Ketahuilah Gejala-gejala dan Info lainnya terkait dengan Virus Corona Varian Omicron!
Assalammu‘alaikum wr. wb.
Halo semuanya, apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja dan sehat selalu ya! Sekarang sudah di Penghujung Tahun 2021 dan hampir di Pertengahan Tahun 1443 H, dan juga sudah 2 Tahun Pandemi COVID-19 telah melanda Dunia. Meskipun di Indonesia sudah mulai membaik, akan tetapi banyak Negara-negara di Dunia mengalami Lonjakan Kasus COVID-19 terutama untuk Negara-negara Eropa. Biasanya, Penyebab dari Lonjakan Kasus Corona selain tidak menerapkan Protokol Kesehatan, tapi juga karena adanya Mutasi Virus. Dan baru-baru ini habis Varian Delta, terbitlah Varian Omicron yang telah mengancam Dunia termasuk Indonesia. Dan kini, Varian Omicron telah masuk ke Indonesia.
Sumber Artikel : Kompas.com dan Tribunnews.com
Juru bicara program Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi melaporkan dua pasien baru positif COVID-19 yang terpapar varian Omicron.
Nadia menyampaikan, bahwa dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari lima kasus probable varian Omicron yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
“Dua Pasien Terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 Tahun, Laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 Tahun, Laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ujar Nadia dalam keterangan tertulisnya melalui laman Kemenkes RI, Sabtu (18/12/2021 | 13/5/1443).
Dokter Nadia menjelaskan, temuan itu didapatkan dari pemeriksaan SGTF (S-gene Target Failure) oleh Badan Litbang Kesehatan pada Tanggal 14 dan 15 Desember 2021 (9 dan 10 Jumadil Awal 1443 H) lalu.
Dengan adanya temuan kedua ini, artinya sudah ada Tiga (3) Kasus COVID-19 akibat varian Omicron, di mana kasus pertama Varian Omicron di Indonesia telah dikonfirmasi pada Kamis (16/12/2021 | 11/5/1443) lalu atas inisial N yang merupakan pekerja pembersih di Wisma Atlet Jakarta.
Terkait dengan temuan ini, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap waspada, dan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu, mengingat penyebaran varian Omicron yang sangat cepat.
“Penting sekali bagi kita untuk saling menjaga orang-orang terdekat agar tidak tertular COVID-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini. Jadi saya tegaskan kembali agar tidak bepergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” imbuhnya.
Varian Omicron
Dikutip dari WHO.int, World Health Organization (WHO) telah menetapkan Varian Omicron masuk ke dalam kategori Variant of Concern (VOC). Kategori Variant of Concern (VOC) ini diartikan sebagai varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi Efektivitas Vaksin.
Varian baru Virus Corona B.1.1 529 atau yang dinamakan Omicron ini pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada Tanggal 24 November 2021 (19 Rabi'ul Akhir 1443 H). Situasi Epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta.
WHO menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tTajam di Afrika Selatan, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021 (4 Rabi'ul Akhir 1443 H).
Jumlah kasus varian Omicron meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan. Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini. Terdapat sejumlah penelitian yang sedang berlangsung dan TAG-VE akan terus mengevaluasi varian ini.
TAG-VE atau Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution adalah kelompok Kerja Ahli Evolusi Virus (VEWG) informal yang dibentuk oleh WHO untuk secara khusus menilai evolusi, mutasi, dan varian SARS-CoV-2.
Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya. VOC atau Variant of Concern ini diartikan sebagai varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Berdasarkan bukti yang disajikan menunjukkan perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19, TAG-VE telah menyarankan WHO bahwa varian ini harus ditetapkan sebagai VOC, dan WHO telah menetapkan B.1.1.529 sebagai VOC, bernama Omicron.
WHO akan mengkomunikasikan temuan baru dengan Negara Anggota dan kepada publik sesuai kebutuhan.
Gejala dari Varian Omicron
1. Sakit Lepala
Menurut studi yang diterbitkan di Journal of Headaches and Pains, sakit kepala merupakan salah satu Gejala COVID-19. Peneliti menemukan gejala ini cenderung bertahan selama tiga hari atau lebih, di mana pasien merasa nyeri sedang hingga parah di kedua sisi kepala meski telah meminum obat.
“COVID-19 mungkin Virus yang secara langsung memengaruhi otak. Atau bisa juga karena sakit, seperti dehidrasi atau kelaparan karena tidak makan dan minum secara normal,” ujar profesional kesehatan dari Zoe Covid Symptom Study (Aplikasi yang mempelajari Gejala COVID-19).
2. Nyeri di seluruh Tubuh
Berbagai keluhan nyeri dilaporkan dalam salah satu penelitian terhadap Pasien COVID-19 yang dilakukan di Indonesia.
Para peneliti mencatat gejala COVID-19 yang dirasakan responden antara lain nyeri otot, nyeri sendi, sakit perut, hingga nyeri pada testis. "Nyeri otot ini menghentikan mereka dari melakukan tugas sehari-hari," ungkap penulis studi.
3. Kelelahan
Sebuah studi menemukan, bahwa kelelahan adalah gejala yang sangat umum dalam kasus Long COVID-19. Para peneliti menggambarkannya pasien yang bergejala parah menunjukkan tanda kelelahan fisik dan mental.
Seperti yang sudah kita tahu, kelelahan fisik dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. Seseorang dengan kelelahan fisik akibat terpapar COVID-19 mungkin merasa sulit secara fisik untuk melakukan hal yang biasanya dilakukan.
Sedangkan kelelahan mental adalah kondisi medis ketika seseorang merasa lelah secara emosional, yang mengganggu fungsi kognitif hingga produktifitas.
4. Pilek
Selain itu, pilek juga disebut sebagai salah satu gejala COVID-19, termasuk yang disebabkan varian Omicron.
Sementara, studi yang dilakukan Zoe Covid, melaporkan bahwa hampir 60 persen orang positif corona disertai anosmia juga merasakan pilek.
“Pilek dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama Covid,” jelas profesor epidemiologi dan kesehatan di University College London Irene Petersen.
5. Sakit dan Gatal di Tenggorokan
Sebuah penelitian di Mesir menunjukkan, bahwa sakit tenggorokan adalah gejala umum dari infeksi virus corona. Para ahli mengamati 120 orang yang terinfeksi COVID-19, kemudian melaporkan bahwa 30 persen dari mereka merasakan sakit tenggorokan.
Data dari aplikasi Zoe Covid menemukan sakit tenggorokan umumnya dilaporkan pada orang dewasa berusia antara 18 hingga 65 Tahun, dan cenderung menjadi gejala ringan yang biasanya berlangsung selama 5 hari.
Dr Coetzee yang pertama kali mengidentifikasi varian Omicron di Afrika Selatan mengatakan, banyak pasien yang telah terpapar varian virus baru ini mengalami gatal aneh di tenggorokan. Hal ini mungkin akan menyebabkan iritasi dan nyeri saat menelan makanan.
Yang terpenting adalah kita harus selalu menerapkan Protokol Kesehatan seperti memakai Masker, menjaga Jarak, mencuci Tangan, menghindari Kerumunan, dan mengurangi Mobilitas agar terhindar dari penularan Virus Corona (COVID-19). Serta lakukanlah Vaksinasi agar kita bisa Kebal dari COVID-19.
Terima Kasih đđđˇđđ :)
Wassalammu‘alaikum Wr. Wb.