Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[#IbadahDiRumah] Inilah Hal-hal tentang Keagamaan Islam (Dari 20 Sifat Wajib dan Mustahil Allah SWT, Beberapa Bagian dari Asmaul Husna, dan sampai dengan Nama-nama Asli Walisongo)

Assalammu‘alaikum warramatullahi wabarakatuh.

Sebelum itu marilah kita berpuji syukur kepada Allah SWT dan menjunjung tinggi kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Halo guys! Sebelumnya kita telah membahas tentang Serba Serbi #IbadahDiRumah (Keutamaan Bulan Rajab, Bacaan Shalat Fardu beserta Artinya, hingga Cara Pemulasaran Jenazah), sekarang kita akan membahas tentang Keagamaan Islam (20 Sifat Wajib dan Mustahil Allah SWT, Beberapa Bagian dari Asmaul Husna, dan sampai dengan Nama-nama Asli Walisongo).



20 SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI ALLAH



Kita sebagai seorang Muslim, perlu mempelajari ilmu ketauhidan, salah satunya yaitu mengenal sifat-sifat Allah baik itu Sifat Wajib maupun Sifat Mustahil Allah.

1. Sifar-sifat Wajib Allah

Sifat Wajib adalah sifat yang dimiliki Allah Azza wajalla yang maha sempurna, sedangkan sifat Mustahil adalah kebalikan dari Sifat Wajib. Untuk lebih jelas mengenai Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah, simak penjelasan berikut.

1. Wujud [ﻭﺟﻮﺩ] (Ada)

Sifat Wajib Allah yang pertama adalah wujud yang artinya ada. Wujud dalam arti disini, Allah itu zat yang pasti ada, Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak ada Tuhan selain Allah Ta’ala.

Bukti bahwa Allah itu ada adalah Allah menciptakan Alam Semesta ini dan semua makhuk hidup dimuka bumi. Allah berfirman dalam Surah As-Sajadah :

“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajadah : 4)

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaha : 14)

2. Qidam [ﻗﺪﻡ] (Terdahulu/Awal)

Sifat Qidam artinya terdahulu. Allah adalah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Sebagaima sebagai pencipta, Allah ada lebih dahulu dari segala sesuatu yang diciptakannya. Oleh karena itu, tidak ada pendahulu atau yang mengawali selain Allah SWT.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid : 3)

3. Baqa’ [ﺑﻘﺎﺀ] (Kekal)

Sifat wajib Allah yang selanjutnya adalah Baqa’ yang artinya kekal. Allah itu Maha kekal, tidak akan punah dan binasa atau mati. Tidak ada akhir bagi Allah SWT.

Sebagaimana disampaikan dalam firman Allah sebagai berikut.

“Tiap – tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan”. (QS. Al-Qasas : 88)

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Rabb mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. Ar-Rahman : 26-27)

4. Mukholafatul Lilhawaditsi [ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ] (Berbeda dengan Makhluk ciptaannya)

Karena Allah SWT adalah yang pencipta, maka Allah sudah pasti berbeda dengan makhluk ciptaanya. Tidak ada satupun yang mampu sebanding denganNya dan mampu menyerupai keagunganNya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 4)

“Tidak ada satupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengan dan Melihat”. (QS. Asy-Syura : 11)

5. Qiyamuhu Binafsihi [ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ] (Berdiri sendiri)

Sifat wajib Allah selanjutnya adalah Qiyamuhu Binafsihi yang artinya berdiri sendiri. Allah Ta’ala berdiri sendiri, tidak bergantung oleh siapapun dan tidak membutuhkan bentuan siapapun.

