Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Lengkap tentang Paralimpiade Tokyo 2020 (Tokyo Summer Paralympics Games 2020)

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Hello guys! Sejak awal Agustus kemarin (Sebelum Tahun Baru Islam 1443 H) telah selesainya Acara Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020. Kini telah dimulainya Pesta Olahraga Difabel Terbesar di Dunia, yaitu Paralimpiade Tokyo 2020 atau disebut juga sebagai Tokyo Paralympics Games 2020 yang akan dilaksanakan pada Tanggal 24 Agustus - 5 September 2021 (15-27 Muharram 1443 H). Sama seperti Olimpiade kemarin, di Paralimpiade ini juga sama-sama Tertunda Setahun karena adanya Kejadian Darurat Pandemi COVID-19.



Artikel Utama : Wikipedia.org

Paralimpiade Musim Panas 2020 adalah Ajang Olahraga internasional besar yang akan datang untuk atlet penyandang disabilitas yang diatur oleh Komite Paralimpiade Internasional. Dijadwalkan sebagai Paralimpiade Musim Panas ke-16, Ajang ini dijadwalkan akan diadakan di Tokyo, Jepang pada Tanggal 24 Agustus - 5 September 2021 (15 - 27 Muharram 1443 H).

PERIHAL (SEJARAH SINGKAT PARALIMPIADE)

Sumber Artikel : Sport.Tempo.co

Paralimpyc(s) atau Paralimpiade dilansir merupakan olahraga untuk Atlet Difabel yang telah dilaksanakan selama lebih dari 100 Tahun. Menurut Paralympic.org, klub olahraga pertama untuk tuna rungu sudah ada pada Tahun 1888 di Berlin.

Paralimpyc diperkenalkan secara luas tidak sampai setelah Perang Dunia II. Tujuannya saat itu adalah untuk membantu sejumlah besar veteran perang dan warga sipil yang terluka selama masa perang.

Pada Tahun 1944, atas permintaan Pemerintah Inggris, Dr Ludwig Guttmann membuka pusat cedera tulang belakang di Rumah Sakit Stoke Mandeville di Inggris Raya, dan seiring waktu, olahraga rehabilitasi berkembang menjadi olahraga rekreasi dan kemudian menjadi olahraga kompetitif.

Pada Tanggal 29 Juli 1948, hari Upacara Pembukaan Olimpiade London 1948, Dr. Guttmann menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda yang ia beri nama Stoke Mandeville Games, sebuah tonggak sejarah dalam sejarah Paralimpiade. Mereka melibatkan 16 Prajurit dan wanita yang terluka yang ikut serta dalam memanah.

Permainan Paralimpik Pertama

Stoke Mandeville Games merupakan Paralympic Games pertama yang diadakan di Roma, Italia, pada tahun 1960 dan menampilkan 400 atlet dari 23 negara. Semenjak itu, permainan ini diadakan menjadi 4 Tahun sekali.

Pada tahun 1976 Pertandingan Musim Dingin pertama dalam sejarah Paralimpiade diadakan di Swedia, dan seperti halnya Pertandingan Musim Panas, telah diadakan setiap empat tahun, dan termasuk Upacara Pembukaan Paralimpiade dan Upacara Penutupan Paralimpiade.

Sejak Olimpiade Musim Panas Seoul, Korea pada Tahun 1988 dan Pertandingan Musim Dingin di Albertville, Prancis pada Tahun 1992, Olimpiade juga telah mengambil bagian di kota dan tempat yang sama dengan Olimpiade karena kesepakatan antara IPC dan IOC.

Lahirnya Paralimpiade/Paralimpik

Pada 22 September 1989 (21 Shafar 1410 H), Komite Paralimpiade Internasional didirikan sebagai Organisasi Nirlaba Internasional di Dusseldorf, Jerman, untuk bertindak sebagai badan pengatur Global Gerakan Paralimpik.

