Inilah Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenis dari Model Komunikasi
Assalamu‘alaikum wr. wb.
Halo gais! Jika sebelumnya sudah membahas tentang Teori Kebutuhan Maslow, sekarang waktunya membahas tentang Teori Model Komunikasi yang sangat penting di dalam Dunia Pekerjaan.
Sumber Artikel Materi : Senikomunikasi.com dan Pakarkomunikasi.com
A. Pengertian Model Komunikasi
Model komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
John Fiske (1990) menyebut ada 2 (Dua) Mazhab utama yang tercermin dalam Model Komunikasi.
1. Transmisi Pesan
Mazhab pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Aliran ini berkaitan dengan bagaimana pengirim dan penerima membangun pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi.
Mazhab ini cenderung menangani kesalahan komunikasi dan melihat langkah-langkah proses untuk melihat di mana kesalahan tersebut terjadi.
2. Produksi dan pertukaran makna
Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam menghasilkan makna.
B. Fungsi Model Komunikasi
Menurut Gardon Wiseman & Barker, ada tiga fungsi model komunikasi :
- Melukiskan proses komunikasi.
- Menunjukkan hubungan visual.
- Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutsch (1966) menyebutkan 4 (Empat) fungsi model :
- Organizing Functon : mengorganisasikan suatu hal dengan mengurutkan serta mengkaitkan satu bagian/sistem dengan bagian lain sehingga mendapat gambaran menyeluruh.
- Explaining : membantu menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian sederhana.
- To predict : sebuah model memungkinkan kita untuk memprediksi outcome, akibat, yang akan dicapai dari suatu peristiwa.
- Heuristic : melalui model akan mengetahu hal secara keseluruhan dari gambaran komponen pokok dari sebuah proses atau sistem
C. Jenis-jenis Model Komunikasi
Banyak profesional membangun model komunikasi. Diantara berbagai model yang telah dibangun, model komunikasi diklasifikasikan menjadi tiga jenis model, yaitu model komunikasi linier, model komunikasi transaksional, dan model komunikasi interaksional.
1. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana. Model ini menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah.
Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan, komunikator ke komunikan.
Dalam model komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan.
Model komunikasi linear di antaranya :
- Model Komunikasi Aristoteles,
- Model Komunikasi Lasswell,
- Model Komunikasi SMCR Berlo,
- Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
2. Model Komunikasi Transaksional
Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan pada pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses komunikasi yang berlangsung dua arah.
Model komunikasi transaksional mengaitkan komunikasi dengan konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks budaya.
Dalam model ini digambarkan bahwa kita berkomunikasi tidak hanya sebagai ajang untuk pertukaran pesan, melainkan juga untuk membangun hubungan.
Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi transaksional diantaranya adalah model komunikasi transaksional Barnlund.
3. Model Komunikasi Interaksi
Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan komunikasi berlangsung dua arah. Umumnya model komunikasi interaksi digunakan dalam media baru seperti internet atau media komunikasi modern.
Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi interaksi adalah model Osgood dan Schramm. Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model komunikasi sebagai upaya untuk menggambarkan dan menjelaskan proses komunikasi serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta efektivitas komunikasi.
D. Jenis-jenis Model Komunikasi
Berikut ini beberapa model komunikasi menurut para ahli yang terangkum dalam tiga jenis model komunikasi di atas.
1. Model Komunikasi Aristoteles
Model Komunikasi Aristoteles dibentuk dengan 5 (Lima) Elemen dasar :
- Pembicara (Speaker) – orang yang berperan aktif dalam membentuk dan mengirimkan pesan kepada khalayak.
- Pesan verbal (Speech) – pesan yang dibentuk dan disampaikan oleh speaker.
- Situasi (Occasion) – situasi saat pesan disampaikan.
- Khalayak/Audiens (Audience) – orang yang menjadi target sasaran atau khalayak sasaran dalam proses komunikasi.
- Efek (Effect) – dampak yang ditimbulkan dalam proses komunikasi.
