Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Penjelasan Lengkap mengenai Teori Gestalt

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Halo gais! Apakah kamu tahu apa itu Teori Gestalt? Teori Gestalt sendiri memang lebih ke persepsi/pandangan kita terhadap suatu Pola dalam Desain, baik itu Desain Grafis maupun Desain UI/UX. Mari kita simak baik-baik.



Sumber Artikel : Serupa.id dan Glints.com

Teori Gestalt adalah teori kejiwaan yang menyatakan manusia memersepsi suatu hal secara keseluruhan atau utuh terlebih dahulu tanpa memperhatikan bagian-bagian kecil atau elemen pembentuknya. Suatu perspektif yang melihat keutuhan atau keseluruhan yang utuh tersebut disebut sebagai suatu “Gestalt”.

Seperti yang diungkapkan oleh Saleh (2018, hlm. 14) bahwa gestalt adalah Aliran Psikologi yang menolak Ajaran Elementisme dari Wundt dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan (khususnya persepsi) haruslah dilihat sebagai keseluruhan yang utuh, yang tidak terpecah-pecah dalam bagian-bagian dan harus dilihat sebagai suatu “Gestalt”. Perbedaan utama dari Gestalt dari aliran lainnya adalah psikologi gestalt menitikberatkan pada proses-proses sentral seperti sikap, ide, dan harapan untuk mewujudkan tingkah laku atau perilaku manusia.

A. Pengertian Teori Gestalt

Kata Gestalt sendiri berasal dari Bahasa Jerman, yang dalam Bahasa Inggris berarti Form, shape, configuration, whole (Fauzi, 1997, hlm. 26); dalam Bahasa Indonesia berarti “bentuk” atau “konfigurasi”, “hal”, peristiwa”, “pola”, “totalitas”, atau “bentuk keseluruhan” (Diraguganarsa, 1996; Sarwon, 1997 dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 38). Tokoh-tokoh dari aliran ini adalah M. Wertheimer (1880-1943), K. Kofka (1886-1941) dan W. Kohler (1887 – 1967).

Menurut Teori Gestalt, seseorang memersepsikan sesuatu secara keseluruhan atau sebagai Gestalt-nya, sedangkan bagian-bagiannya adalah hal sekunder. Dengan demikian, meskipun Teori Gestalt mengatakan bahwa orang-orang melihat sesuatu secara keseluruhan, itu tidak berarti mereka tidak dapat melihatnya secara individual, terutama ketika menganalisis atau setidaknya menggunakan pikiran kritis untuk melihat sesuatu.

Psikologi Gestalt adalah ilmu psikologi yang mempelajari suatu gejala secara keseluruhan atau keseluruhan, data dalam psikologi Gestalt disebut Fenomena (Gejala). Fenomena adalah data paling mendasar dari Psikologi Gestalt. Dalam hal ini, psikologi Gestalt setuju dengan Filsafat Fenomenologis bahwa suatu pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam sebuah fenomena, ada dua unsur, yaitu objek dan makna. Objek adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan, dan setelah ditangkap oleh Indera, menjadi informasi, dan pada saat yang sama kita memberinya makna.

B. Perkembangan Teori Gestalt

Aliran psikologi gestalt diperkirakan tumbuh berbarengan bersama aliran behavorisme Amerika. Gestalt adalah kata dalam bahasa Jerman yang sering diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris sebagai “form” atau “configuration” yang dapat diartikan sebagai “bentuk” atau “konfigurasi. Aliran di umumkan pertama kali oleh max Wertheimer pada tahun 1912.

Tokoh-tokoh lainnya yang ikut menyuarakan aliran ini adalah Kurt Koffa (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967). Mereka kemudian pindah ke Amerika, karena sebagai keturunan Yahudi mereka jadi sasaran kejaran Nazi. Teori yang mereka ajukan adalah bahwa dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi, rangsangan ditangkap secara keseluruhan.

