Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Indonesia akan mengalami Hiperendemik COVID-19, Inilah Perbedaan Hiperendemi, Pandemi, dan Endemi

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Hello semuanya, apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja dan sehat selalu ya! Selama pemberlakuan PPKM 4 Level, kini mulai Heboh dengan Ramalan Wabah (Pandemi) COVID-19 di Indonesia. Namun ada beberapa Pakar Epidemiolog yang meramalkan bahwa Indonesia akan mengalami Hiperendemik (Hyperendemic). Lantas, apa itu Hiperendemi? Dan apa Perbedaan Hiperendemi dengan Pandemi, dan Endemi? Mari kita bahas sama-sama.



Sumber Artikel : CNN Indonesia

Indonesia disebut berpotensi masuk Fase Hiperendemi ketika beberapa negara lain masuk Tahap Endemi selepas Pandemi Virus Corona (COVID-19). Namun apa yang dimaksud dengan Hiperendemi? Hiperendemi adalah suatu kondisi yang mengacu pada tingkat terjadinya kasus dan penyebaran Penyakit yang lebih Persisten dan Tinggi.

Sebelumnya, istilah Hiperendemi dikemukakan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra. Menurutnya, Indonesia berpotensi masuk fase hiperendemi ketika beberapa negara lain masuk tahap Endemi selepas Pandemi Virus Corona (COVID-19).

"Kalaupun pandemi itu dicabut, boleh jadi menjadi Endemi, bahkan Hiperendemi. Indonesia potensial menjadi negara hiperendemi," kata Hermawan.

Hiperendemi (Hyperendemic)

Berdasarkan informasi yang dimuat pada laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Hiperendemik memiliki tingkat kejadian Penyakit yang lebih tinggi dibandingkan dengan Endemi.

Kejadian penyakit yang dimaksud mengacu pada kondisi sebaran virus yang konstan dalam suatu Populasi, yang terdapat di suatu Wilayah Geografis tertentu.

Hiperdemik merujuk pada keadaan yang persisten dan tingkat kemunculan penyakit yang lebih tinggi dari Endemik.

Endemi (Endemic)

Endemi adalah keberadaan konstan atau menjadi sebuah keadaan yang umum (prevalensi) suatu penyakit atau infeksi di suatu wilayah geografis.

Biasanya, penyakit tersebut sudah bisa dikendalikan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini sangat berbeda dengan tingginya tingkat penularan yang kita lihat selama pandemi yang memengaruhi Wilayah Geografis yang lebih luas dari Endemi.

Professor Graham Medley, pakar pemodelan penyakit dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan pada situasi endemi artinya selalu ada orang yang terinfeksi, menularkan ke orang lain dan kemudian sembuh. Dalam waktu yang lama, setiap orang rata-rata menginfeksi satu orang lain, sehingga jumlah yang terinfeksi kurang lebih sama.

Pandemi (Pandemic)

Sementara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi adalah peningkatan penularan penyakit dan sebaran Virus yang terjadi secara tiba-tiba dan telah menyebar di beberapa Negara atau Benua, biasanya mempengaruhi orang dalam jumlah yang sangat besar.

Jika lonjakan tiba-tiba ini hanya terjadi di satu wilayah tertentu saja maka disebut epidemi. Ketika Lonjakan Penularan Penyakit meluas ke berbagai negara dunia, statusnya menjadi pandemi.

"Pandemi adalah ketika Epidemi menyebar antar negara," kata David Jones, MD, PhD, seorang profesor budaya kedokteran di Universitas Harvard seperti dikutip dari Health, beberapa waktu lalu. 

Lebih lanjut, Hermawan menilai WHO belum mencabut Status Pandemi Global karena Penyebaran COVID-19 di sejumlah negara masih kritis, termasuk Indonesia.

Menurutnya, Indonesia belum bisa mengendalikan penularan virus corona dengan baik. Hal ini terlihat dari tambahan Kasus Positif dan Kematian COVID-19 yang masih terbilang tinggi.

BERITA

Sumber Artikel : Health.Detik.com

Level COVID-19 di Indonesia disebut akan 'turun' dari pandemi ke hiperendemi, bukan endemi. Ada beragam faktor yang menyebabkan Indonesia mengalami Hiperendemi.
Salah satunya transmisi kasus COVID-19 masih tinggi. Positivity rate rata-rata masih di atas 20%, jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5%.

"Kalau saja Pandemi itu akan dicabut oleh WHO setelah mengevaluasi pengaruhnya di dunia di berbagai benua dan negara, Indonesia ya potensial terjadi Hiperendemi ya," kata Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra.

Dijelaskan oleh Hermawan, hiperendemi bermakna penyakit yang akan bertahan dengan status risiko yang masih tinggi, apalagi belum ditemukan obat dan vaksinnya. Indonesia pun belum mampu secara mandiri baik dari sisi fasilitas dan vaksinnya.

Apa itu Hiperendemi?

Dikutip dari laman CDC, dalam Epidemiologi, istilah hiperendemi merujuk pada penyakit yang terus-menerus dan terus-menerus hadir dalam suatu populasi dengan tingkat insiden dan/atau prevalensi (kejadian) yang tinggi dan yang sama-sama mempengaruhi semua umur.

Menurut definisi dari Institut Robert Koch di Jerman, hiperendemisitas tidak selalu dikaitkan dengan tingkat kejadian yang tinggi. Hiperendemi adalah penyakit yang ada di mana-mana dengan sirkulasi yang sedang berlangsung di daerah endemik dengan tingkat prevalensi yang tinggi.

Akibatnya, suatu wilayah Hiperendemi menunjukkan angka kejadian yang relatif rendah tetapi pada saat yang sama menimbulkan risiko infeksi yang tinggi bagi orang-orang yang datang ke wilayah tersebut.

Daerah Hiperendemik didefinisikan sebagai daerah dengan tingkat Endemisitas tinggi secara musiman di mana kekebalan tidak berhasil mencegah efek penyakit untuk semua kelompok umur.


Yang terpenting adalah kita harus selalu menerapkan Protokol Kesehatan seperti memakai Masker, mencuci Tangan, dan menjaga Jarak agar terhindar dari penularan Virus Corona (COVID-19). Dan mungkin saja ini adalah menuju Jalan Keluar jika benar-benar Pandemi sudah mau berakhir.

Terima Kasih 😄😘😷👌👍 :)

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Ads