Merdeka !, Merdeka !, Merdeka !, Merdeka ! Inilah Panduan Lengkap tentang HUT RI ke - 74 Tahun!
Assalammu‘alaikum wr. wb.
Halo semuanya!, Apa yang kalian pikirkan tentang 17 Agustus ? Apakah kalian hanya tahunya Lomba Agustus-san saja? Ia memang sih, kan tepatnya pada Hari Ini (Hari Sabtu), Tanggal 17 Agustus 2019 (16 Dzulhijjah 1440 H) merupakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke - 74 Tahun.
SEJARAH
Pada zaman dahulu kala (74 Tahun yang Lau) ...., sebelum pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan 1364 H), terdapat peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan para tokoh atau pejuang kemerdekaan untuk dapat segera memerdekakan Indonesia.
Dimulai Pada tanggal 12 Agustus 1945 (4 Ramadhan 1364 H), melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang.
16 Agustus 1945 (8 Ramadhan 1364 H), gejolak tekanan di latar belakangi oleh para pengikut Sutan Syahrir yang menginginkan pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia dari Jepang makin memuncak dan tak terkendali. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.
"Saya menghadapi pihak pemuda, pemimpin tua dan pemimpin agama," kata Soekarno ketika berdebat dengan para pemuda yang mendesak kemerdekaan Indonesia segera diumumkan, 15 Agustus 1945 (7 Ramadhan 1364 H) silam.
Peristiwa Rengasdengklok
Dari perdebatan dengan para tokoh pemuda, termasuk Chaerul Saleh yang tergabung dalam gerakan bawah tanah, dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (beserta Fatmawati dan Guntur), dan Hatta, di Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Dalam penculikan tersebut, bermaksud meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang.
Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Jenderal Yamamoto
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto, komandan Jepang di Jawa. Dari pertemuan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Pembacaan Naskah Proklamasi
Setelah diyakini bahwa situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi, maka Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik.
Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 9 Ramadan 1364 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta.
Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka.
Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga Pemuda Pengibar Bendera Merah Putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.
Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno-Hatta yang kemudian menjadi Presiden Dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.
(Sumber : Good News from Indonesia)
MAKNA DARI LOGO HUT RI KE - 74 TAHUN
Dikutip dari Situs : Makassar.Tribunnews.com
(Artikel lainnya yang serupa : Kompas.com)
Indonesia kini akan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-74. Berbagai persiapan telah dilakukan.
Bahkan Satu (1) Minggu sebelum Peringatan Akbar tersebut, seluruh Rakyat Indonesia dari berbagai kalangan menggelar perlombaan-perlombaan untuk menambah Semangat Kemerdekaan.
Tentu ini merupakan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang akan selalu menjadi momen ditunggu-tunggu oleh Masyarakat Indonesia.
Pasalnya, pada momen tersebutlah Masyarakat Indonesia akan kembali diingatkan masa kebebasan Indonesia lepas dari Belenggu Kolonialisme itu selalu diperingati oleh setiap negara secara nasional.
Setiap Tahunnya pemerintah selalu berupaya gencar melaksanakan pesta kemerdekaan dengan memperingati dan merefleksikannya.
Pemerintah selalu mengajak masyarakat Indonesia merefleksikan Hari Kemerdekaan dengan berbagai tema berbeda tiap tahunnya.
Termasuk pada 17 Agustus 2019 ini, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia mengumumkan Tema dan Tampilan Logo peringatan HUT ke 74 Kemerdekaan Republik Indonesia sejak Akhir Juni lalu.
Pemerintah sudah merilis surat edaran pedoman resmi peringatan HUT ke 74 Kemerdekaan RI 2019 yang tersedia di Laman Resminya di www.setneg.go.id.
Arti Logo HUT ke 74 Kemerdekaan RI
Logo yang tampil Berwarna Merah Putih dengan Angka 74 yang cukup simple dengan menggunakan Tipe Font (Type Font) Monstserrat dan Palanquin.
Dilansir dari Situs analisa.id, Logo 74 Tahun Kemerdekaan RI itu melambangkan Sinergi, Kolaborasi, Inspirasi dan Semangat bekerja tiada henti untuk membangun negeri.
