Serba Serbi tentang #IbadahDiRumah (Dari Keutamaan Bulan Rajab, Bacaan Shalat Fardu beserta Artinya, hingga Cara Pemulasaran Jenazah) (+ Video Tutorial untuk Pemulasaran Jenazah)
Assalammu‘alaikum warramatullahi wabarakatuh.
Sebelum itu marilah kita berpuji syukur kepada Allah SWT dan menjunjung tinggi kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Halo gaes! Tahukah kamu bahwa sekarang sudah berada di Minggu Pertama di Bulan Rajab. Sehingga sebentar lagi akan memasuki Bulan Sya'ban dan akhirnya menyambut Bulan Suci Ramadhan.
Berikut, inilah Topik menarik seputar Ibadah, yaitu Dari Keutamaan Bulan Rajab, Bacaan Shalat Fardu beserta Artinya, hingga Cara Pemulasaran (Mengafani) Jenazah.
KEUTAMAAN BULAN RAJAB
Sumber Artikel : Suara.com
Pada Tahun ini menurut Kalender Hijriah tanggal 1 Rajab 1442 H telah jatuh pada Hari Sabtu, 13 Februari 2021 hingga Tanggal 14 Maret 2021 (Sore/Petang) yang lalu. Pada bulan Rajab, banyak sekali keistimewaan yang dapat dicapai oleh setiap umat muslim. Bulan Rajab merupakan momentum terjadinya Peristiwa Isra' Mi'raj.
Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa bulan Rajab merupakan bulan yang mulia dan setiap umat muslim menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Rasulullah SAW menyambut bulan Rajab dengan berdoa agar Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan panjang umur hingga menikmati keistimewaan Bulan Ramadhan.
Lebih lengkapnya, berikut adalah Amalan Bulan Rajab yang akan mendatangkan banyak Pahala dan Keberkahan.
1. Melakukan Puasa
Amalan Bulan Rajab yang pertama adalah berpuasa. Berpuasa di bulan Rajab merupakan sunah. Rasulullah SAW selalu berpuasa di bulan Rajab. Rasulullah pernah bersabda “Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman ibn Hakim al-Anshari berkata, aku bertanya kepada Sa’id ibn Jubair tentang Puasa Rajab, padahal pada waktu itu di bulan Rajab, dia menjawab, aku pernah mendengar Ibn Abbas berkata, Rasulullah SAW berpuasa (Rajab) terus hingga kami berkata, beliau tidak berbuka, dan (pada waktu yang lain) beliau berbuka hingga kami berkata, nabi tidak puasa.” (HR. Muslim).
2. Melakukan banyak Istighfar
Bulan Rajab merupakan Bulan Permohonan Ampun kepada Allah SWT. Melakukan banyak Istighfar di bulan Rajab dianjurkan bagi setiap umat muslim untuk memohon Ampun atas segala Dosa-dosa yang telah diperbuat.
3. Melakukan Sedekah
Bersedekah merupakan salah satu perilaku yang mulia untuk memperbanyak Amal Sholeh di bulan Rajab. Bersedekah dapat menolak Bala', memperlancar Rezeki, memperpanjang Umur serta dapat memberikan keberkahan di Dunia dan di Akhirat.
4. Berdoa dan Dzikir
Berdoa dan Dzikir merupakan amalan yang mulia dan untuk senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT. Bulan Rajab merupakan waktu terkabulnya doa, Allah SWT berfirman. “Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas; dan janganlah kamu berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan).”(Q.S. al-A’raaf: 55-56).
BACAAN SHALAT FARDU BESERTA ARTINYA
Sumber Artikel : Detik.com
Setiap Bacaan Shalat yang diucapkan memiliki arti. Panduannya beserta terjemah di bawah ini bisa membantu untuk menjalani rukun Islam yang kedua ini.
Shalat merupakan rukun Islam kedua yang terdiri dari Shalat Wajib dan sholat sunah. Shalat wajib artinya sholat yang apabila dikerjakan mendapatkan Pahala, dan jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Sementara sholat sunah, kita akan mendapatkan pahala jika melakukannya tetapi jika tidak mengerjakan tidak akan mendapatkan Dosa.