Eksperimen "Gestalt" pertama melibatkan mengamati gerakan. Jika beberapa lampu diletakkan berjajar dan dinyalakan sebentar, kita tidak akan melihat lampu berkedip bergantian, tetapi kita akan melihat cahaya yang bergerak. Eksperimen lain dilakukan oleh Wolfgang Kohler, dengan monyetnya bernama Sultan.

Selain itu, Aliran Gestalt berkembang berkat seorang bernama Kurt Lewin (1890-1947), yang membawa aliran ini ke Amerika Serikat dan bahkan melahirkan aliran baru bernama psikologi kesadaran. Aliran ini merupakan gabungan dari Aliran Behaviorism yang ada pada tahun 1940-an di Amerika Serikat dengan aliran Psikologi Gestalt yang dipimpin oleh K. Kilat.

C. Prinsip Teori Gestalt

Prinsip Gestalt merupakan sumbangan terbesar dari aliran yang amat berpengaruh baik pada Ilmu Psikologi pada umumnya maupun dalam bidang ilmiah dan terapan lainnya. Pertama, Gestalt menganggap interaksi antara individu dan lingkungan disebut bidang persepsi. Setiap domain persepsi memiliki organisasi, yang cenderung dianggap manusia sebagai bentuk dan landasan. Oleh karena itu, kemampuan kognitif ini merupakan fungsi bawaan manusia daripada keterampilan yang diperoleh. Organisasi ini mempengaruhi kesadaran yang dibentuk oleh Individu.

Juga, salah satu prinsip Gestalt yang paling berpengaruh dalam sains adalah prinsip organisasi. Tentu saja hal ini sesuai dengan teori kehamilan yang tidak hanya melihat sesuatu dari segi unsur-unsurnya saja, tetapi kita juga melihat secara keseluruhan dan dapat menciptakan organisasi tertentu dengan memersepsikannya. Prinsip-prinsip pengorganisasian gestalt adalah sebagai berikut.

1. Principle of Proximity

Berarti bahwa unsur-unsur yang berdekatan (baik dalam waktu maupun dalam ruang) di bidang pandang akan dianggap sebagai bentuk tertentu.

2. Principle of Similarity

Menyatakan bahwa individu akan cenderung memersepsikan stimulus yang sama sebagai satu kesatuan. Kesamaan stimulus dapat berupa kesamaan bentuk, warna, ukuran, dan kecerahan.

3. Principle of Objective Set

Mengatakan bahwa suatu organisasi dibentuk atas dasar seperangkat mental yang telah terbentuk sebelumnya.

4. Principle of Continuity

Ditunjukkan bahwa tugas otak manusia secara alami adalah melakukan proses untuk melengkapi atau melanjutkan informasi bahkan ketika stimulus yang dihasilkan tidak memadai.

5. Principle of Closure / Principle of Good Form

Pernyataan bahwa orang cenderung mengisi bagian yang kosong dari model objek atau pengamatan yang tidak lengkap. Orang akan cenderung melihat suatu objek dengan bentuk yang sempurna dan sederhana sehingga mudah diingat.

6. Principle of Figure Ground

Beranggapan bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan ground (latar belakang). Prinsip ini juga menggambarkan bahwa manusia secara sengaja ataupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang dianggapnya sebagai figure dan mana yang dianggap sebagai ground.

7. Principle of Isomorphism

Menunjukkan hubungan antara aktivitas otak dan kesadaran, atau menunjukkan hubungan struktural antara daerah otak yang diaktifkan dan konten sadarnya.

D. Penerapan Teori Gestalt

Tidak hanya dalam Psikologi umum berupa bentuk konseling dan rekrutmen sumber daya manusia saja, teori gestalt juga banyak diaplikasikan pada bidang lain, terutama pada bidang seni, desain, dan pendidikan.