Dalam Al-Quran dijelaskan :

“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”. (QS. Al-Ankabut : 6)

6. Wahdaniyah [ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ] (Tunggal/Esa)

Allah Maha Esa atau tunggal. Arti Esa/tunggal disini, bahwa Dialah satu-satunya tuhan pencipta alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa”. (QS Al-Anbiya : 22)

7. Qudrat [ﻗﺪﺭﺓ] (Berkuasa)

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al – Baqarah : 20)

8. Iradat [ﺇﺭﺍﺩﺓ] (Berkehendak)

Allah berkehendak atas segala sesuatu. Oleh karena itu, kejadian apapun itu terjadi atas kehendak Allah SWT. Bila Allah SWT berkehendak, maka jadilah dan tidak ada seorang pun yang bisa mencegahNya.

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud : 107)

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.”(QS. Yasiin: 82)

9. ‘Ilmun [ﻋﻠﻢ] (Mengetahui)

Allah SWT mengetahui atas segala sesuatu baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (QS. Qaf : 16)

10. Hayat [ﺣﻴﺎﺓ] (Hidup)

Allah Ta’ala Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya”. (QS. Al – Furqon : 58)

11. Sama’ [ﺳﻤﻊ] (Mendengar)

Allah Maha mendengar apa yang diucapkan hambanya baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al – Maidah : 76)

12. Basar [ﺑﺼﺮ] (Melihat)

Allah Maha melihat segala sesuatu, Semua yang ada di dunia ini tidak luput dari pengelihatan Allah SWT. Pengelihatan Allah tidak ada batasannya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dan Allah melihat atas apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al – Hujurat : 18)

“Dan perumpamaan orang – orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”. (QS Al – Baqarah : 265)

13. Kalam [ﻛﻼ ﻡ] (Berfirman)

Allah berfirman melalui kitab-kitan yang diturunkan melalui perantara para Nabi. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya”. (QS. Al-A’raf : 143)

14. Qadiran [ﻗﺎﺩﺭﺍ] (Berkuasa)

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

“Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 20)

15. Muridan [ﻣﺮﻳﺪﺍ] (Berkehendak)

Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Apabila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang dapat menolak kehendakNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)

16. 'Aliman [ﻋﺎﻟﻤﺎ] (Mengetahui)

Aliman artinya Mengetahui. Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran :

“Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu” … (QS. An-Nisa : 176)

17. Hayyan [ﺣﻴﺎ] (Hidup)

Allah Maha Hidup, Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya dan tidak pernah tidur.

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon : 58)

18. Sami’an [ﺳﻤﻴﻌﺎ] (Mendengar)

Allah memiliki sifat Sami’an yang berarti mendengar. Allah itu Maha pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada pula yang melampui pendengaranNya.

19. Bashiran [ﺑﺼﻴﺭﺍ] (Melihat)

Bashiran juga memiliki arti melihat. Allah selalu melihat dan mengawasi hamba-hambaNya, oleh karena itu, sudah semestinya kita selalu berbuat kebaikan.

20. Mutakalliman [ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ] (Berfirman atau Berkata-kata)

Mutakalliman juga berarti berfirman. Allah berfirman lewat kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.

2. Sifar-sifat Mustahil Allah

Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah SWT. Nah untuk lebih jelasnya berikut Sifat Mustahil Allah. Jadi intinya yaitu Sifat-sifat ini (Sifat Mustahil) adalah kebalikannya dari Sifat-sifat yang ada diatas (Sifat Wajib).

    ‘Adam  = Tiada (bisa mati)
    Huduth  = Baharu (bisa di perbaharui)
    Fana’ = Binasa (tidak kekal/mati)
    Mumatsalatu lil hawaditsi = Menyerupai makhluknya
    Qiyamuhu Bighayrihi = Berdiri dengan yang lain
    Ta’addud = Berbilang – bilang (lebih dari satu)
    Ajzun = Lemah
    Karahah = Terpaksa
    Jahlun = Bodoh
    Mautun = Mati
    Shamamun = Tuli
    ‘Umyun = Buta
    Bukmun = Bisu
    Kaunuhu ‘Ajizan = Zat yang lemah
    Kaunuhu Karihan = Zat yang terpaksa
    Kaunuhu Jahilan = Zat yang bodoh
    Kaunuhu Mayyitan = Zat yang mati
    Kaunuhu Asshama = Zat yang tuli
    Kaunuhu ‘Ama = Zat yang buta
    Kaunuhu Abkama = Zat yang bisu

Demikian, itulah Penjelasan mengenai Sifat Wajib dan Sifat Mustahil bagi Allah SWT.