Aristoteles menyarankan pembicara untuk membangun pidato untuk audiens yang berbeda pada waktu (kesempatan) yang berbeda dan untuk efek yang berbeda.
Pembicara memainkan peran penting dalam Berbicara di depan Umum atau Public Speaking. Pembicara harus mempersiapkan pidatonya dan menganalisis kebutuhan audiens sebelum naik ke atas panggung. Kata-kata harus memengaruhi pikiran audiens dan meyakinkan pikiran mereka tentang kata-kata itu.
Model komunikasi Aristoteles adalah salah satu model komunikasi linear yang ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan proses public speaking. Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model komunikasi yang diterima secara luas di antara model komunikasi lainnya.
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model Retoris (Rhetorical model). Berdasarkan model komunikasi ini, komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka.
Dalam model komunikasi ini, ada lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message/speech), pendengar (listener/audience), acara (occasion), dan aampak (effect).
2. Model Komunikasi Lasswell
Model Lasswell sering digunakan secara spesifik dalam komunikasi massa. Dia menegaskan, untuk memahami proses komunikasi massa kita perlu mempelajari setiap tahapan dalam modelnya.
Model komunikasi Lasswell dalam rumus who says what in which channel to whom with what effect memiliki 5 (Lima) Komponen :
- Who (Sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.
- What (Message) – isi pesan.
- Channel (Media) – medium atau media.
- Whom (Receiver) – penerima pesan atau khalayak.
- Effect (Feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.
Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis atau kajian untuk mengevaluasi masing-masing komponen dan proses komunikasi secara keseluruhan.
Analisis yang dilakukan terhadap kelima komponen komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :
- Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk memiliki seluruh kekuatan.
- Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan yang disampaikan.
- Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan untuk mencapai khalayak.
- Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.
- Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk memprediksi efek pesan terhadap target sasaran.
Model komunikasi Lasswell awalnya dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa, khususnya studi tentang media propaganda. Namun, pada perkembangannya, model ini digunakan pula untuk menganalisis komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi pesan.
Selain itu, Lasswell juga membawa konsep proses komunikasi yang efektif. Menurutnya, terdapat hubungan antara penyajian fakta-fakta dengan bagaimana fakta-fakta tersebut dapat menyebabkan efek yang berbeda. Penggunaan konsep efek membuat model Laswell tidak seperti namanya. Hal ini dikarenakan efek dapat berperan juga sebagai umpan balik.
Model komunikasi Lasswell memiliki beberapa karakteristik :
- Komunikasi berlangsung satu arah.
- Tidak konsisten karena menyatakan adanya konsep efek.
- Tidak menyertakan umpan balik.
- Mengabaikan kemungkinan adanya hambatan-hambatan komunikasi.
- Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema-tema tradisional.
- Merupakan dasar propaganda karena lebih menitikberatkan pada hasil keluaran.
- Umumnya digunakan untuk media persuasi.
3. Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
Model Shannon dan Weaver menekankan pada penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan.
Diawali dengan pemancar (transmiter) yang mengubah pesan menjadi suatu sinyal, kemudian sinyal tersebut disalurkan atau diberikan pada penerima (received) dalam bentuk percakapan.
Model komunikasi Shannon dan Weaver dapat diterapkan dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.
a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Dalam model komunikasi Shannon dan Weaver terdapat 6 (Enam) Elemen yaitu :
- Pengirim (Sender / Information source) – orang yang membuat pesan, memilih media yang akan digunakan dan mengirimkan pesan.
- Encoder (Transmitter) – orang yang menggunakan mesin yang mengubah pesan ke dalam bentuk sinyal atau data biner. Dimungkinkan juga encoder merujuk pada mesin itu sendiri.
- Media (Channel) – media yang digunakan untuk mengirim pesan.
- Decoder (Transmitter) – mesin yang digunakan untuk mengubah sinyal atau data biner ke dalam bentuk pesan atau penerima pesan yang menginterpretasikan pesan dari sinyal yang diberikan.
