[TUTORIAL] Cara membuat Tabel Distribusi dan Analisis Deskriptif dengan Excel
Assalamu‘alaikum wr. wb.
Halo gais, Kembali lagi bersama Inzaghi's Blog! Sudah tidak asing lagi yang namanya Microsoft Excel atau Ms Excel yang dikenal dengan banyak Rumus-rumus yang sudah banyak dikenal oleh Orang Awam Teknologi sekalipun. Bahkan saat ini, tidak hanya Microsoft Excel saja yang bisa digunakan sebagai Pengolah Angka dan Data Statistik, tetapi ada Google Spreadsheets, LibreOffice Calc, dan WPS Office.
Dalam Statistika kali ini, kita akan membahas tentang Tutorial Cara membuat Tabel Distribusi dan Analisis Deskriptif dengan Excel.
CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI DI EXCEL
Sumber Artikel : Daun.id dan Danialmahkya.com
Ada banyak jenis rumus di Microsoft Excel yang dapat Anda gunakan dalam laporan tergantung pada kebutuhan Anda. Salah satu rumus yang sering digunakan di Microsoft Excel adalah Fungsi Frequency.
Fungsi Frekuensi sendiri merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung seberapa sering suatu nilai muncul dalam suatu rentang nilai sebagai tabel vertikal. Pada Ms Excel fungsi ini termasuk dalam kategori Fungsi Statistical.
Fungsi atau Rumus Frequency pada Excel menghasilkan sebuah array vertikal yang merupakan frekuensi atau jumlah kemunculan sebuah nilai pada suatu rentang (range) nilai angka tertentu.
A. Rumus Frekuensi
Beberapa perhitungan yang dibutuhkan dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Jangkauan (Range)
Keterangan :
- Max = Data Terbesar
- Min = Data Terkecil
2. Menentukan banyak kelas dengan Rumus Sturgess
Keterangan :
- K = banyak kelas
- n = banyak data
3. Menentukan Panjang Kelas Interval (P)
Keterangan :
- P = Kelas Interval
- R = Jangkauan
- K = Banyak Kelas
B. Membuat Data Frekuensi
1. Menempel (Paste) Frekuensi Data
Misalkan kita mendapatkan Data Acak yaitu :
75 84 68 82 68 90 62 88 93 76 88 79 73 73 61 62 71 59 75 85
83 67 62 79 97 71 78 85 76 74 75 65 62 87 74 93 95 78 72 75
63 82 78 66 75 94 77 63 74 60 68 89 78 96 62 75 95 60 79 71
65 65 73 80 65 57 53 88 78 62 76 74 73 67 86 81 85 72 65 75
Jika kita mendapatkan Data Mentah, maka yang kita lakukan adalah Copy Paste (Copas) seperti biasa.
Kemudian, kita klik pada Bar "Data" lalu klik pada bagian "Text to Columns".
Langkah Pertama adalah kita harus memilih "Fixed width" kemudian Next.
Langkah Kedua, lanjut terus dengan menekan Tombol "Next".
Langkah Terakhir saat dalam Konversi Teks ke Kolom adalah dengan memilih "General", kemudian klik Tombol "Finish".
Atau versi lengkapnya, silakan lihat pada Gambar GIF dibawah ini :
Kemudian hapuslah Data Horizontal di atas kemudian geserlah dan rapikanlah Data Vertikal yang telah kita ubah selanjutnya, boleh dengan menggunakan Center Alignment. Dan hasilnya seperti ini :
2. Mengurutkan Frekuensi Data
Data tersebut masihlah berantakan dan tidak beraturan. Agar data tersebut berurutan, maka kita klik pada Bar "Data" lalu klik pada Tombol "Sort Smallest to Largest".