Logo yang terdiri dari Angka 7 dan 4, di antara Angka tersebut terdapat Sudut yang melambangkan Kolaborasi dan Visi menuju progres yang lebih baik.
Sementara dari Angka 7 ke 4 membentuk Garis Petir melambangkan Gerakan, Kerja, Energi dan Inspirasi.
Makna Slogan SDM Unggul Indonesia Maju
Tema Kemerdekaan RI 2019 kali ini Sekretaris Negara (Setneg) RI mengedepankan slogan 'SDM Unggul Indonesia Maju'.
Tagline SDM Unggul Indonesia Maju itu menggambarkan Visi Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Dilansir dari Tulisan Eddy Cahyono Sugiarto, maksud dari pada tema SDM Unggul Tahun 2019 ini menjadi prioritas utama yang harus terkonsolidasi dengan baik.
Dalam tulisannya, pembangunan SDM menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
Strategi SDM ini diupayakan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Eddy Cahyono Sugiarto menjelaskan, urgensi pembangunan SDM menjadi Faktor Kunci dalam memenangkan Persaingan Global.
Saat konsekuensi semakin ketat, persaingan di tengah ketidakpastian, maka langkah strategis pembangunan SDM inilah yang selayaknya juga mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Penguatan SDM menuju Manusia Unggul memiliki korelasi yang erat dengan peningkatan produktivitas kerja dalam berbagai lini dan bidang.
Apalagi di tengah Gejolak Ekonomi Ketat bersaing maka, kata Eddy, Indonesia dituntut konsiten menaikkan angkat pertumbuhan ekonomi.
Hal itu beriringan dengan harapan strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan potensi bonus Demografi dan Limpahan Sumber Daya Alam (SDA) .
Harapan capaian pembangunan SDM tersebut juga diharapkan capaia bangsa Indonesia sebagaimana prediksi yang memproyeksikan Indonesia sejajar dengan Cina dan Amerika sebagai Negara Terbesar di dunia Tahun 2030 mendatang.
Kendati pembangunan SDM ini menjadi tantang tersendiri, kata Eddy, tapi jika dicermati dari kemajuan Indienisa terbukti mengalami peningkatan kualitas SDM.
Sebagaimana hal itu dicatat Business World memaparkan peringkat daya saing SDM Indonesia berada di Ranking 45 dari 63 Negara.
Oleh karena itulah strategi pembangunan fokus utama Bangsa Indonesia adalah pembangunan sumber daya manusia yang Terampil dan Ungggul berkontribusi Membangun Bangsa.
CARA MERAYAKAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Dikutip dari Situs : Kompas.com
Namun setidaknya, ada Tujuh (7) Kegiatan yang tak pernah absen dilakukan sebagai bagian dari Perayaan Kemerdekaan :
1. Upacara Bendera
Pada 17 Agustus pagi, banyak Titik Menyelenggarakan Upacara Bendera sebagai Agenda Wajib HUT RI. Upacara Bendera dilakukan mulai dari Istana Merdeka, Kantor-Kantor Pemerintahan, Sekolah, hingga Inisiatif Kelompok Masyarakat tertentu. Meski Upacara Bendera Identik dengan prosesi yang Hikmat, namun ada saja sisi-sisi unik yang dilakukan peserta upacara dari berbagai penjuru negeri.
Pada Upacara Tahun Lalu di Istana Merdeka, misalnya, Seorang Lelaki usia 48 Tahun tidak mengenakan Alas Kaki alias nyeker saat menghadiri upacara HUT RI. Namun, ia datang dengan kondisi nyeker bukan karena tak punya Alas Kaki, melainkan ketika itu dia datang ke istana dengan menggunakan Pakaian Adat Baduy yang memang khas-nya tidak mengenakan Alas Kaki.
Kejadian unik lainnya, misalnya pada upacara pengibaran bendera di halaman kantor Wali Kota Bima pada Tahun 2016 lalu. Seorang Paskibra mengalami kejadian Sepatu Copot seusai upacara pengibaran bendera, tepatnya seusai pembentukan Formasi Barisan dan hendak bergerak menuju Inspektur Upacara setelah Mengibarkan Bendera.