Bacaan Shalat dimulai dari Takbir hingga Salam. Ada beberapa tutunan bacaan Shalat beserta gerakannya yang harus dilakukan. Berikut Penjelasan beserta Artinya :
1. Niat
Bacaan niat dilakukan sebelum melakukan sholat. Bacaan niat yang dilakukan berdasarkan Jenis Shalat yang akan dilakukan. Di bawah ini bacaan niat untuk Shalat Wajib (Fardu) :
a.) Niat Shalat Subuh
ŘŁŘľŮŮ Ůع؜ اŮŘľŘ¨Ř ŘąŮؚتŮŮ Ů
ستŮب٠اŮŮبŮŘŠ أداإ / Ů
ŘŁŮ
ŮŮ
ا / ŘĽŮ
اŮ
ا ŮŮ٠تؚاŮŮ
Usholli Fardhol Subhi Rok'ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) / Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa
Artinya : "Saya berniat sholat fardu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam karena Allah Ta'ala".
b.) Niat Shalat Zuhur
ŘŁŘľŮŮ Ůع؜ اŮظŮŘą أعبؚ ŘąŮؚات Ů
ستŮب٠اŮŮبŮŘŠ أداإ / Ů
ŘŁŮ
ŮŮ
ا / ŘĽŮ
اŮ
ا ŮŮ٠تؚاŮŮ
Usholli Fardhol Zuhri Arba'a Roka'aati Mustaqbilal Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) / Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.
Artinya : "Saya berniat sholat fardu zuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam karena Allah Ta'ala".
c.) Niat Shalat Asar
ŘŁŘľŮŮ Ůع؜ اŮؚؾع أعبؚ ŘąŮؚات Ů
ستŮب٠اŮŮبŮŘŠ أداإ / Ů
ŘŁŮ
ŮŮ
ا / ŘĽŮ
اŮ
ا ŮŮ٠تؚاŮŮ
Usholli Fardhol Ashri Arba'a Roka'aati Mustaqbilal Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) / Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.
Artinya : "Saya berniat sholat fardu asar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam karena Allah Ta'ala".
d.) Niat Shalat Magrib
ŘŁŘľŮŮ Ůع؜ اŮŮ
غعب ŘŤŮا؍ ŘąŮؚات Ů
ستŮب٠اŮŮبŮŘŠ أداإ / Ů
ŘŁŮ
ŮŮ
ا / ŘĽŮ
اŮ
ا ŮŮ٠تؚاŮŮ
Usholli Fardhol Magribi Tsalasa Rok'aati Mustaqbilal Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) / Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.
Artinya : "Saya berniat sholat fardu magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam karena Allah Ta'ala".
e.) Niat Shalat Isya
ŘŁŘľŮŮ Ůع؜ اŮؚشاإ أعبؚ ŘąŮؚات Ů
ستŮب٠اŮŮبŮŘŠ أداإ / Ů
ŘŁŮ
ŮŮ
ا / ŘĽŮ
اŮ
ا ŮŮ٠تؚاŮŮ
Usholli Fardhol 'Isya i Arba'a Roka'aati Mustaqbilal Qiblati Adaa an (sholat sendiri) / Ma'muuman (menjadi ma'mum) / Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.
Artinya : "Saya berniat sholat fardu isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala / Ma'mum karena Allah Ta'ala / Imam karena Allah Ta'ala".
2. Iftitah
Doa Iftitah dilakukan setelah mengangkat kedua tangan sejajar dengan Telinga (Untuk Laki-laki) atau sejajar dengan Dada (Untuk Perempuan) sambil membacakan "Allahu akbar". Kemudian tangan disedekapkan pada dada dan baru membacakan doa iftitah. Berikut bacaannya :
ŮَبِŮŘąًا، ŮَاŮْŘَŮ
ْŘŻُ ŮِŮَّŮِ ŮَŘŤِŮŘąًا، ŮَŘłُبْŘَاŮَ اŮŮŮِ بُŮْŘąَŘŠً ŮَŘŁَŘľِŮŮًا
Kabiiraw walhamdu lillaahi katsiira wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiila.