Jika sudah selesai, maka kita buatlah Tabel seperti pada Gambar berikut ini :
Data yang saya buat adalah data yang berjumlah sebanyak 80 Data. Dimulai dari Array B3 sampai B82. Jadi inilah Rumus-rumus Frekuensi Data yang berdasarkan dengan Data yang telah saya buat :
Nama Variabel
|
Variabel
|
Rumus-rumus
|
Hasil
|
Baris
|
Nilai Terkecil
|
a
|
=MIN(B3:B82)
|
53
|
H6
|
Nilai Terbesar
|
b
|
=MAX(B3:B82)
|
97
|
H7
|
Jumlah Data
|
C
|
=COUNT(B3:B82)
|
80
|
H8
|
Rentang Data
|
r
|
=H7-H6
|
44
|
H9
|
Frekuensi Kelas
|
k
|
=1+3.3*LOG(H8;10)
|
7.280197
|
H10
|
Panjang Kelas
|
P
|
=H9/H10
|
6.043793
|
H11
|
Kolom
|
H
|
H12
|
4. Membuat Tabel Frekuensi Data
Selanjutnya, maka kita buatlah Tabel Frekuensi Data seperti pada Gambar berikut ini :
Kemudian, buatlah Rumus-rumus yang dapat dimasukkan ke dalam Tabel tersebut. Untuk di bagian Interval, yang sebelah Kiri kita tambahkan 1 (Satu). Sedangkan, yang sebelah Kanan kita lakukan Penjumlahan dengan Floor Function dan dikurangkan 1 (Satu).
Start Interval Kiri : =H6 Interval Kanan : =K7+FLOOR(H11; 1)-1 Finish Interval Kiri : =M13+1 Interval Kanan : =H7
Atau lebih jelasnya, yang ini Rumus-rumusnya :
Interval
|
||
=H6
|
-
|
=K7+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M7+1
|
-
|
=K8+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M8+1
|
-
|
=K9+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M9+1
|
-
|
=K10+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M10+1
|
-
|
=K11+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M11+1
|
-
|
=K12+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M12+1
|
-
|
=K13+FLOOR(H11; 1)-1
|
=M13+1
|
-
|
=H7
|
Dan inilah hasilnya :
Interval | ||
53 | - | 58 |
59 | - | 64 |
65 | - | 70 |
71 | - | 76 |
77 | - | 82 |
83 | - | 88 |
89 | - | 94 |
95 | - | 97 |
Kemudian, kita buat Tabel Frekuensi dan untuk rumusnya, lihat saja pada Tabel Interval yang telah kita buat. Untuk Interval Minimum, kita dapat pada Kolom K. Sedangkan, untuk Interval Maksimum kita dapat pada Kolom M. Jadi, Rumusnya untuk Tepi Bawah adalah dari Sheet K7 sampai K14 dikurangkan dengan 0.5. Dan Rumus untuk Tepi Atas adalah dari Sheet M7 sampai M14 ditambahkan dengan 0.5.
Atau lebih jelasnya, yang ini Rumus-rumusnya :
T Atas |
T Bawah |
=K7-0.5 |
=M7+0.5 |
=K8-0.5 |
=M8+0.5 |
=K9-0.5 |
=M9+0.5 |
=K10-0.5 |
=M10+0.5 |
=K11-0.5 |
=M11+0.5 |
=K12-0.5 |
=M12+0.5 |
=K13-0.5 |
=M13+0.5 |
=K14-0.5 |
=M14+0.5 |
Dan inilah hasilnya :
T Atas | T Bawah |
52.5 | 58.5 |
58.5 | 64.5 |
64.5 | 70.5 |
70.5 | 76.5 |
76.5 | 82.5 |
82.5 | 88.5 |
88.5 | 94.5 |
94.5 | 97.5 |
Terakhir, kita membuat Rumus Frekuensi. Perhatikan terlebih dahulu agar kita bisa mengambil Frekuensi Data pada Tabel tersebut. Untuk Frekuensi, bisa menggunakan fungsi =COUNT().
Misalnya, pada Gambar di atas, perhatikan pada Interval antara 53 sampai dengan 58. Yang kita dapatkan ada 2 Sheets. Kemudian, kita sambung lagi untuk Frekuensi yang kedua.
Kita telah mendapatkan 12 Sheets pada Rentang antara 59 sampai dengan 64. Kita lanjutkan sampai Frekuensi ke bawah. Dan inilah hasilnya :
Atau seperti ini untuk lebih lengkapnya :
5. Membuat Kurva Diagram
Bila perlu, kita juga akan membuat Kurva Diagram dari Frekuensi yang telah kita buat. Pertama, kita klik pada Bar "Insert" lalu klik pada bagian "Charts".