Ada pula sekelompok pegiat lingkungan hidup di Kota Solo yang mengadakan upacara bendera di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosari, Solo pada Tanggal 17 Agustus 2017. Prosesi acara sama seperti Upacara Bendera pada umumnya, hanya saja perlengkapan yang digunakan cenderung lebih sederhana. Misalnya, menggunakan Bambu dan Tali sebagai Tiang Bendera.
2. Festival
Di beberapa Daerah, HUT Kemerdekaan RI dirayakan dengan menggelar Acara atau Festival yang meriah. Salah satu Festival di Tahun ini yang digelar untuk merayakan HUT kemerdekaan RI adalah penyelenggaraan Jakarta Melayu Festival di Mall Ancol Beach City, Sabtu (17/8/2019 | 16/12/1440) pada pukul 19.00 WIB. Ajang menyanyi Lagu-Lagu Melayu ini akan dimeriahkan oleh deretan Artis Tanah Air, bahkan Bintang Reggae Toni Q Rastafara.
3. Perlombaan
Ini adalah hal wajib lainnya yang biasa ditemukan pada HUT Kemerdekaan RI. Perlombaan dilakukan mulai dari tingkat Rukun Warga (RW), Kelurahan, Kota, Provinsi, Institusi, dan juga beragam Kelompok Masyarakat lainnya.
Meski Zaman terus berkembang semakin modern, rupanya lomba-lomba khas yang biasa diadakan pada HUT kemerdekaan RI sejak dulu terus dipertahankan hingga kini.
Beberapa di antaranya adalah Lomba Panjat Pinang, Makan Kerupuk, Balap Karung, dan Tarik Tambang. Sejawaran JJ Rizal, mengatakan Perlombaan yang ada pada 17 Agustus, sebenarnya sudah ada pada masa Kolonialisme Belanda dan Jepang. Selain itu, masing-masing perlombaan ternyata memiliki makna-makna tersendiri di baliknya, lho!
4. Perayaan Unik
Selain dirayakan dengan prosesi-prosesi Selebrasi yang rutin dilakukan setiap tahunnya, biasanya ada saja kelompok-kelompok masyarakat yang merayakan HUT kemerdekaan RI dengan cara yang berbeda. Misalnya saat jajaran kepolisian yang ada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang
Tahun ini mengibarkan Bendera 'Raksasa' dengan Ukuran 30 x 4 Meter. Bendera dikibarkan di ketinggian 700 Meter dari permukaan laut di Gunung Ratu, Kecamatan Ngimbang, Lamongan oleh TNI, jajaran Muspika dan masyarakat, jajaran Polres Lamongan
Hadiah Kemerdekaan RI juga tak melulu diberikan tepat pada 17 Agustus dan bisa diberikan dalam bentuk apa saja. Termasuk dengan cara memecahkan rekor. Pada Sabtu (3/8/2019 | 2/12/1440) lalu, misalnya, Wanita Selam Indonesia (WASI) menginisiasi tiga pemecahan Rekor Dunia selam Guinness World Records Official Attempts di Manado, Sulawesi Utara. Salah satu rekor yang dipecahkan adalah pembentangan bendera terbesar di Bawah Air yang juga dijadikan persembahan jelang HUT kemerdekaan RI.
5. Menghias Rumah
Kamu mungkin menyadari bahwa jelang puncak HUT Kemerdekaan RI setiap tahunnya, pedagang Pernak-Pernik merah putih selalu menjamur. Di samping untuk keperluan menghias lokasi-lokasi perayaan HUT kemerdekaan, beberapa orang juga membelinya untuk menghias tempat tinggalnya. Salah satu yang paling umum adalah bendera merah putih yang dikibarkan di halaman rumah. Pembeli pernak-pernik tersebut sepertinya cukup tinggi, mengingat para pedagang biasanya menjual pernak-pernik lain di hari biasa. Menghias Rumah dengan pernak-pernik bernuansa merah putih juga bisa menjadi pilihan bagi kamu yang tidak punya rencana keluar rumah dan ingin menikmati momentun tersebut di rumah..
