai menghina Agama Islam menimbulkan kecaman dari sejumlah pihak.

Polemik itu dimulai sejak awal Oktober. Saat itu Macron menyampaikan pernyataan tentang ancaman kelompok Radikal Muslim yang ingin mengubah nilai-nilai Liberalisme dan Sekularisme di Prancis.

"Ada kelompok Radikal Islam, sebuah organisasi yang mempunyai metode untuk menentang hukum Republik dan menciptakan masyarakat secara paralel untuk membangun nilai-nilai yang lain," kata Macron saat itu.

Dia juga langsung memerintahkan supaya aparat keamanan mengawasi sejumlah organisasi masyarakat Muslim, dan menutup sejumlah masjid yang diduga menyebarkan paham radikal.

Tidak lama berselang, Macron kembali memantik perdebatan setelah menyampaikan pernyataan pada Jumat (23/10/2020M | 6/3/1442H), pekan lalu. Dia mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

"Sekulerisme adalah pengikat persatuan Prancis. Jangan biarkan kita masuk ke dalam perangkap yang disiapkan oleh kelompok ekstremis, yang bertujuan melakukan stigmatisasi terhadap seluruh Muslim," ujar Macron.

Macron bahkan berencana mengajukan Rancangan Undang-Undang yang akan mewajibkan seluruh Sekolah, baik Negeri maupun Swasta, menerapkan konsep Sekuler. Sebab menurut dia, jika pemerintah gagal membina muda-mudi Muslim dalam kerangka masyarakat sekuler, maka kelompok Radikal akan mengambil alih peran itu.

Pernyataan Macron ditanggapi oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dia mengatakan Macron harus memeriksakan kesehatan jiwanya akibat melontarkan pernyataan tersebut.

"Apa masalah individu yang dipanggil Macron dengan Islam dan dengan Muslim? kata Erdogan, "Macron butuh pengobatan mental." Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menuduh Macron, "menyerang Islam" akibat pernyataan tersebut.

"Ini adalah saat di mana Presiden Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi dan marginalisasi lebih lanjut yang pasti mengarah pada radikalisasi," cuit Khan.

"Sangat disayangkan bahwa dia memilih untuk mendorong Islamophobia dengan menyerang Islam daripada teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, Supremasi Kulit Putih, atau Ideologi Nazi," tambahnya.

B. Presiden Perancis dan Kontroversi Kartun Nabi Muhammad

Arab Saudi mengecam keras kartun Nabi Muhammad, penerbitan yang dibela oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, menyusul pemenggalan seorang guru. Pernyataan dari pejabat kementerian luar negeri Saudi seperti yang dilaporkan kantor berita SPA Selasa (27/10/2020M | 10/3/1442H) menyebutkan kerajaan "mengecam penggambaran yang menyinggung terkait Rasul umat Islam, Muhammad...atau Nabi-nabi yang lain." 

Kerajaan juga "Menolak upaya untuk mengaitkan antara Islam dan Terorisme," sebut pernyataan itu dengan tambahan negara itu juga "Mengecam segala bentuk Terorisme, siapa pun pelakunya."

Arab Saudi juga menyebut "Kebebasan berpikir dan kebebasan kultural adalah satu hal yang harus dijunjung dengan saling menghargai, Toleransi dan Damai." Namun Saudi tidak menyebut nama Perancis dalam pernyataan itu. Kecaman juga dikeluarkan Qatar dan Maroko serta Turki. 

Kecaman itu muncul setelah Presiden Macron mengatakan negaranya tidak akan berhenti menerbitkan atau membicarakan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, seminggu setelah pemenggalan guru Samuel Paty. Guru sejarah itu menunjukkan kartun kepada para muridnya dalam pelajaran kebebasan berekspresi. Pernyataan Macron ini menimbulkan gelombang kritikan dan protes di sejumlah negara termasuk di Irak, Palestina, Libya dan Suriah.

Pernyataannya juga menimbulkan seruan sejumlah negara untuk memboikot produk Perancis. Seruan boikot juga dilontarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena apa yang menyerukan kepada disebutnya sikap bermusuhan terhadap Muslim yang ditunjukkan oleh pemimpin Perancis. 

"Sekarang saya menyerukan kepada bangsa kita, sebagaimana yang telah terjadi di Perancis untuk tidak membeli merek-merek Turki, maka saya menyerukan kepada Bangsa saya di sini dan mulai sekarang : Jangan perhatikan barang-barang berlabel Perancis, jangan beli barang-barang itu," tegas Erdogan dalam Pidato di Televisi pada Senin (26/10/2020M | 9/3/1442H). Presiden Erdogan juga menyerukan kepada Uni Eropa untuk membatasi hal yang disebut sebagai Agenda Anti-Islam yang diusung oleh Macron.

Boikot Produk Perancis sudah terjadi di beberapa negara Timur Tengah sebagai bentuk protes terhadap pembelaan Presiden Emmanuel Macron atas hak untuk menunjukkan Kartun Nabi Muhammad. Pemerintah Perancis pun telah meminta aksi pemboikotan diakhiri. Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan seruan "tak berdasar" untuk boikot itu "didorong oleh kelompok minoritas Radikal". Produk "Negeri Anggur" tersebut telah ditarik dari beberapa toko di Kuwait, Yordania, dan Qatar.

Reaksi negatif tersebut berasal dari komentar Macron setelah pembunuhan seorang guru yang mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas. Sang presiden berkata guru itu, Samuel Paty, "dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depan kami", tetapi Perancis "tidak akan menyerahkan kartun kami". Penggambaran Nabi Muhammad dapat sangat menyinggung bagi umat Islam karena tradisi Islam secara eksplisit melarang gambar Muhammad dan Allah.

