Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[#2] Materi Kimia (Kelas 12) : Benzena, Polimer (Makromolekul), dan Senyawa Organik (+ Video Pembelajaran) [#BelajarDiRumah]

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Hello gaes! Apakah kalian malas belajar Kimia? Dan jangan malas untuk mempelajari tentang Ilmu Sains. Kali ini kita berjumpa lagi di Kelas 12, dan saya akan membahas tentang Benzena, Polimer (Makromolekul), dan Senyawa Organik untuk Materi Pelajaran Kimia.




SENYAWA ORGANIK / KARBON (TURUNAN ALKANA)


Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh. Senyawa turunan alkana merupakan senyawa yang dianggap berasal dari alkana, di mana salah satu atau beberapa atom Hidrogen-nya digantikan oleh atom atau gugus atom tertentu. Gugus pengganti ini disebut sebagai gugus fungsi. Masing-masing gugus fungsi akan memberikan ciri khas pada sifat fisik maupun kimia pada senyawa-senyawa yang memiliki gugus tersebut. Berikut akan dibahas tata nama beberapa senyawa turunan alkana.

A. Pengertian Senyawa Karbon

Sebelum membahas detail tentang senyawa karbon, tentu kamu harus tahu dulu ya apa itu pengertiannya. Senyawa karbon adalah senyawa yang komponen utamanya tersusun dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), dan unsur organik lainnya.

Karbon merupakan komponen terbesar dalam senyawa ini. Hal ini disebabkan oleh keistimewaan atom karbon. Elektron valensi atom karbon yang berjumlah 4, memungkinkan karbon dapat mengikat 4 atom karbon atau unsur lainnya. 

Karbon juga bisa membentuk Ikatan Tunggal, Rangkap Dua, dan Rangkap Tiga. Keistimewaan ini membuat atom karbon mampu membentuk rantai karbon. 

B. Penggolongan Senyawa Karbon

Karena kemampuan atom karbon yang bisa membentuk rantai karbon dan mengikat gugus fungsi yang beragam, senyawa karbon pun memiliki cakupan yang luas. Nah, supaya lebih mudah mempelajarinya, senyawa karbon digolongkan berdasarkan gugus fungsi yang dimiliki. Berdasarkan gugus fungsinya, inilah penggolongan senyawa karbon :


Untuk lebih mudah mengingat Penamaan Gugus Senyawa, silahkan lihat di sini :


C. Golongan Senyawa Karbon dan Karakteristiknya

1. Alkohol (Alkanol)

    a. Pengertian dan Penggolongan Alkohol

Alkohol merupakan senyawa karbon dengan gugus fungsi -OH (gugus hidroksi). Rumus umumnya ialah R - OH. Alkohol gampang larut dalam air dan titik didihnya relatif tinggi, karena adanya ikatan hidrogen. Berdasarkan letak gugus hidroksinya, alkohol dibedakan jadi 3 jenis, yakni alkohol primer, sekunder, dan tersier. Dan merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus hidroksil (−OH). Senyawa alkohol dengan satu gugus −OH mempunyai rumus umum CnH2n+2O.

senyawa turunan alkana pada alkohol

    b. Tata Nama Senyawa Alkohol

Tata nama IUPAC :

  1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −OH ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-ol”. Misalnya, etana menjadi etanol.


    tata nama alkana pada etana

  2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OH diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.


    penomoran pada atom C

Tata nama Trivial :

Rumus alkohol dapat ditulis sebagai R−OH atau CnH2n+1OH di mana R adalah gugus alkil CnH2n+1. Nama trivial alkohol yaitu alkil alkohol, diambil dari nama gugus alkil yang mengikat gugus −OH.

tata nama trivial alkohol


    c. Reaksi pada Alkohol


2. Eter (Alkoksi Alkana)

    a. Pengertian Eter

yaitu senyawa turunan alkana yang memiliki gugus alkoksi (−OR′). Senyawa eter dengan satu gugus −OR′ mempunyai rumus umum CnH2n+2O. Eter dapat dilihat sebagai dua gugus alkil, yakni R dan R′ yang terikat pada satu atom O.