6. Berwisata
Tanggal Merah seperti 17 Agustus tentunya tidak dilewatkan sebagian orang untuk berwisata bersama kerabat atau keluarga. Di Jakarta, misalnya, lokasi-lokasi wisata yang biasanya didatangi pada momentum liburan 17 Agustus di antaranya Monumen Nasional (Monas), PBB Setu Babakan, Museum Wayang, dan Kota Tua. Tidak ada salahnya untuk berwisata sekaligus menapak tilas sejarah di masa lalu atau sekadar melepas penat di lokasi wisata lainnya.
7. Berdoa
Tak hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya selebrasi, beberapa daerah juga melakukan kegiatan seperti doa bersama untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI. Untuk Tahun ini, daerah yang melakukan doa bersama misalnya Pemerintah Kota Surabaya yang mengadakan Malam Tasyakuran di Jalan Sedap Malam, Balai Kota, Surabaya. Malam Tasyakuran diadakan sekaligus sebagai bentuk wujud syukur atas kemerdekaan yang telah diraih para Pahlawan serta doa bersama Lintas Agama yang dikhususkan untuk keselamatan Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia.
Ada pula Pemerintah Kota Semarang yang menyelenggarakan Khataman Quran, Doa Bersama, dan Renungan Suci. Dalam kegiatan Khataman Quran tersebut, masing-masing santri akan membaca 1 juz dan diakhiri dengan doa penutup khataman Al Quran. Usai khataman Quran dilanjutkan dengan Doa Bersama atau malam tirakatan. Baca juga: Peringati HUT RI ke-74, Pemkot Semarang Adakan Khataman
GALERI
Berikut Foto dan Video yang berkaitan dengan HUT RI ke - 74 Tahun.
Foto & Gambar
Video
Untuk melihat artikel postingan lamanya, silahkan lihat di sini.
Semoga Informasi, dan Artikel ini sangant bermanfaat bagi para pemuda - pemuda generasi bangsa kita Bangsa Indonesia, 'Aminn yarobal 'alamin ....
Merdeka !, Merdeka !, Merdeka !, Merdeka !
Wassalammu‘alaikum wr. wb.
Halo semuanya!, Apa yang kalian pikirkan tentang 17 Agustus ? Apakah kalian hanya tahunya Lomba Agustus-san saja? Ia memang sih, kan tepatnya pada Hari Ini (Hari Sabtu), Tanggal 17 Agustus 2019 (16 Dzulhijjah 1440 H) merupakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke - 74 Tahun.
SEJARAH
Pada zaman dahulu kala (74 Tahun yang Lau) ...., sebelum pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan 1364 H), terdapat peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan para tokoh atau pejuang kemerdekaan untuk dapat segera memerdekakan Indonesia.
Dimulai Pada tanggal 12 Agustus 1945 (4 Ramadhan 1364 H), melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang.
16 Agustus 1945 (8 Ramadhan 1364 H), gejolak tekanan di latar belakangi oleh para pengikut Sutan Syahrir yang menginginkan pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia dari Jepang makin memuncak dan tak terkendali. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.
"Saya menghadapi pihak pemuda, pemimpin tua dan pemimpin agama," kata Soekarno ketika berdebat dengan para pemuda yang mendesak kemerdekaan Indonesia segera diumumkan, 15 Agustus 1945 (7 Ramadhan 1364 H) silam.
Peristiwa Rengasdengklok
Dari perdebatan dengan para tokoh pemuda, termasuk Chaerul Saleh yang tergabung dalam gerakan bawah tanah, dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (beserta Fatmawati dan Guntur), dan Hatta, di Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Dalam penculikan tersebut, bermaksud meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang.
Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Jenderal Yamamoto
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto, komandan Jepang di Jawa. Dari pertemuan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Pembacaan Naskah Proklamasi
Setelah diyakini bahwa situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi, maka Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik.
Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 9 Ramadan 1364 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta.
Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka.
Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga Pemuda Pengibar Bendera Merah Putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.
Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno-Hatta yang kemudian menjadi Presiden Dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.
(Sumber : Good News from Indonesia)
MAKNA DARI LOGO HUT RI KE - 74 TAHUN
Dikutip dari Situs : Makassar.Tribunnews.com
(Artikel lainnya yang serupa : Kompas.com)
Indonesia kini akan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-74. Berbagai persiapan telah dilakukan.