- Penerima (Receiver/Destination) – orang yang menerima pesan atau tempat dimana pesan harus dijangkau. Penerima pesan memberikan umpan balik berdasarkan pesan yang dikirimkan oleh pengirim.
- Gangguan (Noise) – gangguan fisik seperti lingkungan, manusia, dan lain-lain yang tidak membiarkan pesan diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Pengirim pesan menyandi pesan dan mengirimkannya kepada penerima pesan melalui media. Pengirim mengubah pesan ke dalam berbagai kode yang dapat dipahami ke dalam mesin. Pesan dikirim dalam bentuk kode melalui media. Penerima harus menerima sandi pesan sebelum memahami dan menginterpretasikannya. Mesin penerima dapat juga berperan sebagai penerima sandi dalam beberapa kasus. Media dapat mengalami gangguan dan penerima bisa saja tidak memiliki kapasitas untuk melakukan sandi-awa sehingga menyebabkan masalah dalam proses komunikasi.
Menurut model ini, terdapat tiga macam permasalahan komunikasi, yaitu masalah teknis, masalah semantik, dan masalah efektifitas.
- Masalah teknis – masalah yang disebabkan oleh channel.
- Masalah semantik – adanya perbedaan dalam mengartikan pesan yang dikirim dan diterima.
- Masalah efektivitas – reaksi penerima terhadap pesan yang disampaikan.
Model ini pada awalnya ditujukan untuk memperbaiki teknis komunikasi utamanya komunikasi melalui telepon dengan tujuan memaksimalkan kapasitas telepon dan meminimalkan gangguan. Namun dalam perkembangannya, model ini kemudian diterapkan bagi seluruh bentuk komunikasi untuk mengembangkan komunikasi yang efektif.
b. Karakteristik Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Model komunikasi Shannon dan Weaver memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Komunikasi berlangsung dalam dua proses yang membuatnya sebagai model yang dapat diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
- Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi efektif dengan cara menghilangkan gangguan atau masalah yang menyebabkan berbagai gangguan.
- Hanya dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi massa atau komunikasi kelompok.
- Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses komunikasi.
- Pengirim pesan berperan aktif dalam mengirim pesan.
- Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang dikirimkan oleh pengirim.
4. Model Komunikasi SMCR Berlo
SMCR singkatan dari Source, Message, Channel, dan Receiver yang merupakan unsur komunikasi. Penemu model SMCR ini adalah David Berlo K. Salah satu mahasiswa generasi pertama di Program Doktor Komunikasi di bawah kepemimpinan Wilbur Schramm di Illinois. Berlo merupakan penulis buku teks komunikasi yang terkenal, The Process of Communication (1960).
Menurut model ini, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut yaitu keterampilan komunikasi, perilaku, informasi, sistem sosial dan budaya. Model komunikasi SMCR juga berfokus pada proses encoding dan decoding yang terjadi sebelum pengirim mengirim pesan dan sebelum penerima menerima pesan. Dalam model ini terdapat beberapa komponen yaitu sender, message, channel, dan receiver. Masing-masing komponen dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Sender (Pengirim)
Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang pengirim pesan atau sumber pesan mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengirim pesan dan penerima pesan, yaitu :
- Keterampilan komunikasi – Jika pengirim pesan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, maka pesan akan lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan dengan pengirim pesan yang tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Keterampilan komunikasi mencakup keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, dan lain-lain.
- Sikap – Sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek pesan.
- Pengetahuan – Pengetahuan yang dimiliki oleh pengirim pesan dapat membuat pesan dapat dikomunikasikan secara lebih efektif.
- Sistem sosial – Sistem sosial yang mencakup nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama dan lain-lain serta tempat dan situasi mempengaruhi cara pengirim pean dalam mengkomunikasikan pesan. Hal ini menciptakan perbedaan dalam membuat pesan.
- Budaya – perbedaan budaya menyebabkan perbedaan dalam menyampaikan pesan.
b. Message (Pesan)
Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan.