Lalu, namailah Kurva yang telah kita buat tadi, misalnya kita beri nama "Kurva Frekuensi". Maka akan seperti ini :
Analisis deskriptif dengan Excel adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Anda tidak perlu capek-capek menulis rumus satu per satu untuk mendapatkan nilai statistik yang Anda butuhkan.
Microsoft Excel adalah perangkat lunak fenomenal yang dikembangkan oleh Microsoft membantu Miliaran orang dalam menyelesaikan masalah terutama terkait dengan perhitungan matematis termasuk statistik.
A. Jenis Analisis Deskriptif di Excel
Seperti bahasan di atas, analisis deskriptif yang dimaksud antara lain :
- Mean
- Standard Error
- Median
- Mode
- Standard Deviation
- Sample Variance
- Kurtosis
- Skewness
- Range
- Minimum
- Maximum
- Sum
- Count
- Largest (1)
- Smallest (1)
- Confidence Level (95,0%)
B. Keunggulan Penggunaan Analisis Deskriptif di Excel
Jika Anda bertanya-tanya mengapa Anda memerlukan Microsoft Excel untuk memproses data statistik Anda, izinkan saya memberi tahu Anda fakta-fakta menyenangkan ini!
1. Desain Antarmuka/Interface (UI) pengguna sangat Ramah
Ya, tampilan interface Microsoft Excel sangat ramah sehingga hampir setiap pengguna dapat menggunakannya tanpa membutuhkan pemahaman atau ilmu khusus.
Anda dapat menggunakannya dengan langkah sederhana untuk menghasilkan output yang Anda inginkan.
2. Tidak perlu Coding
Beberapa Software Statistik mengharuskan penggunanya untuk melakukan Coding dalam memanggil formula.
Tapi, Excel tidak mengharuskan Anda untuk melakukan Coding apa pun. Anda hanya perlu mengetahui Rumus sederhana atau menggunakan fitur tambahan yang akan membantu Anda menyelesaikan pekerjaan.
3. Mudah diinterpretasikan
Output disajikan dengan cara yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan interpretasikan.
C. Persiapan menggunakan Analisis Deskriptif dengan MS Excel
Inilah langkah-langkah untuk membuat Analisis Deskriptif dengan Microsoft Excel.
1. Mengaktifkan Data Analysis ToolPak di MS Excel
Pertama-tama, kita harus mengaktifkan terlebih dahulu ToolPak Data Analysis di Microsoft Excel dengan cara mengeklik pada bagian "File" dan klik lagi di bagian "More... --> Options".
Kemudian, klik pada bagian "Add-ins" dan pilihlah "Analysis ToolPak". Kemudian, klik pada Tombol "OK".
2. Membuat Analisis Deskriptif di Excel
Pertama, kita klik pada Bar "Data" lalu klik pada bagian "Data Analysis".
Kemudian, ada beberapa Kolom yang harus Anda isi. Misalnya saya sudah membuat Data Distribusi tersebut, maka kita akan isi di bagian "Input Range" dengan Rentang $B$3:$B$82 (Sesuai dengan Data yang Anda buat, itu yang telah saya buat).
Lalu, centanglah di bagian "Labels in First Row" dan pilihlah pada bagian "Output Range" dengan Rentang yang Anda ingin letakkan. Misalnya saya ingin meletakkan di Sheet S6, maka akan memuat Kode seperti ini: $S$6.
Lalu, kita centang lagi pada bagian "Summary Statistics", dan bila perlu kita centang juga pada bagian "Confidence Level for Mean" untuk Tingkat Kepercayaan, misalnya 90%, 92%, 95%, 98%, atau bebas asalkan rentangnya kisaran 90-100 Persen, akan tetapi saya akan pilih saja 95%.