Artinya : "Allah maha besar, maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang."
ŮَŘŹَّŮْŘŞُ ŮَŘŹْŮِŮَ ŮِŮَّŘ°ِŮْ ŮَءَŘąَ اŮŘłَّŮ
َŮَاتِ ŮَاŮْŘŁَŘąْŘśَ ŘَŮِŮْŮاً Ů
ُŘłْŮِŮ
اً ŮَŮ
َا ŘŁَŮَا Ů
ِŮَ اŮْŮ
ُŘ´ْŘąِŮِŮْŮَ. ŘĽِŮَّ ŘľَŮَاتِŮْ ŮَŮُŘłُŮِŮْ ŮَŮ
َŘْŮَاŮَ ŮَŮ
َŮ
َاتِŮْ ŮِŮَّŮِ Řąَبِّ اŮْŘšَاŮَŮ
ِŮْŮَ Ůَا Ř´َŘąِŮْŮَ ŮَŮُ ŮَبِŘ°َŮِŮَ ŘŁُŮ
ِŘąْŘŞُ ŮَŘŁَŮَا Ů
ِŮَ اŮْŮ
ُŘłْŮِŮ
ِŮْŮَ
Wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya : "Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim."
3. Surah al-Fatihah
Setelah Doa Ifititah telah selesai dibacakan, bacaan selanjutnya yaitu membaca Surah al-Fatihah.
بِŘłْŮ
ِ اŮŮّŮِ اŮŘąَّŘْŮ
َŮِ اŮŘąَّŘِŮْŮ
ِ . اŮْŘَŮ
ْŘŻُ ŮِŮَّŮِ Řąَبِّ اŮْŘšَاŮَŮ
ِŮŮَ . اŮŘąَّŘْŮ
َٰŮِ اŮŘąَّŘِŮŮ
. Ů
َاŮِŮِ ŮَŮْŮ
ِ اŮŘŻِّŮŮِ . ŘĽِŮَّاŮَ ŮَŘšْبُŘŻُ ŮَŘĽِŮَّاŮَ ŮَŘłْŘŞَŘšِŮŮُ . اŮْŘŻِŮَا اŮŘľِّŘąَاءَ اŮْŮ
ُŘłْŘŞَŮِŮŮ
َ . ŘľِŘąَاءَ اŮَّŘ°ِŮŮَ ŘŁَŮْŘšَŮ
ْŘŞَ ŘšَŮَŮْŮِŮ
ْ ŘşَŮْŘąِ اŮْŮ
َŘşْŘśُŮبِ ŘšَŮَŮْŮِŮ
ْ ŮَŮَا اŮŘśَّاŮِّŮŮَ
Bismillahir rahmaa nirrahiim. Alhamdu lilla hi rabbil 'alamin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shirraatal musthaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.
Artinya : "Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Setelah membaca Surah al-Fatihah, bacaan selanjutnya adalah ayat pendek. Pilihlah bacaan ayat pendek yang dapat kamu hafal.
4. Ruku'
Bacaan sholat selanjutnya yaitu rukuk. Gerakan rukuk yaitu mengangkat kedua tangan dan membaca "Allahu akbar". Kemudian badan dibungkukkan dan kedua tangan memegang lutut. Usahakan antara punggung dan kepala sama rata.
Setelah itu membaca : "سبŘا٠عب٠اŮؚظŮŮ
ŮبŘŮ
ŘŻŮ" sebanyak 3 Kali.
"Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih" sebanyak 3 Kali.
Artinya : "Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya" sebanyak 3 Kali.
5. I'tidal
Setelah rukuk, bangkit dan tegak dan mengangkat kedua tangan setinggi Telinga (Laki-laki) atau Dada (Perempuan) sambil membaca :
ŘłŮ
Řš اŮŮŮ ŮŮ
Ů ŘŮ
ŘŻŮ
Sami'allaahu liman hamidah
Artinya : "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."
Setelah berdiri tegak, lalu membaca :
عبŮا Ů٠اŮŮŘŮ
ŘŻ Ů
ŮŘĄ اŮŘłŮ
Ůات ŮŮ
ŮŘĄ اŮأع؜ ŮŮ
ŮŘĄ Ů
ا Ř´ŘŚŘŞ Ů
Ů Ř´ŮŘĄ بؚد
Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi'ta min syain ba'du.