BEBERAPA JENIS ASMAUL HUSNA


Sumber Artikel : id.Wikipedia.org

1. Al-Mu'id (59)

Al-Mu'id (المعيد) berarti Maha Mengembalikan Kehidupan (The Restorer of the Life). Pasti wajarlah jika Manusia bertanya-tanya tentang kehidupannya setelah Mati. Apakah mereka binasa selamanya atau akankah mereka kembali dihidupkan? Al-Mu'id artinya Allah maha mengembalikan kehidupan. Yakni menghidupkan kembali makhluk yang setelah mereka mati dan binasa. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya :

"Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. Ar-Rumm : 27)

2. Az-Zhahir (75)

Az-Zhahir (الظاهر) berarti Maha Nyata (The Manifest/Evident). Jika mengartikannya, maka Allah itu Maha Nyata yang telah menciptakan Alam Semesta beserta isinya. Allah SWT telah berfirman yang artinya : 

"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir (Nyata) dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid : 3)

3. Al-Bathin (76)

Al-Bathin (الباطن) berarti Maha Ghaib (The Unmanifest/Hidden). Dalil-dalil Al-Qur'an nya sama seperti yang diatas, yaitu sama-sama di dalam Surah Al-Hadid ayat 3. Banyak kejadian di dunia ini yang tidak bisa dianalisis oleh akal manusia. Kejaian itu diluar kemampuan Manusia untuk mencernanya tapi mengandung hikmah yang luar biasa. Dengan Iman, maka hal-hal yang luar biasa itu dapat diterima oleh Umat Manusia. Tanpa Iman, maka hal-hal tersebut untuk sementara ditolak.

4. At-Tawwab (80)

At-Tawwab (التواب) berarti Maha Penerima Taubat (The Most Recipient of Repentance). Sebenarnya At-Tawwab itu maknanya lebih dari itu, bukan hanya sekedar bertaubat kemudian Allah menerima taubatnya. Taubat Allah atas hamba-Nya ada 2 (Dua) macam yaitu :

1. Hidayah dan Taufik kepada hamba-Nya untuk bertaubat 

2. Menerima dan mengabulkan taubat hamba-Nya jika bersungguh-sungguh, dimana taubat nashuha akan menghapuskan dosa-dosa sebelumnya. 

Sedangkan makna taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada ketaatan setelah melakukan kemaksiatan.

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah : 128)

5. Al-'Afuw (82)

Al-'Afuw (العفو) berarti Maha Pemaaf (The Forgiver). Jadi jika kita melakukan perbuatan dosa, maka harusnya meminta maaf, dan meminta maaf itu merupakan pengampunan dari segala jenis Dosa yang akan memberikan siksaan kepada orang-orang yang tidak meminta maaf.

Adapun Dalil-dalil Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hal ini :

"Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan (kezaliman) penganiayaan yang pernah dia derita kemudian dia dizalimi (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun." (QS. Al-Hajj : 60)

6. An-Nafi' (92)

An-Nafi' (النافع) berarti Maha Baik (The Propitious / The Source of Good). Semua kejadian yang dialami oleh Manusia selama perjalanan hidupnya, apakah yang mendatangkan Mudharat ataukah mendapatkan Manfaat dalam hidupnya? Manusia tidak mampu untuk menarik kemanfaatan bagi dirinya dan tidak mampu pula menolak Mudharat atas dirinya kecuali Allah SWT. Semuanya diatur dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 188 yaitu :

Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A'raf : 188)