- Input Range : Block data yang akan Anda analisis
- Grouped by : Apakah data dikelompokkan dalam Kolom atau Baris
- Label in First Row : Jika data yang diblokir memiliki label di Baris Pertama, periksa ini
- Output Options : Posisi di mana output akan ditampilkan
- Summary Statistics : Jika Anda ingin melakukan Analisis Statistik Deskriptif yang lebih lengkap
- Confidence Level for Mean : Untuk menampilkan selang kepercayaan untuk rata-rata
- Kth Largest : Untuk menampilkan Posisi Data Terbesar
- Kth Smallest : Untuk menampilkan Posisi Data Terkecil
Dan inilah hasilnya :
3. Interpretasi Statistik Deskriptif di Excel
Jika Anda sudah membuat Tabel Statistik Deskriptif, maka akan ada hasilnya. Inilah Hasil dari Tabel Analisis Deskriptif yang telah saya buat di MS Excel :
Data
Analisis
|
|
Mean
|
75.0625
|
Standard Error
|
1.165477
|
Median
|
75
|
Mode
|
75
|
Standard Deviation
|
10.42434
|
Sample Variance
|
108.6669
|
Kurtosis
|
-0.60435
|
Skewness
|
0.222634
|
Range
|
44
|
Minimum
|
53
|
Maximum
|
97
|
Sum
|
6005
|
Count
|
80
|
Confidence Level(95.0%)
|
2.319824
|
Agar lebih jelasnya, inilah Rincian dari Analisis Deskriptif yang telah kita buat di Excel.
- Mean = 75,0625 >> Rata-rata, ada 75,06 dari data yang telah kita olah.
- Standard Error = 1.165477 >> Nilai ini menunjukkan bahwa sampel yang kita pilih memiliki sebaran yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata partisipasi.
- Median = 75 >> Nilai ini menunjukkan nilai tengah dari sampel yang kita gunakan adalah 75.
- Mode = 75 >> Nilai ini menunjukkan bahwa nilai yang paling banyak muncul berdasarkan sampel yang kita ambil adalah 75.
- Standard deviation = 10.42434 >> Nilai ini menunjukkan nilai sampel yang kita gunakan cukup jauh dari rata-rata.
- Sample variance = 108.6669 >> Nilai ini menunjukkan sampel yang kita gunakan tersebar cukup jauh dari rata-rata.
- Kurtosis = -0.60435 >> Karena nilai kurtosis lebih kecil dari tiga, kita dapat mengambil sampel yang digunakan memiliki distribusi Platikurtik (Cenderung rata).
- Skewness = 0.222634 >> Karena nilai skewness lebih kecil dari nol, kita bisa menyimpulkan sampel yang kita gunakan cenderung menceng kiri.
- Range = 44 >> Nilai ini menunjukkan Rentang dari data yang telah kita buat adalah 44.
- Minimum = 53 >> Nilai ini menunjukkan nilai terendah adalah 53.
- Maximum= 97 Nilai ini menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah 97.
- Sum = 6005 >> Nilai ini menunjukkan bahwa jumlah nilai pada data tersebut adalah 6005.
- Count = 80. Nilai ini menunjukkan jumlah data yang digunakan adalah 80.
- Confidence Level = 2.319824. Nilai ini menunjukkan Tingkat Kepercayaan yang telah kita pilih, yaitu sekitar 95%. Lihat lagi pada Postingan sebelumnya tentang "Sampel Galat dan Estimasi pada Statistika"
D. Kelemahan menggunakan Excel untuk Statistik Deskriptif
Meskipun Microsoft Excel sangat populer dan mudah digunakan, tetap saja Microsoft Excel memiliki kelemahan dalam pengolahan Analisis Deskriptif.
1. Formula terbatas
Meskipun formula super mudah hanya dengan drag dan klik, jumlah rumus Excel yang tercakup dalam fitur ini terbatas.
Excel tidak menyediakan banyak formula sehingga pengguna dapat menggunakan untuk melakukan pemrosesan data. Namun, esensi utama dari statistik deskriptif sudah tercakup di dalam program ini.
2. Hanya untuk data numerik
Untuk Anda para peneliti kualitatif dan menggunakan jenis data kategori, mungkin Excel kurang cocok digunakan. Excel hanya membaca data dalam format numerik.
Meskipun Anda mengubahnya menjadi bentuk angka, Anda akan mengalami kesulitan dalam membaca Output-nya.
3. Hanya untuk analisis variabel tunggal
Bila Anda ingin melakukan analisis deskirptif untuk banyak variabel sekaligus, Excel bukan software yang tepat. Excel hanya mampu melakukan proses analisis deskriptif satu variabel per tiap penggunaannya.
Semoga saja Artikel ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Dan nantikan Tutorial selanjutnya untuk Tableau Public dan IBM SPSS yang berhubungan dengan Statistika.
Terima Kasih šššš :)
Wassalamu‘alaikum wr. wb.