    b. Tata Nama Eter 

Tata nama IUPAC :
  1. Gugus alkil yang lebih panjang ditetapkan sebagai rantai induk alkana. Sedangkan, gugus alkil yang lebih pendek sebagai gugus alkoksi.

    tata nama iupac eter

  2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat gugus −OR′ diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.


    penomoran alkoksialkana

Tata nama Trivial :
Rumus eter dapat ditulis sebagai R−O−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil CnH2n+1. Nama trivial eter diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat pada atom O. Eter yang kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil eter. Eter yang kedua gugus alkilnya berbeda diberi nama alkil alkil eter, di mana urutan penulisan nama gugus alkil tidak harus secara alfabetik.

tata nama trivial eter


    c. Reaksi pada Eter



3. Aldehid (Alkanal)

    a. Pengertian Aldehid

Aldehid merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus −CHO, yaitu gugus karbonil (−CO−) pada ujung rantai. Gugus −CO− pada aldehida terikat dengan satu atom H dan satu gugus alkil R. Senyawa aldehida dengan satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.

    b. Tata Nama Aldehid

Tata nama IUPAC :
Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CHO ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-al”. Misalnya, propana menjadi propanal. Gugus fungsi −CHO selalu ditetapkan sebagai atom C nomor satu pada rantai induk, sehingga tidak perlu dinyatakan nomor posisinya.

turunan alkana aldehida

Tata nama Trivial :

tata nama trivial aldehida


4. Keton (Alkanon)

    a. Pengertian Keton

Keton merupakan senyawa karbon dengan rumus umum R–CO–R’. Keton disebut juga sebagai senyawa karbonil karena memiliki gugus fungsi C = O. Keton dapat dibuat dari oksidasi alkohol sekunder. Keton tidak dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens, sehingga dapat dibedakan dari aldehid. Keton juga merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karbonil (−CO−) pada tengah rantai. Gugus −CO− pada keton terikat dengan dua gugus alkil R dan R′. Senyawa keton dengan satu gugus −CO− mempunyai rumus umum CnH2nO.

    b. Tata Nama Keton

Tata nama IUPAC :
  1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −CO− ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan mengganti akhiran “-a” pada alkana menjadi “-on”. Misalnya, propana menjadi propanon.

    nama iupac alkanon

  2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga posisi gugus −CO− diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.


    senyawa turunan alkana penomoran keton
Tata nama Trivial :
Rumus keton dapat ditulis sebagai R−CO−R′ di mana R dan R′ adalah gugus alkil CnH2n+1. Nama trivial keton diambil dari nama kedua gugus alkil R dan R′ yang terikat pada atom O. Keton yang kedua gugus alkilnya sama diberi nama dialkil keton. Keton yang kedua gugus alkilnya berbeda diberi nama alkil alkil keton, di mana urutan penulisan nama gugus alkil tidak harus secara alfabetik.

tata nama alkana keton


5. Asam Karboksilat (Asam Alkanoat)

    a. Pengertian Asam Karboksilat

Asam Karboksilat merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboksil (−COOH). Gugus −COOH merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−) dan gugus hidroksil (−OH). Senyawa asam karboksilat dengan satu gugus −COOH mempunyai rumus umum CnH2nO2.

    b. Tata Nama Asam Karboksilat

Tata nama IUPAC :
  1. Rantai terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung gugus −COOH ditetapkan sebagai rantai induk. Selanjutnya, rantai induk tersebut diberi nama dengan awalan kata “asam” dan akhiran “-a” pada alkana diganti menjadi “-oat”. Misalnya, butana menjadi asam butanoat.

    nama iupac asam karboksilat

  2. Penomoran selalu dimulai dari atom C gugus −COOH sebagai atom C nomor 1.

    penomoran asam alkanoat
Tata nama Trivial :
Nama trivial asam karboksilat secara umum diambil dari nama Latin sumber alami asam karboksilat terkait. Misalnya, asam metanoat (HCOOH) disebut asam format karena dapat ditemukan pada semut (Latin: formica). Asam butanoat disebut asam butirat karena dapat ditemukan di dalam mentega (Latin: butyrum).
tata nama trivial asam karboksilat