Bahkan Satu (1) Minggu sebelum Peringatan Akbar tersebut, seluruh Rakyat Indonesia dari berbagai kalangan menggelar perlombaan-perlombaan untuk menambah Semangat Kemerdekaan.
Tentu ini merupakan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang akan selalu menjadi momen ditunggu-tunggu oleh Masyarakat Indonesia.
Pasalnya, pada momen tersebutlah Masyarakat Indonesia akan kembali diingatkan masa kebebasan Indonesia lepas dari Belenggu Kolonialisme itu selalu diperingati oleh setiap negara secara nasional.
Setiap Tahunnya pemerintah selalu berupaya gencar melaksanakan pesta kemerdekaan dengan memperingati dan merefleksikannya.
Pemerintah selalu mengajak masyarakat Indonesia merefleksikan Hari Kemerdekaan dengan berbagai tema berbeda tiap tahunnya.
Termasuk pada 17 Agustus 2019 ini, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia mengumumkan Tema dan Tampilan Logo peringatan HUT ke 74 Kemerdekaan Republik Indonesia sejak Akhir Juni lalu.
Pemerintah sudah merilis surat edaran pedoman resmi peringatan HUT ke 74 Kemerdekaan RI 2019 yang tersedia di Laman Resminya di www.setneg.go.id.
Arti Logo HUT ke 74 Kemerdekaan RI
Logo yang tampil Berwarna Merah Putih dengan Angka 74 yang cukup simple dengan menggunakan Tipe Font (Type Font) Monstserrat dan Palanquin.
Dilansir dari Situs analisa.id, Logo 74 Tahun Kemerdekaan RI itu melambangkan Sinergi, Kolaborasi, Inspirasi dan Semangat bekerja tiada henti untuk membangun negeri.
Logo yang terdiri dari Angka 7 dan 4, di antara Angka tersebut terdapat Sudut yang melambangkan Kolaborasi dan Visi menuju progres yang lebih baik.
Sementara dari Angka 7 ke 4 membentuk Garis Petir melambangkan Gerakan, Kerja, Energi dan Inspirasi.
Tema Kemerdekaan RI 2019 kali ini Sekretaris Negara (Setneg) RI mengedepankan slogan 'SDM Unggul Indonesia Maju'.
Tagline SDM Unggul Indonesia Maju itu menggambarkan Visi Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Dilansir dari Tulisan Eddy Cahyono Sugiarto, maksud dari pada tema SDM Unggul Tahun 2019 ini menjadi prioritas utama yang harus terkonsolidasi dengan baik.
Dalam tulisannya, pembangunan SDM menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
Strategi SDM ini diupayakan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Eddy Cahyono Sugiarto menjelaskan, urgensi pembangunan SDM menjadi Faktor Kunci dalam memenangkan Persaingan Global.
Saat konsekuensi semakin ketat, persaingan di tengah ketidakpastian, maka langkah strategis pembangunan SDM inilah yang selayaknya juga mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Penguatan SDM menuju Manusia Unggul memiliki korelasi yang erat dengan peningkatan produktivitas kerja dalam berbagai lini dan bidang.
Apalagi di tengah Gejolak Ekonomi Ketat bersaing maka, kata Eddy, Indonesia dituntut konsiten menaikkan angkat pertumbuhan ekonomi.
Hal itu beriringan dengan harapan strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan potensi bonus Demografi dan Limpahan Sumber Daya Alam (SDA) .
Harapan capaian pembangunan SDM tersebut juga diharapkan capaia bangsa Indonesia sebagaimana prediksi yang memproyeksikan Indonesia sejajar dengan Cina dan Amerika sebagai Negara Terbesar di dunia Tahun 2030 mendatang.
Kendati pembangunan SDM ini menjadi tantang tersendiri, kata Eddy, tapi jika dicermati dari kemajuan Indienisa terbukti mengalami peningkatan kualitas SDM.
Sebagaimana hal itu dicatat Business World memaparkan peringkat daya saing SDM Indonesia berada di Ranking 45 dari 63 Negara.
Oleh karena itulah strategi pembangunan fokus utama Bangsa Indonesia adalah pembangunan sumber daya manusia yang Terampil dan Ungggul berkontribusi Membangun Bangsa.