7. An-Nur (93)

An-Nur (النور) berarti Cahaya (The Light). Perumpamaannya seperti yang diterangkan di dalam Qur'an Surah An-Nur ayat 35 yaitu :

"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nur : 35)

8. Al-Badi' (95)

Al- Badi' (البديع) berarti Maha Pencipta yang Tidak Ada Bandingannya (The Incomparable Creator). Jika kita berada di tempat tersebut, pernahkah kita memuji kepada Allah? Ataukah kita hanya menikmat keindahan tersebut tanpa mengingat siapa yang menciptakan? Jadi intinya adalah kita harus senantiasa pandai bersyukur kepada nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Adapun beberapa Ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hal ini yaitu :

"(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu." (QS. Al-Baqarah : 117)

"Dia (Allah) pencipta langit dan bumi. Bagaimana (mungkin) Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-An'am : 101)


NAMA-NAMA ASLI WALISONGO BESERTA DENGAN SEJARAHNYA


Sumber Artikel : Tirto.id

Pada Abad ke-14 di Wilayah Jawa, dikenal Sembilan (9) Penyebar Agama Islam yang kondang dengan sebutan Wali Songo. Sembilan Wali itu tinggal di beberapa daerah penting di sekitar Pantai Utara Jawa.

Strategi Dakwah yang digunakan Wali Songo amat bervariasi, tergantung wilayah dan kondisi masyarakatnya. Sebagian besar dari para penyebar Islam ini beradaptasi dengan luwes agar penyampaian Islamnya diterima masyarakat.

Penamaan Wali Songo sering kali dilekatkan dengan wilayah dakwahnya. Akibatnya, sebagian besar masyarakat tidak mengenal nama asli dari masing-masing wali.

Berikut, adalah Sembilan Tokoh Wali Songo, Nama Asli, Strategi, dan Wilayah Persebaran Dakwah-nya, sebagaimana dituliskan Agus Sunyoto di Buku Atlas Wali Songo (2016) :

1. Sunan Gresik

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai orang pertama yang menyebarkan Islam di Jawa. Ia pertama kali datang ke Desa Sembolo, sekarang Desa Laren di kecamatan Manyar, 9 km Utara Kota Gresik. Strategi dakwahnya dimulai dari Perdagangan, yang dilanjutkan dengan pendekatan Politik.

Sunan Gresik kemudian menjalin hubungan dengan penguasa saat itu. Sunan Gresik juga mendirikan Pesantren dan Masjid untuk menyebarkan Islam. Keberadaan Sunan Gresik ini menjadi Kontroversi. Selama ini, ada perbedaan antara pandangan masyarakat dan fakta Sejarah.

Sebagaimana dilansir dari Situs NU Online, keberadaan Sunan Gresik tidak diakui secara akademis, namun tetap berkembang sebagai kepercayaan masyarakat.

2. Sunan Ampel

Nama asli Sunan Ampel ialah Raden Rahmat. Sunan Ampel lahir pada Tahun 1401. Wilayah dakwahnya berada di sekitar Surabaya. Ia juga memiliki Pesantren Ampeldenta yang terletak di daerah Denta, Surabaya.

Strategi dakwahnya yang terkenal adalah dengan mendidik para dai atau juru dakwah. Kemudian, ia menikahkan banyak juru dakwah dengan putra-putri penguasa bawahan Majapahit.

3. Sunan Kudus

Sunan Kudus bernama Asli Ja'far Shadiq, ia lahir pada Tahun 1400. Wilayah dakwahnya adalah di Kudus, Jawa Tengah.

Sunan Kudus terkenal tegas dalam menegakkan Ajaran Syariat Islam. Di masanya, ia dikenal sebagai Eksekutor Ki Ageng Pengging dan Syaikh Siti Jenar.

Strategi Dakwah yang digunakan Sunan Kudus untuk menyebarkan Islam adalah dengan mendekati masyarakat melalui kebutuhan mereka. Ia mengajarkan Alat-alat Pertukangan, Kerajinan Emas, Membuat Keris Pusaka, dan lain sebagainya.