Posisi cabang-cabang pada rantai induk dinyatakan dengan huruf Yunani (Îą, β, Îł, dan seterusnya hingga ω). Penomoran dimulai dari atom C-Îą (alfa), yaitu atom C nomor 2 yang terikat langsung dengan gugus −COOH, kemudian β (beta), Îł (gamma), dan seterusnya. Atom C yang berada di ujung rantai biasanya ditandai dengan ω (omega).

penomoran senyawa alkana asam karboksilat

    c. Reaksi pada Asam Karboksilat


6. Ester (Alkil Alkanoat)

    a. Pengertian Ester

Ester merupakan senyawa kabron dengan rumus umum R-COO-R’. Ester dapat dibuat dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Ester juga merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus karboalkoksi (−COOR′). Gugus −COOR′ merupakan gugus yang terdiri dari gugus karbonil (−CO−) dan gugus alkoksi (−OR′). Senyawa ester dengan satu gugus −COOR′ mempunyai rumus umum CnH2nO2.

Reaksi pembentukan ester disebut sebagai reaksi esterifikasi  yang mengikuti persamaan berikut.

R-COOH + R’-OH → R-COO-R’ + H2O

    b. Tata Nama Ester

Tata nama IUPAC :
Rumus ester dapat ditulis sebagai RCOOR′ dan nama IUPAC ester adalah alkil alkanoat. Nama gugus alkil berasal dari nama gugus R′ yang terikat pada atom O. Sedangkan, nama alkanoat diambil dari nama gugus RCOO.

ester alkil alkanoat

Tata nama Trivial :
Nama trivial ester hampir sama dengan nama IUPAC-nya. Perbedaannya hanya nama gugus alkanoat ester mengikuti nama trivial asam karboksilat.

tata nama alkana ester


    c. Reaksi pada Ester


7. Alkil Halida (Haloalkana) 

    a. Pengertian Alkil Halida

Alkil halida adalah senyawa turunan alkana yang terbentuk dari reaksi substitusi atom hidrogen oleh unsur dari golongan halogen (golongan VII A). Rumus umumnya adalah R-X, dengan X adalah halogen (F, Cl, Br, I). Senyawa haloalkana dengan satu atom halogen X mempunyai rumus umum CnH2n+1X.

    b. Tata Nama Alkil Halida

Tata nama IUPAC :
  1. Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung atom halogen ditetapkan sebagai rantai induk.
  2. Penomoran dilakukan sedemikian sehingga atom C yang mengikat atom halogen diprioritaskan mempunyai nomor yang sekecil mungkin.
  3. Atom halogen diberi nama bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), dan iodo (I). Nama atom halogen ditulis terlebih dahulu sebelum nama cabang alkil.
  4. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka nama dinyatakan dengan awalan “di-”, “tri-”, “tetra-”, dan seterusnya. Misalnya, difluoro, trikloro, dan sebagainya.
    turunan alkana alkil halida
  5. Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan pada kereaktifan atom halogen mulai dari F, Cl, Br, kemudian I. Akan tetapi, penulisan nama tetap secara alfabetik, yaitu dari bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), lalu iodo (I).
penomoran haloalkana

Tata nama Trivial :
Pada monohaloalkana (haloalkana dengan hanya satu atom halogen), nama trivialnya adalah alkil halida. Hal ini didasarkan pada rumus monohaloalkana yang dapat ditulis sebagai R−X di mana R adalah gugus alkil.

haloalkana


D. Kegunaan Senyawa Karbon dalam kehidupan sehari-hari

Senyawa Organik adalah senyawa yang umumnya tersusun dari unsur carbon dan hydrogen, tetapi unsur hydrogen bisa juga digantikan dengan unsur lain seperti oksigen, nitrogen, belerang, dan fosfor dalam jumlah sedikit.

Mengapa Senyawa Organik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari? Karena sebagian besar kandungan didalam alam yang kita tau dan kita bisa rasakan setiap hari umumnya terdiri dari unsur-unsur diatas misalnya pada glukosa (C6H12O6), bensin (C8H18), cuka (CH3COOH), dan masih banyak yang lainnya.