CARA MERAYAKAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Dikutip dari Situs : Kompas.com
Namun setidaknya, ada Tujuh (7) Kegiatan yang tak pernah absen dilakukan sebagai bagian dari Perayaan Kemerdekaan :
1. Upacara Bendera
Pada 17 Agustus pagi, banyak Titik Menyelenggarakan Upacara Bendera sebagai Agenda Wajib HUT RI. Upacara Bendera dilakukan mulai dari Istana Merdeka, Kantor-Kantor Pemerintahan, Sekolah, hingga Inisiatif Kelompok Masyarakat tertentu. Meski Upacara Bendera Identik dengan prosesi yang Hikmat, namun ada saja sisi-sisi unik yang dilakukan peserta upacara dari berbagai penjuru negeri.
Pada Upacara Tahun Lalu di Istana Merdeka, misalnya, Seorang Lelaki usia 48 Tahun tidak mengenakan Alas Kaki alias nyeker saat menghadiri upacara HUT RI. Namun, ia datang dengan kondisi nyeker bukan karena tak punya Alas Kaki, melainkan ketika itu dia datang ke istana dengan menggunakan Pakaian Adat Baduy yang memang khas-nya tidak mengenakan Alas Kaki.
Kejadian unik lainnya, misalnya pada upacara pengibaran bendera di halaman kantor Wali Kota Bima pada Tahun 2016 lalu. Seorang Paskibra mengalami kejadian Sepatu Copot seusai upacara pengibaran bendera, tepatnya seusai pembentukan Formasi Barisan dan hendak bergerak menuju Inspektur Upacara setelah Mengibarkan Bendera.
Ada pula sekelompok pegiat lingkungan hidup di Kota Solo yang mengadakan upacara bendera di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosari, Solo pada Tanggal 17 Agustus 2017. Prosesi acara sama seperti Upacara Bendera pada umumnya, hanya saja perlengkapan yang digunakan cenderung lebih sederhana. Misalnya, menggunakan Bambu dan Tali sebagai Tiang Bendera.
Di beberapa Daerah, HUT Kemerdekaan RI dirayakan dengan menggelar Acara atau Festival yang meriah. Salah satu Festival di Tahun ini yang digelar untuk merayakan HUT kemerdekaan RI adalah penyelenggaraan Jakarta Melayu Festival di Mall Ancol Beach City, Sabtu (17/8/2019 | 16/12/1440) pada pukul 19.00 WIB. Ajang menyanyi Lagu-Lagu Melayu ini akan dimeriahkan oleh deretan Artis Tanah Air, bahkan Bintang Reggae Toni Q Rastafara.
3. Perlombaan
Ini adalah hal wajib lainnya yang biasa ditemukan pada HUT Kemerdekaan RI. Perlombaan dilakukan mulai dari tingkat Rukun Warga (RW), Kelurahan, Kota, Provinsi, Institusi, dan juga beragam Kelompok Masyarakat lainnya.
Meski Zaman terus berkembang semakin modern, rupanya lomba-lomba khas yang biasa diadakan pada HUT kemerdekaan RI sejak dulu terus dipertahankan hingga kini.
Beberapa di antaranya adalah Lomba Panjat Pinang, Makan Kerupuk, Balap Karung, dan Tarik Tambang. Sejawaran JJ Rizal, mengatakan Perlombaan yang ada pada 17 Agustus, sebenarnya sudah ada pada masa Kolonialisme Belanda dan Jepang. Selain itu, masing-masing perlombaan ternyata memiliki makna-makna tersendiri di baliknya, lho!