Artinya : "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."
6. Sujud
Selesai melakukan iktidal, lakukan sujud dengan meletakkan dahi di lantai yang telah diberikan alas bersih. Ketika turun ke bawah dari posisi iktidal, lakukan sambil membaca "Allahu akbar" dan sujud dengan membacanya 3 Kali.
سبŘا٠عب٠اŮŘŁŘšŮŮ ŮبŘŮ
ŘŻŮ Sebanyak 3 kali.
Sub haana robbiyal a'la wabihamdih sebanyak 3 Kali.
Artinya : "Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memujilah aku kepadanya" sebanyak 3 Kali.
7. Duduk di Antara Dua Sujud
Setelah sujud dilakukan, langkah selanjutnya yaitu duduk sambil membaca :
عب اغŮععŮŮ ŮاعŘŮ
ŮŮ Ůا؏بعŮŮ ŮاعŮŘšŮŮ ŮاعزŮŮŮ ŮاŮŮŘŻŮŮ ŮؚاŮŮŮ Ůاؚ٠ؚŮŮ
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
Artinya : "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
Setelah selesai membaca lakukan Gerakan Sujud dengan bacaan yang sama sebelumnya. Selesai sujud, berdiri lagi dan melanjutkan rakaat selanjurnya. Jumlah Rakaat tergantung dengan Jenis Shalat yang dilakukan.
8. Tasyahud Awal
Tasyahud Awal dilakukan pada Rakaat Kedua. Setelah Sujud yang kedua, posisi Tasyahud Awal yaitu dengan Sikap Kaki Tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca :
اŮŘŞَّŘِŮَّاتُ اŮْŮ
ُبَاعَŮَاتُ اŮŘľَّŮَŮَاتُ اŮءَّŮِّبَاتُ ŮِŮَّŮِ اŮŘłَّŮاَŮ
ُ ŘšَŮَŮْŮَ ŘŁَŮُّŮَا اŮŮَّبِŮُّ ŮَŘąَŘْŮ
َŘŠُ اŮŮَّŮِ ŮَبَŘąَŮَاتُŮُ اŮŘłَّŮاَŮ
ُ ŘšَŮَŮْŮَا ŮَŘšَŮَŮ Řšِبَادِ اŮŮَّŮِ اŮŘľَّاŮِŘِŮŮَ ŘŁَŘ´ْŮَŘŻُ ŘŁَŮْ Ůاَ ŘĽِŮَŮَ ŘĽِŮاَّ اŮŮَّŮُ ŮَŘŁَŘ´ْŮَŘŻُ ŘŁَŮَّ Ů
ُŘَŮ
َّŘŻًا ŘąَŘłُŮŮُ اŮŮَّŮِاَ . ŮŮَّŮُŮ
َّ ŘľَŮِّ ŘšَŮŮَ Ů
ُŘَŮ
َّŘŻٍ
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."
9. Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir dilakukan pada Rakaat terakhir. Bacaan dan posisi gerakannya sama dengan Tasyahud Awal dengan ditambah Sholawat Nabi.
اَŮŮَّŮُŮ
َّ ŘľَŮِّ ŘšَŮŮَ Ů
ُŘَŮ
َّŘŻٍ ŮَŘšَŮŮَ آŮِ Ů
ُŘَŮ
َّŘŻٍ ŮَŮ
اَ ŘľَŮَّŮْŘŞَ ŘšَŮŮَ ŘĽِبْŘąَاŮِŮْŮ
َ ŮَŘšَŮŮَ آŮِ ŘĽِبْŘąَاŮِŮْŮ
َ ŘĽِŮŮَّŮَ ŘَŮ
ِŮْŘŻٌ Ů
َŘŹِŮْŘŻٌ اَŮŮَّŮُŮ
َّ باَŘąِŮْ ŘšَŮŮَ Ů
ُŘَŮ
َّŘŻٍ ŮَŘšَŮŮَ آŮِ Ů
ُŘَŮ
َّŘŻٍ ŮَŮ
اَ باَŘąَŮْŘŞَ ŘšَŮŮَ ŘĽِبْŘąَاŮِŮْŮ
َ ŮَŘšَŮŮَ آŮِ ŘĽِبْŘąَاŮِŮْŮ
َ ŘĽِŮŮَّŮَ ŘَŮ
ِŮْŘŻٌ Ů
َŘŹِŮْŘŻٌ
Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa Ibroohim wa 'alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa Ibroohim wa 'alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."