Dan ada juga kegunaan senyawa organik dalam berbagai bidang. Yang pertama adalah bidang pangan, dalam bidang pangan senyawa organik berfungsi sebagai nutrisi dan sebagai bahan tambahan makanan. Dalam kehidupan kita membutuhkan nutrisi untuk kesehatan kita, dan dalam mekanan yang kita konsumsi itu terdapat sebagian besar senyawa organik yang didalam tubuh kita dapat memberikan nutrisi. contohnya adalah lemak, lemak merupakan senyawa organik yang biasa digunakan dalam pembuatan roti, kue, memberbaiki cita rasa. Selain memberikan nutrisi senyawa organik juga berfungsi sebagai bahan tambahan makanan contohnya adalah bahan pengawet seperti asam benzoate, asam propionate, natrium sorbat. Sebagai bahan pewarna contohnya annatto, kurkumin, karoten. Sebagai pemanis contohnya fruktosa, sakarin dan masih banyak lagi bahan tambahan makanan yang diperoleh dari senyawa organik.

Selain dalam bidang pangan senyawa organik juga berfungsi dalam bidang kesehatan, karena obat-obatan yang dibuat tidak lepas dengan unsur-unsur dari senyawa organik. Misalnya adalah paracetamol, aspirin, kloroform, daun sirih, dan masih banyak lagi.

Selanjutnya adalah senyawa organik dalam bidang pertanian, senyawa organik juga bisa digunakan sebagai pembasmi hama tamanan (pestisida). Diantaranya adalah klorotaronil, klofiripos, dan ametrin.

Itulah beberapa fungsi dari senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya masih banyak hal-hal lain yang diperoleh dari senyawa organik tetapi tidak dapat dibahas secara detail. Oleh sebab itu kita sangat perlu untuk mempelajari tentang senyawa organik agar kita dapat mengetahui bahkan mungkin saja dapat mengebangkan senyawa tersebut agar memiliki fungsi baru yang dibutuhkan oleh manusia dimasa yang akan datang.  

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat dan tontonlah Video YouTube di bawah ini :







BENZENA


Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri kimia, terutama sebagai Prekursor dalam sintesis berbagai bahan kimia lainnya. Benzena tergolong senyawa hidrokarbon aromatik. Istilah “aromatik” ini diberikan karena pada saat pertama kali ditemukan banyak senyawa golongan ini yang memiliki aroma yang khas. Namun, kini istilah “Aromatik” dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas tertentu, selain dari aromanya. Hal ini dikarenakan belakangan diketahui ada pula senyawa-senyawa aromatik yang tidak berbau.

A. Struktur Benzena

Benzena memiliki rumus kimia C6H6. Perbandingan jumlah atom C dan H-nya menunjukkan bahwa benzena sangat tidak jenuh. Pada mulanya, para ahli mengusulkan bahwa benzena memiliki struktur alifatik dengan adanya ikatan rangkap dua ataupun tiga. Namun, faktanya benzena tidak memperlihatkan sifat ketidakjenuhan dari struktur demikian. Hasil eksperimen menunjukkan sifat-sifat benzena seperti :

  • Benzena ternyata sangat stabil (tidak reaktif).
    Benzena tidak bereaksi dengan Br2, kecuali dengan bantuan katalis. Hal ini tidak sesuai dengan sifat ketidakjenuhan alkena ataupun alkuna yang mudah diadisi oleh bromin.
  • Monosubstitusi atom halogen (X) pada benzena hanya menghasilkan satu jenis senyawa, yaitu C6H5
    Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat keisometrian geometri sebagaimana pada alkena.

Pada Tahun 1865, August KekulĂŠ mengajukan struktur benzena sebagai suatu cincin yang terdiri dari 6 atom C dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua yang berselang-seling. Namun demikian, struktur ini kembali tidak dapat menjelaskan sifat-sifat benzena seperti:

  • Benzena meskipun memiliki Ikatan Rangkap Dua cenderung mengalami reaksi substitusi, bukan reaksi adisi seperti alkena umumnya.
  • Berdasarkan pengukuran dengan Difraksi sinar-X, benzena hanya memiliki satu panjang Ikatan antar Atom C yaitu 0,139 nm, yang menunjukkan bahwa semua ikatan dalam benzena sama/setara.

struktur benzena
Model struktur benzena menurut KekulĂŠ.