4. Perayaan Unik
Selain dirayakan dengan prosesi-prosesi Selebrasi yang rutin dilakukan setiap tahunnya, biasanya ada saja kelompok-kelompok masyarakat yang merayakan HUT kemerdekaan RI dengan cara yang berbeda. Misalnya saat jajaran kepolisian yang ada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang
Tahun ini mengibarkan Bendera 'Raksasa' dengan Ukuran 30 x 4 Meter. Bendera dikibarkan di ketinggian 700 Meter dari permukaan laut di Gunung Ratu, Kecamatan Ngimbang, Lamongan oleh TNI, jajaran Muspika dan masyarakat, jajaran Polres Lamongan
5. Menghias Rumah
Kamu mungkin menyadari bahwa jelang puncak HUT Kemerdekaan RI setiap tahunnya, pedagang Pernak-Pernik merah putih selalu menjamur. Di samping untuk keperluan menghias lokasi-lokasi perayaan HUT kemerdekaan, beberapa orang juga membelinya untuk menghias tempat tinggalnya. Salah satu yang paling umum adalah bendera merah putih yang dikibarkan di halaman rumah. Pembeli pernak-pernik tersebut sepertinya cukup tinggi, mengingat para pedagang biasanya menjual pernak-pernik lain di hari biasa. Menghias Rumah dengan pernak-pernik bernuansa merah putih juga bisa menjadi pilihan bagi kamu yang tidak punya rencana keluar rumah dan ingin menikmati momentun tersebut di rumah..
Tanggal Merah seperti 17 Agustus tentunya tidak dilewatkan sebagian orang untuk berwisata bersama kerabat atau keluarga. Di Jakarta, misalnya, lokasi-lokasi wisata yang biasanya didatangi pada momentum liburan 17 Agustus di antaranya Monumen Nasional (Monas), PBB Setu Babakan, Museum Wayang, dan Kota Tua. Tidak ada salahnya untuk berwisata sekaligus menapak tilas sejarah di masa lalu atau sekadar melepas penat di lokasi wisata lainnya.
7. Berdoa
Tak hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya selebrasi, beberapa daerah juga melakukan kegiatan seperti doa bersama untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI. Untuk Tahun ini, daerah yang melakukan doa bersama misalnya Pemerintah Kota Surabaya yang mengadakan Malam Tasyakuran di Jalan Sedap Malam, Balai Kota, Surabaya. Malam Tasyakuran diadakan sekaligus sebagai bentuk wujud syukur atas kemerdekaan yang telah diraih para Pahlawan serta doa bersama Lintas Agama yang dikhususkan untuk keselamatan Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia.
Ada pula Pemerintah Kota Semarang yang menyelenggarakan Khataman Quran, Doa Bersama, dan Renungan Suci. Dalam kegiatan Khataman Quran tersebut, masing-masing santri akan membaca 1 juz dan diakhiri dengan doa penutup khataman Al Quran. Usai khataman Quran dilanjutkan dengan Doa Bersama atau malam tirakatan. Baca juga: Peringati HUT RI ke-74, Pemkot Semarang Adakan Khataman
GALERI
Berikut Foto dan Video yang berkaitan dengan HUT RI ke - 74 Tahun.
Foto & Gambar
Logo HUT RI ke - 74 Tahun (Perbedaan Warna Merah dan Putih) |
Logo HUT RI ke-74 Tahun (Menuju Indonesia Unggul) |
Logo HUT RI ke-74 Tahun (SDM Unggul Indonesia Maju) |
FITUR di Inzaghi's Blog Edisi HUT RI ke-74 |
Logo HUT RI dari Umur 70 - 74 Tahun |
Logo Minecraft dan Mini World dengan Logo HUT RI ke-74 (Dengan Garis) |
Logo Minecraft dan Mini World dengan Logo HUT RI ke-74 (Tanpa Garis) |
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 Edisi Minecraft dan Mini World |
Bendera Indonesia di Minecraft |
Bendera Indonesia di Mini World |
Gambar Logo HUT RI ke-74 dengan Angka Seksagesimal (Gambar Pertama) |
Gambar Logo HUT RI ke-74 dengan Angka Seksagesimal (Gambar Kedua) |
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 dengan Angka Seksagesimal |
Video
Video Ukuran Bendera Indonesia dari 1 s/d 9 Kali Pembesaran (di Minecraft)
Video Ukuran Bendera Indonesia dari 1 s/d 9 Kali Pembesaran (di Mini World)
Untuk melihat artikel postingan lamanya, silahkan lihat di sini.
Semoga Informasi, dan Artikel ini sangant bermanfaat bagi para pemuda - pemuda generasi bangsa kita Bangsa Indonesia, 'Aminn yarobal 'alamin ....
Merdeka !, Merdeka !, Merdeka !, Merdeka !
Wassalammu‘alaikum wr. wb.