4. Sunan Giri

Sunan Giri bernama asli Muhammad Ainul Yakin, ia lahir pada Tahun 1442 M. Orang tuanya adalah Syaikh Maulana Ishaq bersama Dewi Sekardadu, putri Menak Sembuyu yang merupakan seorang penguasa wilayah Balambangan di ujung kerajaan Majapahit.

Sunan Giri dikenal sebagai raja sekaligus guru suci. Ia berperan penting dalam pengembangan dakwah di Nusantara. Strategi dakwahnya yang terkenal adalah dengan memanfaatkan kekuasaan, perniagaan, dan pendidikan.

Dengan cara dakwah tersebut, pengaruh Sunan Giri mencapai wilayah Banjar, Martapura, Pasir, Kutai, hingga Nusa Tenggara dan Maluku.

5. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati mempunyai sebuah nama asli Syarif Hidayatullah. Ia lahir pada tahun 1448 di Kairo, Mesir.

Di Mesir, ia adalah putra Sultan Hud dan pernah menjadi pangeran untuk penerus raja Mesir, menggantikan ayahnya, tetapi ia menolak dan memutuskan untuk menyebarkan ajaran Islam dengan ibunya di wilayah Jawa.

Strategi dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati adalah dengan menguatkan kedudukan Politik. Ia menjalin hubungan dengan Tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon, Banten, dan Demak untuk memuluskan dakwahnya.

6. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga atau Raden Said lahir pada Tahun 1450 di Tuban. Ayahnya adalah Tumenggung Wilatikta Bupati Tuban.

Strategi dakwah Sunan Kalijaga amat terkenal melalui seni dan budaya. Ia piawai mendalang, menciptakan bentuk-bentuk wayang, dan Lakon-lakon Carangan.

7. Sunan Muria

Sebagai putra Sunan Kalijaga, Sunan Muria yang bernama asli Raden Umar Said atau Raden Said mewarisi darah seni ayahnya. Ia lahir pada Tahun 1450 dan dianggap sebagai sunan termuda di antara para Wali Songo lainnya.

Dalam menyebarkan Islam, Sunan Muria melestarikan seni gamelan dan boneka sebagai sarana dakwah. Dia menciptakan beberapa lagu dan tembang untuk mempraktikkan ajaran Islam.

8. Sunan Bonang

Sunan Bonang Lahir pada Tahun 1465 serta nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Julukan Sunan Bonang berasal dari salah nama desa di kabupaten Rembang, yaitu desa Bonang.

Sunan Bonang dikenal amat pandai dengan Ilmu Fikih, Ushuluddin, Tasawuf, Seni, Sastra, Arsitektur, dan lain sebagainya.

Wilayah dakwahnya adalah daerah Kediri. Di sana, Ia mengajarkan Islam melalui Wayang, Tembang, dan Sastra Sufistik. Karya sastra terkenal yang digubah Sunan Bonang adalah Suluk Wujil.

9. Sunan Drajat

Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim atau Syarifuddin. Ia lahir pada Tahun 1470 dan merupakan Putra Bungsu Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila.

Wilayah dakwahnya berada di Paciran, Lamongan. Strategi dakwahnya terkenal dengan pendidikan akhlak kepada masyarakat.

Di Paciran, Sunan Drajat mendidik masyarakat untuk memperhatikan kaum Fakir Miskin. Ia menjunjung tinggi kesejahteraan Umat. Selain itu, Sunan Drajat juga dikenal dengan Pengajaran Teknik membuat Rumah dan Tandu.



Itulah Sejarah dan Nama-nama Asli dari para Walisongo. Dan juga kita harus mengingat terus dan berdoalah kepada Allah SWT.

Wabillahit-tafik wal-hidaiyah,

Wassalammu‘alaikum warramatullahi wabarakatuh.

Ads