Berdasarkan Fakta demikian, pada Tahun 1931, Linus Pauling kemudian merumuskan struktur benzena sebagai struktur hibrida resonansi, yaitu struktur yang berada di antara dua struktur KekulĂŠ. Struktur ini membentuk sistem delokalisasi elektron yang menstabilkan struktur.

struktur resonansi linus pauling

Struktur resonansi dari benzena menurut Linus Pauling.
Tanda ↔ menunjukkan beresonansi, bukan setimbang.

hibrida resonansi

Struktur hibrida resonansi benzena dengan lingkaran dalam cincin menunjukkan adanya delokalisasi elektron.

B. Tata Nama Turunan Benzena

Senyawa Turunan Benzena dapat dianggap berasal dari benzena yang di mana satu atau lebih atom H-nya diganti dengan substituen lain berupa atom seperti −Br ataupun gugus atom seperti −COOH. Berikut aturan penamaan untuk senyawa-senyawa turunan benzena.

1. Jika satu atom H pada benzena diganti satu substituen seperti −Cl, −CH3, −NO2, −NH2, −OH, −CHO, dan lain-lain, maka struktur dan penamaannya seperti berikut.


2. Jika terdapat lebih dari satu substituen, maka diberi penomoran searah atau berlawanan arah jarum jam agar substituen-substituen mendapat nomor serendah mungkin. Untuk substituen-substituen sejenis, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, dan heksa-. Urutan prioritas penomoran untuk beberapa substituen umum yaitu sebagai berikut.

−COOH, −SO3H, −COOR, −CN, −CHO, −CO, −OH, −NH2, −OR, −R, −X (F, Cl, Br, I), −NO2

Jika terdapat dua substituen, selain dengan penomoran, juga dapat digunakan awalan o-(orto) untuk posisi atom karbon nomor 1 dan 2, m-(meta) untuk posisi 1 dan 3, atau p-(para) untuk posisi 1 dan 4.

Contoh :


Jika cincin benzena dianggap sebagai substituen, bukan sebagai induk, maka gugus benzena yang kehilangan satu atom H (C6H5) disebut gugus fenil. Sedangkan, gugus metilbenzena (toluena) yang kehilangan satu atom H (C6H5CH2) disebut gugus benzil.


C. Sifat-sifat Benzena

Benzena termasuk senyawa beracun dan bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Benzena berwujud cair pada suhu ruang, tidak berwarna, dan mudah menguap. Titik lelehnya 6°C dan titik didihnya 80°C. Strukturnya yang simetris dan planar menyebabkan susunannya sebagai kristal lebih rapat dan akibatnya titik lelehnya lebih tinggi dibandingkan heksana (−95°C). Seperti senyawa hidrokarbon lainnya, benzena juga bersifat nonpolar. Oleh karena itu, benzena larut dalam pelarut kurang polar atau nonpolar seperti eter dan tetraklorometana, namun tidak larut dalam pelarut polar seperti air.

Untuk dapat dibedakan dengan jenis senyawa yang lainnya, senyawa benzena memiliki beberapa sifat atau karakteristik yang pada umumnya dapat kita bedakan menjadi 2 jenis yaitu sifat fisik dan sifat kimia senyawa itu sendiri. Adapun sifat – sifatnya tersebut adalah :

1. Sifat Fisik
  • Benzena tidak memiliki warna
  • Berfasa cair
  • Memiliki volatilitas (kecenderungan untuk menguap) yang tinggi
  • Titik didih Benzena adalah 80°C dan turunannya berkisar di antara 80 hingga 250 o Perbedaan pada titik didih disebabkan karena senyawa turunan benzena memiliki tingkat polaritas gugus fungsional yang berbeda.
  • Memiliki bau yang khas
2. Sifat Kimia
  • Lebih mudah untuk mengalami reaksi substitusi jika dibandingkan dengan reaksi adisi
  • Dapat digunakan sebagai pelarut dan pensintesis serta bahan dasar dari berbagai macam senyawa karbon
  • Tidak larut di dalam air atau pelarut polar lainnya
  • Bersifat karsinogenik atau sebagai racun
  • Mudah terbakar
  • Benzena masuk ke dalam senyawa yang nonpolar