1. Gestalt pada Pendidikan

Bidang pendidikan mengadopsi gestalt menjadi suatu prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk belajar dengan lebih efektif dan efisien. Prinsip-prinsip tersebut selanjutnya digunakan untuk mengadakan kegiatan pembelajaran atau pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip gestalt. Menurut Sobur (2016, hlm. 234) prinsip-prinsip belajar yang mengadopsi teori psikologi Gestalt adalah sebagai berikut.
  • Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagiannya.
  • Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
  • Belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan.
  • Belajar akan berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian.
  • Belajar akan berhasil bila ada tujuan yang berarti individu.
  • Dalam proses belajar itu, individu merupakan organisme yang aktif, bukan bejana yang harus diisi oleh orang lain.

Untuk membaca Artikel tentang Teori Gestalt dalam Pendidikan (Pembelajaran), silakan lihat dan baca di sini (Gramedia.com).

2. Gestalt pada Seni Rupa dan Desain UI/UX

Gestalt memiliki beberapa prinsip dasar yang dapat diadopsi dan diterapkan dalam tampilan visual. Sepanjang sejarah, seniman dan desainer telah menggunakan prinsip Gestalt yang berbeda untuk membuat desain visual yang bagus. Perbedaan prinsip Gestalt yang biasa digunakan dalam bidang seni dan desain adalah sebagai berikut.

a. Law of Proximity


Prinsip Proximity mengacu pada "jarak" atau "kedekatan" antara elemen visual. Unsur-unsur yang lebih dekat satu sama lain terkait secara persepsi daripada yang terpisah. Dengan demikian, sesuatu yang dekat akan dianggap sebagai satu kesatuan atau kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain meskipun unsur-unsur penyusunnya sebenarnya sama.

b. Law of Closure


Prinsip closure menyatakan bahwa dalam elemen visual yang kompleks kita cenderung mencari pola tunggal yang dapat dikenali. Jadi jika kita melihat gambar dengan bagian yang hilang, otak kita mengisi bagian yang kosong sehingga kita masih bisa mengenali pola utamanya.

c. Law of Similarity


Elemen-elemen Visual dapat dikatakan sekelompok jika atributnya terkait atau serupa. Properti yang disebutkan di sini dapat berupa warna, ukuran, kontras, orientasi, atau bentuk. Jika terdapat hubungan atribut atau kesamaan antar elemen, maka dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen tersebut membentuk suatu kelompok.

d. Law of Common Region


Menurut Bradley (2014), Elemen Visual dianggap sebagai bagian dari grup jika berada dalam wilayah tertutup yang sama. Manusia akan mengelompokkan elemen-elemen ketika elemen tersebut berada dalam wilayah yang sama. Masing-masing kelompok elemen dipisahkan dengan batasan yang jelas.

e. Law of Continuity


Prinsip Continuity menyatakan bahwa unsur-unsur yang tersusun pada garis atau kurva dianggap lebih terhubung daripada unsur-unsur yang tidak berada pada garis lurus atau kurva.

f. Law of Figure Ground


Prinsip Figure Ground menyatakan bahwa orang secara naluriah menganggap objek sebagai latar depan atau latar belakang. Untuk membaca Artikel di Blog ini tentang Figure Ground, silakan lihat di sini.

g. Ground – Law of Uniform Connectedness


Prinsip ini menyatakan bahwa elemen saling terkait satu dengan yang lain dengan menggunakan warna, garis, frame, atau bentuk lain dianggap sebagai satu kesatuan dalam hubungannya dengan unsur-unsur lain yang tidak dihubungkan dengan cara yang sama (tidak seragam).

h. Element Connectedness – Law of Focal Point


Prinsip Focal Point mengatakan bahwa apa pun yang menonjol secara visual akan menangkap dan menarik perhatian pemirsa terlebih dahulu.


Semoga Artikel ini bermanfaat terutama bagi Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) untuk mendesain Gambar Visualisasi dan juga untuk Jurusan Teknik Informatika (IT) untuk Desain UI/UX.

Terima Kasih šŸ˜„šŸ˜˜šŸ‘ŒšŸ‘ :)

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Ads