Memperingati Hari Pendidikan Nasional / HARDIKNAS (Sejarah & Berita)
Assalammualaikum wr. wb.
Halo semuanya guys ! Taukah anda ? Bahwa hari ini memperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia atau disebut juga sebagai HARDIKNAS. Hari ini tepatnya pada Tanggal 2 Mei 2018 (16 Syaban 1439 H) merupakan perayaan kenegaraan yang diperingati setiap tahunnya dan pada tanggal 2 Mei. Sebenarnya hari ini merupakan hari lahirnya Pahlawan Nasional di bidang Pendidikan, yakni Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah bapak Pahlawan Nasional.
Dan berikut inilah sejarah Hardiknas.
SEJARAH
BERITA
Berikut merupakan berita yang dikutip dari situs http://bali.tribunnews.com/2018/05/02/hari-pendidikan-nasional-2018-begini-harapan-mendikbud dan merupakan berita yang menjelaskan tentang Hari Pendidikan Nasional, inilah harapannya dari Kemendikbud.
Jadi kesimpulannya adalah Pendidikan itu sangatlah penting karena untuk menempuh kesuksesan di masa yang akan datang. Belajarlah setinggi mungkin sampai kelangit ketujuh. Oh ia, jadi Tut Wuri Handayani berarti dari belakang mendukung (Maksudnya adalah mempelajari kesalahan dan mendukung kebenaran dari masa lalu / masa lampau).
Halo semuanya guys ! Taukah anda ? Bahwa hari ini memperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia atau disebut juga sebagai HARDIKNAS. Hari ini tepatnya pada Tanggal 2 Mei 2018 (16 Syaban 1439 H) merupakan perayaan kenegaraan yang diperingati setiap tahunnya dan pada tanggal 2 Mei. Sebenarnya hari ini merupakan hari lahirnya Pahlawan Nasional di bidang Pendidikan, yakni Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah bapak Pahlawan Nasional.
Dan berikut inilah sejarah Hardiknas.
SEJARAH
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei,
bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang
dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara
lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal
karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada
masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya
yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan
ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan
bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia. Ki Hadjar Dewantara diangkat
sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, tut wuri
handayani ("di belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai
semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959.
Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah
Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Meskipun bukan hari libur nasional, Hari Pendidikan Nasional
dirayakan secara luas di Indonesia. Perayaannya biasanya ditandai dengan
pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari
tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan penyampaian pidato bertema
pendidikan oleh pejabat terkait.
Beliaupun menerapkan prinsip dasar sekolah atau pendidikan lainnya yang berasal dari Sekolah Taman Siswa di Yogyakarta. Berikut kutipannya dalam Bahasa Jawa :
"Ing ngarasa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦁꦠꦸꦭꦝ) (yang di depan memberi teladan)
Ing madya mangun karasa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ) (yang di tengah membangun inisiatif / kemampuan)
Tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲꦤ꧀ꦢꦪꦤ) (dari belakang mendukung)"
~ ~ Ki Hadjar Dewantara ~ ~
~ ~ Ki Hadjar Dewantara ~ ~
BERITA
Berikut merupakan berita yang dikutip dari situs http://bali.tribunnews.com/2018/05/02/hari-pendidikan-nasional-2018-begini-harapan-mendikbud dan merupakan berita yang menjelaskan tentang Hari Pendidikan Nasional, inilah harapannya dari Kemendikbud.
"Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita
jadikan momentum untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap
usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Dalam waktu yang
bersamaan kita menerawang ke depan atau membuat proyeksi tentang pendidikan
nasional yang kita cita-citakan," tulisnya dalam pidato tersebut.
Ia menambahkan pendidikan juga harus menyiapkan tenaga
technocraft, tenaga terampil dan kreatif, yang memiliki daya adaptasi tinggi
terhadap perubahan dunia kerja yang kian cepat dan memiliki kemampuan
berpresisi tinggi untuk mengisi teknostruktur sesuai dengan kebutuhan.
Meskipun demikian, pihaknya juga mengakui bahwa belum semua
wilayah tersentuh pembangunan insfrastruktur yang bisa menjadi sabuk pendidikan
dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan.
"Oleh karena itu, pada tahun-tahun mendatang pemerintah
akan memberikan prioritas pembangunan infrastruktur pada daerah terdepan,
terluar, dan tertinggal (3T) agar wilayah-wilayah tersebut terintegrasi dan
terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan," imbuhnya.
Guru, orang tua, dan masyarakat juga harus menjadi sumber
kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam
menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak-anak Indonesia.
Tripusat pendidikan tersebut menurutnya harus secara
simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran,
kerja keras, gotong-royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan
kemajuan bangsa.
Tantangan eksternal juga muncul yaitu Revolusi Industri 4.0
yang bertumpu pada cyber-physical system yang telah mengubah peri kehidupan
masyarakat.
Artificial intelligence, internet of things, 3D printing,
robot, dan mesin-mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja
manusia.
Kecepatan dan ketepatan menjadi kunci dalam menghadapi
gelombang perubahan tersebut, juga kemampuan dalam beradaptasi dan bertindak
gesit.
"Oleh karena itu, mau tidak mau dunia pendidikan dan
kebudayaan pun harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut. Cara
lama tak mungkin lagi diterapkan untuk menanggapi tantangan eksternal.
Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum
yang hidup dan dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi
pembelajaran yang mutakhir, menjadi keniscayaan pendidikan kita," katanya.
Ia mengajak semua pihak bergandeng tangan, bahu-membahu,
bersinergi memikul tanggung jawab bersama dalam menguatkan pendidikan.
Selain jalur pendidikan formal yang telah berhasil mendidik
lebih dari 40 Juta
anak, pendidikan nonformal juga telah banyak memberikan
andil dalam mencerdaskan bangsa.
"Pendidikan harus dilakukan secara seimbang oleh tiga
jalur, baik jalur formal, nonformal, maupun informal. Ketiganya diposisikan
setara dan saling melengkapi. Masyarakat diberi kebebasan untuk memilih jalur
pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian besar dalam
meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut," pungkasnya.
Jadi kesimpulannya adalah Pendidikan itu sangatlah penting karena untuk menempuh kesuksesan di masa yang akan datang. Belajarlah setinggi mungkin sampai kelangit ketujuh. Oh ia, jadi Tut Wuri Handayani berarti dari belakang mendukung (Maksudnya adalah mempelajari kesalahan dan mendukung kebenaran dari masa lalu / masa lampau).
Sekian informasi ini semoga bermanfaat :) Terima Kasih dan ;
Wassalammualaikum wr. wb.