Benzena cenderung tidak begitu reaktif, namun mudah terbakar. Akibat adanya sistem delokalisasi elektron yang menstabilkan benzena, benzena cenderung mudah mengalami reaksi substitusi dibanding reaksi adisi. Reaksi substitusi pada benzena melibatkan serangan pereaksi bermuatan positif parsial ataupun utuh yang suka elektron (elektrofil) pada cincin benzena. Oleh karena itu, reaksi substitusi pada benzena sering disebut sebagai reaksi substitusi elektrofilik. Reaksi-reaksi substitusi pada benzena, antara lain :

  • Halogenasi
Benzena bereaksi dengan halogen seperti Cl2 dan Br2 dengan bantuan katalis besi(III) halida (FeCl3 atau FeBr3) membentuk senyawa halobenzena.

sifat benzena halogenasi

  • Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalis asam sulfat pekat membentuk nitrobenzena.

nitrasi

  • Sulfonasi
Benzena bereaksi dengan SO3 dalam asam sulfat pekat bila dipanaskan membentuk asam benzenasulfonat.

sulfonasi sifat benzena

  • Alkilasi Friedel-Crafts
Benzena bereaksi dengan alkil halida dengan bantuan katalis aluminium klorida (AlCl3) membentuk alkilbenzena.

alkilasi friedel crafts


D. Kegunaan Benzena

Senyawa benzena dan turunannya memiliki banyak sekali kegunaan yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, di antara lain :

1. Benzena

Benzena banyak digunakan sebagai pelarut dan juga bahan baku pembentukkan senyawa aromatik lain yang kemudian disebut sebagai senyawa turunan benzena.

2. Fenol

Dalam kehidupan sehari-hari, Fenol digunakan untuk membuat Karbol. Karbol adalah desinfektan untuk kamar mandi dan lantai. Dalam bentuk Resin, Fenol digunakan untuk mengawetkan kayu, membuat konstruksi bangunan, dan lainnya. Adapun dampak negatifnya, Fenol dapat merusak jaringan protein dalam tubuh.

3. Asam Benzoat

Asam Benzoat sering digunakan sebagai pengawet makanan dan minuman. Asam benzoat sulit larut dalam air. Sehingga senyawa ini digunakan dalam bentuk garamnya. Garam natrium benzoat mudah larut dalam air.

Azam Benzoat secara alami terdapat dalam rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis. Azam Benzoat tidak boleh digunakan secara berlebihan. Penggunaan dalam jumlah besar dapat menyebabkan Hiperaktif pada anak dan Alergi untuk beberapa orang.

4. Asam salisilat

Asam salisilat ditambahkan ke daam bedak dan salep sebagai zat antifungi (anti jamur). Zat ini digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit kulit, seperti panu dan kutu air.

Selain itu juga ditambahkan dalam sampo karena dapat mengikis lapisan ketombe dan secara aktif menghambat pertumbuhan mikroorganisme di kepala.

Namun penggunaan asam silsilat sebagai pengawet dapat menimbulkan iritasi dan sakit lambung.

5. Asetosal (Asam asetilsalisilat)

Asetosal dikenla juga dengan nama Aspirin. Aspirin digunakan sebagai zat Analgesik atau penghilang rasa sakit dan zat Antipiretik (Penurun Panas). Sehingga aspirin sering digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, dan demam.

Namun penggunaan Asetosol dalam jangka waktu yang lama menyebabkan lapisan mukosa lambung iritasi sehingga menimbulkan Sakit Mag.

6. Parasetamol

Parasetamol dikenal juga dengan asetaminofen. Obat ini memiliki khasiat yang sama seoerti aspirin, namun lebih aman di lambung. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada ginjal dan hati.

7. Benzil alhokol

Benzil alkohol digunakan sebagai zat antiseptik dalam obat kumur untuk mengurangi bau mulut. Selain itu, bensil alkohol juga digunakan sebagai pelarut untuk gelatin, kasein, selulosa, setat, dan cat.