10. Salam
Setelah membaca selawat nabi, lanjutkan dengan membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
اŮŘłَّŮاَŮ
ُ ŘšَŮَŮْŮُŮ
ْ ŮَŘąَŘْŮ
َŘŠُ اŮŮŮِ
"Assalaamu alaikum wa rahmatullah"
Artinya : "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu."
Semua bacaan sholat di atas hendaknya dibaca dengan tidak terburu-buru (Tuma'ninah) agar tidak berantakan. Lakukanlah sholat tepat waktu setiap hari sesuai dengan kewajiban yang telah ditetapkan.
PROSES MENGAFANI (PEMULASARAN) JENAZAH
Sumber Artikel : Liputan6.com
Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini. Kematian merupakan sebuah hakikat yang akan menghampiri semua manusia dan seluruh Umat-Nya. Tidak ada yang mampu menolak atau menundanya. Kematian menurut Islam adalah kepastian. Hanya Allah yang mengetahui Waktu dan caranya.
Manusia diwajibkan bertaqwa dengan berbuat kebaikan sepanjang waktu dan mengingat serta menyebut asma Allah setiap detik kehidupannya. Sebab Kematian bisa datang kapan saja tanpa mengenal Usia, Status Sosial, ataupun Kondisinya. Yang sehat maupun sakit jika sudah takdir nya maka manusia tak memiliki kemampuan apapun untuk menghindarinya.
Dalam Islam jika ada orang yang mengalami peristiwa kematian atau meninggal, Satu dari Empat (1 dari 4) Kewajiban orang yang masih hidup terhadap seorang yang telah meninggal/mati adalah mengafani/memulasarkan. Hukum Mengkafani Jenazah atau Mayat adalah Fardlu Kifayah.
Mengkafani mayat berarti membungkus Mayat dengan selembar kain atau lebih yang biasanya berwarna putih, setelah Mayat selesai dimandikan dan sebelum dishalatkan serta dikubur. Dalam Islam ada cara mengkafani Jenazah yang benar. Berikut Inzaghi's Blog telah Rangkum Cara Mengkafani Jenazah yang benar sesuai dengan Syariat Islam.
1. Dalil mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah hukumnya sebagaimana memandikannya, yaitu fardhu kifayah. Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu tentang orang yang meninggal karena jatuh dari untanya, di dalam hadits tersebut Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206)
Kadar wajib dari mengkafani jenazah adalah sekedar menutup seluruh tubuhnya dengan bagus. Adapun yang selainnya hukumnya sunnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, maka hendaklah memperbagus kafannya” (HR. Muslim no. 943).
Kecuali orang yang meninggal dalam keadaan Ihram, maka tidak ditutup kepalanya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jangan beri minyak wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya di hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).
2. Kriteria Kain Kafan
a. Kain Kafan untuk mengkafani Jenazah lebih utama diambilkan dari harta orang yang meninggal. Dan semua biaya pengurusan jenazah lebih didahulukan untuk diambil dari harta jenazah saat masih hidup daripada untuk membayar hutangnya. Ini adalah pendapat Jumhur Ulama.
b. Memakai Kain Kafan berwarna Putih hukumnya Sunnah, tidak Wajib.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
“Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain warna putih. Karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian” (HR. Abu Daud no. 3878, Tirmidzi no. 994, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.1236).
c. Disunnahkan menggunakan 3 (Tiga) Helai Kain Putih.
Dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata :
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dikafankan dengan 3 helai kain putih sahuliyah dari Kursuf, tanpa gamis dan tanpa Imamah” (HR. Muslim no. 941).
d. Kain Kafan untuk Mayat Perempuan
Jumhur ulama berpendapat disunnahkan wanita menggunakan 5 Helai Kain Kafan. Namun hadits tentang hal ini lemah. Maka dalam hal ini perkaranya longgar, boleh hanya dengan 3 Helai, namun 5 Helai juga lebih utama. Disunnahkan menambahkan Sarung, Jilbab/Kerudung dan Gamis bagi Mayit Wanita.
e. Jenis Kain Kafan dan Wewangian
Tidak ada ketentuan jenis bahan tertentu untuk kain kafan. Yang jelas kain tersebut harus bisa menutupi mayit dengan bagus dan tidak tipis sehingga menampakkan kulitnya. Disunnahkan memberi wewangian pada kain kafan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Apabila kalian memberi wewangian kepada mayit, maka berikanlah tiga kali” (HR Ahmad no. 14580, dishahihkan Al Albani dalam Ahkamul Janaiz no. 84)”.
3. Cara membuat Kain Kafan
a. Guntinglah Kain Kafan menjadi beberapa bagian :
b. Kain Kafan sebanyak 3 helai sepanjang badan mayit ditambah 50 cm.
c. Tali untuk Pengikat sebanyak 8 Helai : 7 Helai untuk Tali Kain Kafan dan 1 (Satu) Helai untuk Cawat. Lebar Tali 5-7 cm.
d. Kain untuk Cawat. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 50 cm lalu dilipat menjadi 3 (Tiga) Bagian yang sama. Salah satu ujungnya dilipat kira-kira 10 cm lalu digunting ujung kanan dan kirinya untuk lubang tali cawat.
Lalu masukkanlah Tali Cawat pada lubang-lubang itu. Dalam cawat ini berilah kapas yang sudah ditaburi Kapur Barus atau cendana sepanjang cawat.
e. Kain Sorban atau Kerudung. Caranya dengan menggunting Kain sepanjang 90/115 cm lalu melipatnya antara sudut yang satu dengan yang lain sehingga menjadi segi tiga. Sorban ini berguna untuk mengikat dagu mayit agar tidak terbuka.
f. Sarung. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 125 cm atau lebih sesuai dengan ukuran mayit.
g. Baju. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 150 cm atau lebih sesuai dengan ukuran mayit. Kain itu dilipat menjadi dua bagian yang sama. Lebar kain itu juga dilipat menjadi dua bagian sehingga membentuk empat persegi panjang.
Lalu guntinglah sudut bagian tengah menjadi segi tiga. Bukalah bukalah kain itu sehingga bagian tengah kain akan kelihatan lubang berbentuk belah ketupat. Salah satu sisi dari lubang itu digunting lurus sampai pada bagian tepi, sehingga akan berbentuk sehelai baju.
4. Cara mengkafani Jenazah
1. Bentangkan Tali-tali pengikat kafan secukupnya. Tidak ada Jumlah Tali yang ditentukan syariat, perkaranya longgar.
2. Bentangkan Kain Kafan Lapis Pertama di atas tali-tali tersebut.
3. Beri Bukhur pada Kain Lapis Pertama, atau jika tidak ada Bukhur maka dengan Minyak Wangi atau semisalnya.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua di atas Lapis Pertama.
5. Beri Bukhur atau Minyak Wangi pada Kain Lapis Kedua.
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga di atas Lapis Kedua.
7. Beri Bukhur atau Minyak Wangi pada Kain Lapis Ketiga.
8. Letakkan mayit di tengah kain.
9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
12. Ikat dengan Tali yang ada yang sudah disediakan.
Berikut, inilah Video Tutorial Cara mengkhafani (Pemulasaran) Jenazah yang diambil dari YouTube.
Untuk Kondisi saat ini yaitu dengan adanya Pandemi ini, Cara Pemulasaran untuk Jenazah Pasien COVID-19 itu sedikit berbeda teknisnya dengan Mengkhafani Jenazah biasa. Tujuannya agar Jenazah-nya lebih Steril dan tidak mudah tertular oleh Virus Corona.
Wabillahit-tafik wal-hidaiyah,
Wassalammu‘alaikum warramatullahi wabarakatuh.