Pesan dapat berbentuk suara, teks, video atau lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesan adalah :
- Isi pesan – Merupakan sesuatu yang terdapat dalam pesan.
- Elemen pesan – Elemen pesan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pesan nonverbal yang melekat dalam isi seperti gesture, tanda, bahasa sebagai alat komunikasi, dan lain-lain.
- Perlakuan – Cara pesan dikirimkan kepada penerima pesan yang menimbulkan efek berupa umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan.
- Struktur pesan – Pola pembentukan pesan dapat mempengaruhi efektivitas pesan.
- Kode – Bentuk dimana pesan dikirimkan bisa berupa teks, video, dan lain-lain.
c. Channel (Media)
Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet sebagai media komunikasi dan lain-lain dan biasanya digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau media baru).
Namun, jika merujuk pada bentuk atau konteks komunikasi lain seperti misalnya komunikasi interpersonal maka media komunikasi yang dimaksud merujuk pada kelima rasa melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia.
Kelima rasa inilah yang turut mempengaruhi arus dan efektivitas komunikasi. Kelima rasa tersebut adalah mendengarkan, melihat, menyentuh, mencium, dan merasakan.
- Mendengar – pesan yang diterima melalui indera pendengaran.
- Melihat – pesan yang diterima melalui indera penglihatan mencakup pesan nonverbal.
- Menyentuh – sebagian pesan nonverbal terjadi melalui sentuhan seperti menepuk pundak.
- Mencium – pesan yang diterima melalui indera penciuman.
- Merasakan – pesan yang diterima melalui indera perasa.
d. Receiver (Penerima)
Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerima pesan sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengirim pesan, yaitu :
- Keterampilan komunikasi – Penerima pesan yang memiliki keterampilan komunikasi (keterampilan berbicara, keetrampilan menulis, keterampilan membaca, kemampuan mendengarkan dan lain-lain) yang baik akan dapat menerima pesan dengan baik.
- Sikap – sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.
- Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat membuat pesan mudah diterima dengan baik oleh penerima pesan.
- Sistem sosial – Sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan lain-lain) mempengaruhi cara menerima pesan yang menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
- Budaya – perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
Model komunikasi SMCR Berlo memiliki beberapa karakteristik :
- Fokus pada proses encoding dan decoding.
- Komponen komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
- Tidak adanya konsep umpan balik.
- Efek komunikasi tidak dapat diketahui.
- Tidak ada konsep gangguan atau noise atupun berbagai hambatan proses komunikasi lainnya,
- Komunikasi berlangsung satu arah.
- Baik pemberi pesan atau penerima pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya.
5. Model Komunikasi Barnlund
Pada tahun 1970, Dean C. Barnlund memperkenalkan model komunikasi transaksional, berdasarkan komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication, yang menggambarkan proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara bersamaan antara pihak-pihak komunikasi. Model komunikasi Barnlund dikenal sebagai model komunikasi transaksional Barnlund. Model ini merupakan respon terhadap model komunikasi linier statis, model komunikasi dinamis dan model komunikasi dua arah.
Model komunikasi transaksional Barnlund menggambarkan proses komunikasi yang terus menerus dimana pengirim dan penerima bertukar peran dan posisi secara seimbang. Pesan saat ini dibuat dengan umpan balik terus menerus dari peserta komunikasi. Umpan balik yang diberikan oleh pihak lain merupakan pesan bagi pihak lain.
a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Barnlund
Dalam model komunikasi Barnlund, terdapat beberapa komponen, yaitu :
- Cues – tanda untuk melakukan sesuatu. Terdapat tiga macam cues, yaitu public cues, private cues, dan behavioral cues.
- Public cues – lingkungan, fisik, artifisial atau alamiah.
- Private cues – dikenal dengan orientasi obyek pribadi, dapat berupa verbal dan nonverbal.
- Behavioral cues – dapat berupa verbal atau non verbal.
- Speech act – contoh khusus dalam model komunikasi.
- Filter – realitas manusia yang terikat dengan komunikasi.