8. Toluena / TNT (2,4,6-trinitrotoluena)

TNT merupakan senyawa turunan Benzena yang banyak digunakan sebagai Bahan Peledak. Senyawa ini diperoleh dengan mereaksikan Toluena dengan asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat.

Penggunaan TNT secara tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan tragedi kemanusiaan dan korban jiwa yang besar. Dan mungkin saja TNT yang ada di dunia Minecraft itu terbuat dari Toluena.


Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat dan tontonlah Video YouTube di bawah ini :




POLIMER (MAKROMOLEKUL)


Membahas polimer, sama artinya membahas tentang ikatan-ikatan kimia. Ikatan Kimia sangat berpengaruh pada karakteristik dan sifat-sifat suatu bahan. Misalnya saja saat kalian menarik Plastik dan Besi. Kira-kira, bahan mana yang bisa dengan mudah tertarik? Jelas Plastik ya karena plastik bersifat Elastis.

Nah, saat keduanya dibakar pada suhu 100 °C, kira-kira bagaimana kondisi Plastik atau Besi? Plastik pasti akan meleleh, sedangkan besi sudah pasti tidak akan meleleh. Pertanyaannya, mengapa bisa demikian? Seperti kalian ketahui, bahwa plastik merupakan salah satu contoh bentuk polimer. Lantas, apakah Polimer itu? Biar enggak penasaran, yuk langsung saja kita bahas Materi Polimer di bawah ini!

A. Pengertian Polimer

Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik pembungkus, Botol Plastik, Styrofoam, Nilon, dan Pipa Paralon termasuk material yang disebut Polimer.

Unit kecil berulang yang membangun polimer disebut Monomer. Sebagai contoh, polipropilena (PP) adalah polimer yang tersusun dari monomer propena.

pengertian polimer

B. Jenis-jenis Polimer

1. Jenis Polimer berdasarkan sumbernya

    a. Polimer Alam

Yaitu Polimer yang terdapat di alam. Contoh :

polimer alam

    b. Polimer Sintesis

Yaitu Polimer yang tidak terdapat di alam. Contoh :


2. Jenis Polimer berdasarkan Monomer penyusunnya

    a. Homopolimer

yaitu polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Contoh: polietilena (etena), polipropilena (propena), polistirena (stirena), PVC (vinil klorida), PVA (vinil asetat), poliisoprena (isoprena), dan PAN (akrilonitril).

    b. Kopolimer

yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer. Contoh: nilon 6,6 (heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam tereftalat + etilena glikol), SBR (stirena + butadiena), dan ABS (akrilonitril + butadiena + stirena).

3. Jenis Polimer berdasarkan sifatnya

    1. Termoplas

Termoplas yaitu Polimer yang melunak jika dipanaskan, dan dapat dicetak kembali menjadi bentuk lain. Sifat ini disebabkan oleh struktur termoplas yang terdiri dari rantai-rantai panjang dengan gaya interaksi antar molekul yang lemah. Sifat-sifat lain dari termoplas adalah ringan, kuat, dan transparan. Contoh termoplas adalah polietilena, polipropilena, PET, dan PVC.

    2. Termoset

Termoset yaitu Polimer yang memiliki bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika dipanaskan. Sifat ini disebabkan oleh ada banyaknya ikatan kovalen yang kuat antara rantai-rantai molekul. Pemanasan termoset pada suhu yang terlalu tinggi dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dan bahkan membuat termoset menjadi terbakar. Contoh termoset adalah bakelit dan melamin.

    3. Elastomer

Elastomer yaitu Polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya tariknya dihilangkan. Elastisitas ini disebabkan oleh struktur elastomer yang terdiri dari rantai-rantai yang saling tumpang tindih dengan adanya ikatan silang (cross-link) yang akan menarik kembali rantai-rantai tersebut kembali ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet alam (poliisoprena) dan karet sintetis SBR.

