Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia! Inilah Sejarah, dan Tema tentang Hari Kesehatan Mental Sedunia (+ Apa itu Impostor Syndrome?)

Assalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Halo semuanya Tahukah kamu? Bahwa hari ini adalah Hari Kesehatan Mental Sedunia atau bisa disebut sebagai World Mental Health Day yang bertepatan dengan Sabtu, 10 Oktober 2020 (23 Shafar 1442 H) dan diperingati setiap tahunnya Tanggal 10 Oktober. Memang tahun ini diperingati dengan suasananya yang sedikit berbeda, yaitu adanya Pandemi Virus Corona (COVID-19).



Sunber Artikel : Tirto.id

Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun diperingati pada saat kehidupan sehari-hari kita telah banyak berubah akibat Pandemi COVID-19. Beberapa bulan terakhir telah membawa banyak tantangan bagi Petugas Kesehatan, Siswa yang beradaptasi dengan Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning), Pekerja yang Mata Pencahariannya terancam, belum lagi mengelola Kesedihan karena Kehilangan Orang yang dicintai karena Virus Corona (COVID-19).

Konsekuensi Ekonomi dari pandemi ini sudah dirasakan banyak pihak, karena perusahaan melepaskan Staf-nya dalam upaya menyelamatkan Bisnis mereka, atau bahkan Bangkrut.

Dan berikut, inilah Sejarah dan Tema nya untuk tahun ini.

SEJARAH DAN TEMA

Berdasarkan dari pengalaman di masa lalu, kebutuhan akan Kesehatan Mental dan dukungan Psikososial akan meningkat secara substansial dalam beberapa Bulan dan Tahun mendatang. 

Investasi dalam Program Kesehatan Mental di tingkat Nasional dan Internasional, yang belum mendapat banyak perhatian, sekarang menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Inilah mengapa tujuan Kampanye Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini adalah meningkatkan Investasi dalam Kesehatan Mental.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan Mental adalah salah satu Bidang Kesehatan Masyarakat yang paling terabaikan. Hampir 1 Miliar Orang di dunia memiliki Gangguan Kesehatan Mental, 3 Juta Orang Meninggal setiap Tahun akibat dari Penggunaan Alkohol yang berbahaya dan Satu Orang Meninggal setiap 40 Detik karena Bunuh Diri. Saat ini, Miliaran Orang di Seluruh Dunia telah terpengaruh oleh Pandemi COVID-19, yang berdampak lebih jauh pada Kesehatan Mental Masyarakat.

Namun, sedikit orang di dunia yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, lebih dari 75% orang dengan Gangguan Mental, Neurologis, dan Penyalahgunaan Zat tidak menerima pengobatan sama sekali untuk kondisi mereka. 

Akses terbatas ke Perawatan Kesehatan Mental yang berkualitas dan terjangkau di dunia sebelum pandemi, semakin berkurang karena COVID-19 telah mengganggu Layanan Kesehatan di Seluruh Dunia. Itulah sebabnya, pada Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, WHO, bersama dengan Organisasi Mitra, United for Global Mental Health (United GMH) dan World Federation for Mental Health (WFMH), menyerukan peningkatan besar-besaran dalam Investasi di bidang Kesehatan Mental.

Untuk mendorong Tindakan Publik di Seluruh Dunia, Kampanye Hari Kesehatan Mental Sedunia, "Gerakan untuk Kesehatan Mental : Mari Berinvestasi" telah dimulai pada Bulan September. 

Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah kesempatan bagi dunia untuk berkumpul dan mulai memperbaiki pengabaian terhadap Kesehatan Mental,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia. “Kami sudah melihat konsekuensi Pandemi COVID-19 pada Kesehatan Mental Masyarakat, dan ini baru Permulaan. Kecuali jika kami membuat Komitmen serius untuk meningkatkan Investasi dalam Kesehatan Mental saat ini, Konsekuensi Kesehatan, Sosial, dan Ekonomi akan berdampak luas,” ujarnya.

Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia

Hari Kesehatan Mental Dunia diperingati pertama kali pada 10 Oktober 1992. Ini dimulai sebagai kegiatan tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter. 