- Noise – masalah yang berkembang dalam arus komunikasi dan mengganggu arus pesan.
b. Karakteristik Model Komunikasi Barnlund
Karakteristik model komunikasi Barnlund adalah sebagai berikut :
- Komunikasi bersifat transaksional.
- Digunakan dalam komunikasi interpersonal.
- Pengirim dan penerima pesan dapat bertukar peran.
- Melibatkan peran konteks dan lingkungan.
- Melibatkan gangguan dan hambatan-hambatan komunikasi sebagai faktor.
- Membahas komunikasi non verbal.
- Umpan balik bersifat simultan.
- Pengirim pesan dan penerima pesan saling berbagi kedalaman pengalaman.
- Fokus pada pengiriman pesan yang simultan, gangguan serta umpan balik.
- Dipandang sebagai model komunikasi yang sangat sistematis.
- Model komunikasi dipandang sangat kompleks.
- Pengirim pesan dan penerima pesan harus mengerti kode-kode yang dikirim oleh masing-masing pihak.
6. Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model proses komunikasi yang dijelaskan oleh Osgood dan Schramm cocok untuk bentuk komunikasi interpersonal.
Dijelaskan bahwa proses komunikasi bersifat sirkuler, dengan masing-masing aktor bertindak secara bergantian sebagai komunikator/sumber dan komunikator/penerima.
Menurut model ini masing-masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan (encoding), penafsiran (interpreting) pesan, serta penerimaan dan pemecahan kode pesan (decoding).
Menurut model komunikasi Osgood dan Schramm, proses komunikasi terdiri dari 9 (Sembilan) komponen :
- Sender (Transmitter) orang yang mengirimkan pesan.
- Encoder – orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
- Decoder – orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah dikirimkan oleh encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
- Interpreter – orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang sama.
- Receiver – orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan menginterpretasikan pesan-pesan aktual.
- Message – data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh penerima pesan.
- Feedback – proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
- Medium – media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk mengirim pesan.
- Noise – gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat berupa gangguan semantic dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan pesan yang diinterpretasi oleh penerima pesan.
Menurut Schramm, latar belakang orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam komunikasi.
Setiap orang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan latar belakang ini mempengaruhi interpretasi individu terhadap pesan yang diterima.
Model komunikasi Osgood dan Schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Fokus pada encode dan decode.
- Komunikasi berlangsung dua arah.
- Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat membantu untuk memahami proses komunikasi.
- Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.
- Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.
- Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.
- Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan dan menerima pesan.
- Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
- Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu memahami permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.
- Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.
- Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam interpretasi pesan dan membuat perubahan dalam nilai pesan.
- Tidak sesuai atau tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang sangat kompleks.
- Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi.
- Banyaknya sumber justru akan membuat proses komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
- Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan dan pesan yang diterima
- Digunakan untuk media baru
- Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan tanggapan.
7. Model S&R
Model komunikasi paling dasar. Sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan, komunikasi dianggap sebagai suatu proses aksi & reaksi yang sangat sederhana.
Ketika saya tersenyum pada Anda dan Anda membalas senyuman saya itulah model S&R.
8. Model Westley dan MacLean
Model Westley dan MacLean merupakan model perluasan dari model komunikasi Lasswell dan mode Shannon and Weaver, yaitu dengan menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, dan objek yang tidak terbatas.
Model ini tidak membatasi pada tingkat individu, bisa juga terjadi pada aktivitas suatu kelompok atau suatu lembaga sosial, karena menurut pendapat Westley, setiap individu, kelompok, atau sistem mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.
Model ini merumuskan antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa.
Konsep penting yang tercakup dalam model ini adalah memasukkan umpan balik. Perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan antara komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.
Dalam komunikasi antarpribadi, umpan balik yang diterima bersifat segera, sedangkan umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda.
Dalam model Westley dan MacLean ini terdapat lima unsur, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima dan umpan balik.
Semoga bermanfaat untuk kita semua, terutama untuk Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi.
Terima Kasih šššš :)
Wassalammu‘alaikum wr. wb.