C. Reaksi Polimerisasi

Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut reaksi polimerisasi. Reaksi Polimerisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Polimerisasi Adisi

Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi adisi adalah senyawa alkena dan turunannya. Dari reaksi polimerisasi adisi dihasilkan polimer adisi sebagai produk tunggal. Contoh reaksi polimerisasi adisi :

    a. Pembentukan Polietilena (PE) dari Etena

pembentukan polietilena dari etena

    b. Pembentukan PVC dari Vinil klorida

pembentukan pvc dari vinil klorida

    c. Pembentukan Poliisoprena dari Isoprena

pembentukan poliisoprena dari isoprena


2. Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi kondensasi merupakan penggabungan monomer dengan reaksi kimia yang terjadi antara 2 Gugus Fungsi berbeda dari masing-masing monomer. Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang masing-masing mempunyai setidaknya dua gugus fungsi reaktif. Dari hasil polimerisasi kondensasi dihasilkan polimer dan juga molekul-molekul kecil, seperti H2O, HCl, dan CH3OH. Polimer seperti poliester, poliamida, polikarbonat, dan poliuretana disintesis melalui reaksi polimerisasi kondensasi. Contoh Reaksi Polimerisasi Adisi :

    a. Pembentukan Poliester : PET dari dimetil tereftalat dan Etilena glikol

PET dari dimetil tereftalat dan etilena glikol


    b. Pembentukan Poliamida : Nilon 66 dari asam adipat dan heksametilendiamina

nilon 66 dari asam adipat dan heksametilendiamina


D. Aplikasi Polimer Sintetis

Adapun kegunaan Polimer dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

1. PVC

Poli(vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk selang air, jas hujan, dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang bersifat kaku digunakan untuk pipa dan pelapis lantai.

2. PS

Polistirena (PS) memiliki beberapa macam bentuk. Polistirena yang berbentuk kaku dan mudah pecah digunakan untuk kotak kaset, peralatan makan—sendok, garpu, dan pisau—plastik. Polistirena berbentuk foam, yakni styrofoam, memiliki sifat insulator panas yang baik. Oleh karena itu, styrofoam banyak digunakan untuk wadah makanan/minuman dan juga gabus penahan benturan dalam kemasan alat elektronik.

polistirena

3. PE (LDPE dan HDPE)
Polietilena (PE) memiliki beragam bentuk. HDPE (high-density polyethylene) adalah polietilena dengan sifat lebih kuat dan kaku yang banyak digunakan untuk botol plastik dan mainan. LDPE (low-density polyethylene) adalah polietilena dengan sifat lebih plastis dan titik leleh lebih rendah dibanding HDPE. LDPE banyak digunakan untuk plastik lembaran, kantong plastik, dan pembungkus kabel.
4. PP

Polipropilena (PP) digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik, karpet, peralatan laboratorium, dan mainan.

5. PTFE

Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga dengan nama dagang Teflon, memiliki sifat kuat, tidak reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan sebagai gasket, pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci anti lengket.

ptfe
6. PMMA

Poli(metil metakrilat) (PMMA) yang dikenal juga dengan nama dagang Plexiglas atau Lucite atau Perspex, memiliki sifat kuat, keras, ringan, dan transparan. PMMA digunakan untuk alat optik, kaca jendela pesawat terbang, furnitur, dan glove box.

pmma

7. PET

Poli(etilena tereftalat) (PET) yang dikenal juga dengan nama dagang Dacron atau Terylene, banyak digunakan sebagai serat tekstil. Selain itu, PET juga banyak digunakan sebagai botol minuman. Dalam bentuk film tipis, PET dengan nama dagang Mylar bersifat kuat dan tahan terhadap robekan, sehingga digunakan untuk pita perekam magnetik, layar perahu, dan kemasan barang.
8. Nilon

Nilon merupakan polimer berbentuk serat yang bersifat kuat, ringan, dan tahan terhadap tegangan. Oleh karena itu, nilon banyak digunakan untuk membuat tali, jala, parasut, tenda, jas hujan, karpet, dan sebagainya.


Demikianlah semoga membantu khususnya untuk menyelesaikan soal Ujian Akhir Tahun (PAT) Mata Pelajaran Kimia Kelas 12. 

Mohon maaf apabila ada sedikit Kesalahan, baik itu Salah Kata, ataupun Salah menulis Rumus.Terima Kasih 😀👍 :)

Wassalammu‘alaikum wr. wb.

Ads