Hari tersebut secara resmi diperingati setiap tahun pada Tanggal 10 Oktober. Pada awalnya, Hari Kesehatan Mental Dunia tidakmemiliki tema khusus. Tujuannya adalah untuk mempromosikan advokasi kesehatan mental dan mendidik Publik tentang Isu-isu yang Relevan. 

Dalam Tiga Tahun Pertama salah satu kegiatan utamanya adalah siaran dua jam secara global melalui Sistem Satelit Badan Informasi di Amerika Serikat (AS) dari Studio di Talahassee, Florida.

Pada Tahun 1994, atas saran Sekretaris Jenderal Eugene Brody saat itu, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia ditentukan untuk pertama kalinya, yaitu "Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia". 

Pada Tahun 1995 berbagai Acara Internasional dilakukan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental, mulai dari Rangkaian Acara selama sebulan di Mesir, hingga Konferensi yang diadakan oleh Federasi Prancis untuk Kesehatan Mental di Kementerian Kesehatan, hingga sebuah Perayaan Komunitas di Kepulauan Mikronesia kecil di Pasifik. 

Setiap Tahun, Hari Kesehatan Mental Sedunia kemudian diperingati dengan Tema. Tahun lalu, temanya adalah "Promosi Kesehatan Mental 2019 dan Pencegahan Bunuh Diri".


APA ITU IMPOSTOR SYNDROME?


Sumber Artikel : Health.Detik.com

Baru-baru ini, Viral dengan Game Among Us di kalangan Anak Muda, baik di Indonesia maupun di Seluruh Dunia. Game Among Us menampilkan karakter berwarna-warni dengan masing-masing tugas yang berbeda.

Tidak hanya seru-seruan, Game ini juga membutuhkan Strategi. Salah satu Karakter bernama 'Impostor' bertugas membunuh karakter lain tetapi sebisa mungkin tak diketahui.

Bahkan, sang 'Impostor' bisa saja mengelabui karakter lain, dengan menuduh merekalah Impostor sebenarnya. Game yang sederhana namun butuh trik "Menipu dan Mengelabui (Deceptive and Deceive)" ini menjadi Alternatif menghabiskan Waktu bersama Teman-teman saat merasa Bosan.

Namun, apakah Karakter 'Impostor' dalam Game Among Us ini ada kaitannya dengan Impostor Syndrome?

Psikolog Klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate mengatakan bahwa Impostor Syndrome ini sebenarnya tidak secara resmi ada. Para Psikolog dan Psikiater biasanya akan menggunakan Istlah-istilah yang memang sudah disepakati dan masuk penggolongan Diagnosis tersebut.

"Impostor Syndrome ini bukan hasil dari Konsesus atau Hasil Penelitian dari para Ahli yang kemudian dijadikan Golongan atau Diagnosa yang tepat," papar Kasandra pada Hari Jumat (2/10/2020M | 15/2/1442H).

"Istilah Impostor Syndrome ini juga bagi saya semacam diagnosa keranjang sampah. Akhirnya semua kriteria dimasukkan. Jadi orang merasa 'oh mirip ya?' ini juga secara Psikologis ada Kondisi Psikologis sendiri yang akhirnya mungkin atau suka Self Diagnosis," tambahnya.

Selain itu, Kasandra juga mengatakan bahwa para ahli tidak melihat Impostor Syndrome ini sebagai suatu diagnosa klinis, melainkan istilah yang diciptakan oleh orang awam.

Kasandra juga menambahkan, tampaknya masyarakat saat ini sangat suka untuk memberikan Label. Dan mungkin juga dikaitkan dengan Self Diagnosis akhirnya Diagnosis terhadap diri sendiri, sehingga banyak Istilah-istilah itu digunakan untuk menjelaskan Kondisi-kondisi yang khas.

✱) Hanya Ilustrasi Saja


Jadi kesimpulannya adalah kita harus menjaga Kesehatan Mental kita yang akan berdampak pada Dampak Psikologis kita apalagi ditengah Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung. 

Di Pembahasan kali ini saya sudah membahas pula tentang "Apa itu Impostor Syndrome?" Dan nantikan di pembahasan selanjutnya tentang Cara bermain Game Among Us yang sedang Trending belakangan kali ini, dan saya akan menjelaskan juga tentang "Apa itu Impostor dan Crewmate?".

Terima Kasih 😷😀😊😉👌👍 :)

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Ads