Namun sekularisme negara - atau Laïcité - adalah pusat identitas nasional. Membatasi kebebasan berekspresi untuk melindungi perasaan satu komunitas tertentu, menurut negara, merusak persatuan. Pada hari Minggu, Macron menegaskan kembali pembelaannya terhadap nilai-nilai Perancis dalam sebuah Tweet yang berbunyi : "Kami tidak akan menyerah, selamanya."

Pada hari Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, untuk kedua kalinya, bahwa Emmanuel Macron harus melakukan "pemeriksaan kesehatan mental" terkait pandangannya tentang Islam

Seberapa luas Boikot terhadap Produk Perancis?

Produk-produk "Negeri Anggur" diturunkan dari beberapa rak supermarket di Yordania, Qatar, dan Kuwait pada hari Minggu. Produk kecantikan dan perawatan rambut buatan Perancis, misalnya, tidak lagi dipajang. Di Kuwait, serikat pengecer besar telah memerintahkan pemboikotan barang-barang negara tetangga Inggris itu. 

Serikat Masyarakat Koperasi Konsumen, yang merupakan serikat non-Pemerintah, mengatakan telah mengeluarkan arahan sebagai tanggapan atas "Penghinaan berulang" terhadap Nabi Muhammad. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Perancis mengakui langkah tersebut. Ia menulis : "Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, beserta semua serangan terhadap negara kami, yang didorong oleh kelompok Minoritas Radikal."

Di dunia maya, seruan untuk boikot serupa di negara-negara Arab lainnya, seperti Arab Saudi, telah beredar. Tagar yang menyerukan boikot jaringan supermarket Perancis, Carrefour, adalah topik paling tren kedua di Arab Saudi, ekonomi terbesar di dunia Arab. 

Sementara itu, unjuk rasa anti-Perancis berskala kecil digelar di Libya, Gaza, dan Suriah utara, tempat yang dikuasai milisi yang didukung Turki. Mengutip dari Data Statistik Turki, kantor berita Reuters melaporkan Perancis tercatat sebagai Eksportir terbesar ke-10 ke Turki. Mobil Renault buatan perusahaan negara itu dilaporkan sebagai salah satu kendaraan yang laris di Turki.

Mengapa Perancis terlibat dalam perselisihan ini?

Pembelaan keras Macron terhadap sekularisme negara dan kritik terhadap Islam radikal menyusul pembunuhan Paty telah membuat marah beberapa sosok di dunia Muslim. Presiden Erdogan bertanya dalam pidatonya : "Apa masalah individu bernama Macron dengan Islam dan Muslim?" Sementara pemimpin Pakistan, Imran Khan menuduh sang pemimpin Perancis "menyerang Islam, jelas tanpa memahami apapun tentangnya".

"Presiden Macron telah menyerang dan melukai Sentimen Jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," katanya dalam sebuah Tweet. Awal bulan ini, sebelum pembunuhan sang guru, Macron mengumumkan rencana undang-undang yang lebih ketat untuk mengatasi hal yang ia sebut "Separatisme Islam" di Perancis. Ia mengatakan, kelompok minoritas Muslim di Perancis - terdiri dari kira-kira 6 (Enam) Juta Orang - berpotensi membentuk "masyarakat tandingan". Ia menggambarkan Islam sebagai agama "dalam Krisis". Di tengah serangan dari sejumlah negara, Perancis mendapat dukungan dari Jerman.

"Serangan pribadi Presiden Erdogan kepada Presiden Macron menurut saya adalah momen buruk dan tidak dapat diterima. Yang penting kami menunjukkan solidaritas kepada Prancis dalam memerangi ekstremis Islam, khususnya sesudah aksi terorisme mengerikan yang terjadi minggu lalu," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas pada Senin. Kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad memiliki warisan politik yang gelap dan intens di Perancis. Pada Tahun 2015, ada 12 Orang Tewas dalam serangan di kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, yang menerbitkan kartun tersebut. Beberapa komunitas Muslim terbesar di Eropa Barat menuduh Macron berusaha menekan agama mereka dan mengatakan kampanyenya berisiko melegitimasi Islamofobia.

Bagaimana hubungan Perancis dengan Turki?

Seruan Presiden Erdogan untuk memboikot produk Prancis dikeluarkan sesudah terjadi ketegangan selama berbulan-bulan di antara dua negara. Walaupun kedua negara adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), mereka mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik antara Armenia dan Azerbaijan, dan juga dalam perang saudara di Libya. 

Presiden Macron juga telah berselisih dengan Presiden Erdogan terkait dengan Eksplorasi Minyak dan Gas oleh Turki di wilayah perairan yang diperebutkan di Laut Tengah. Perancis lantas menerjunkan pesawat tempur dan kapal fregat pada Agustus di tengah ketegangan. Seruan Boikot ini juga dikeluarkan sehari setelah Erdogan mengatakan bahwa Macron memerlukan "pemeriksaan kesehatan mental" terkait pandangannya yang keras terhadap Islam. Komentar Erdogan itu mendorong Prancis memanggil Duta besarnya di Ankara untuk konsultasi.


Jika ingin membaca Artikel lainnya yang berkaitan tentang "Ini Pidato Resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Singgung Jutaan Muslim Dunia", silahkan baca di sini (Sumber : Lingkar Madiun - Pikiran Rakyat). Ataupun jika ingin membaca juga tentang "Peranan kita jika Rasulullah SAW dihina", silahkan baca di sini (Sumber : Muslim.or.id).

Sudah seharusnya kita berani untuk membela Agama Islam dengan cara apapun. Dan kita juga seharusnya memperjuangkan untuk membela Tauhid. Apalagi dengan kondisi saat ini sedang dihadapi Pandemi COVID-19 yang terus berlangsung.

Terma Kasih;

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Ads