Kata "Paralimpiade" berasal dari kata depan Yunani "Para" (di samping atau di samping) dan kata "Olimpiade". Artinya adalah Paralimpiade atau Paralimpik/Paralimpycs adalah pertandingan paralel dengan Olimpiade dan menggambarkan bagaimana kedua lomba akbar itu diadakan secara berdampingan, seperti yang sekarang siap berlangsung di Paralimpiade Tokyo 2020, seusai Olimpiade.

BERITA (PENYELENGGARA PARALIMPIADE TOKYO 2020 PERKETAT PROTOKOL COVID-19)

Sumber Artikel : Antaranews.com

Penyelenggara Paralimpiade Tokyo, Minggu, memperketat aturan protokol kesehatan, termasuk meningkatkan intensitas Tes COVID-19 dan membatasi pergerakan peserta, saat Jepang memerangi lonjakan kasus beberapa hari sebelum upacara pembukaan.

Paralimpiade akan dibuka Selasa, setelah penundaan karena pandemi selama satu tahun, mengikuti Olimpiade, yang berakhir pada 8 Agustus dan menjadi bukti penyelenggara bahwa aturan pencegahan penyebaran virus corona yang mereka terapkan berhasil.

Penyelenggara Olimpiade telah melaporkan 547 Kasus terkait dengan Olimpiade Tokyo sejak Tanggal 1 Juli, namun sudah ada 131 Kasus di antara peserta Paralimpiade bahkan 2 (Dua) Hari sebelum Upacara Pembukaan (Opening Ceremony).

Sementara itu, Jepang telah melaporkan lebih dari 25.000 kasus harian secara nasional dalam beberapa hari terakhir, bahkan di tengah kondisi beberapa wilayah termasuk Tokyo berada dalam keadaan darurat COVID-19.

Peserta Paralimpiade, seperti rekan-rekan mereeka di Olimpiade, harus mengikuti aturan dalam Buku Pedoman atau "Playbooks" yang mengharuskan mengenakan masker, melakukan Tes Harian untuk Atlet dan membatasi pergerakan. Namun, CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto, Minggu, mengatakan "diperlukan tindakan hati-hati lebih lanjut," dikutip dari AFP.

Langkah terbaru untuk mencegah Penyebaran COVID-19 itu termasuk mengharuskan staf yang berbasis di Jepang di Kampung Atlet -- yang saat ini dites setiap 4 (Empat) Hari sekali -- untuk dites setiap hari.

Selain itu, aturan yang mengizinkan beberapa peserta dapat berpergian dengan transportasi umum dan bergerak bebas setelah 14 Hari pembatasan akan dibatalkan. "Kami meminta mereka untuk makan di fasilitas di dalam arena Olimpiade atau hotel tempat mereka menginap, makan sendiri-sendiri tanpa berbicara," kata Muto. "Mengenai tempat-tempat yang bisa mereka kunjungi, kami meminta mereka untuk membatasi itu pada tempat-tempat di daftar pekerjaan mereka."

Sebelumnya, beberapa peserta sudah bisa menggunakan Angkutan Umum dan berpergian tanpa izin setelah 14 Hari berada di Jepang.

Sebagian besar dari mereka yang terkait dengan Paralimpiade yang sejauh ini dites positif adalah staf dan kontraktor Tokyo Games yang berbasis di Jepang, namun empat atlet dan 10 pekerja media juga dinyatakan positif.

Kasus COVID-19 di Jepang secara keseluruhan tetap relatif kecil dibandingkan dengan beberapa negara yang terkena dampak parah, dengan sekitar 15.500 Kematian. Namun, Vaksinasi di negara tersebut dimulai dengan lambat dan pemerintah saat ini mengebut jumlah Vaksinasi, dengan sekitar 40 persen dari populasi telah divaksinasi.


MASKOT RESMI 2020 TOKYO PARALYMPICS

Maskot Resmi Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020 yaitu Miraitowa (ミライトワ) (sebelah Kiri) dan Someity (ソメイティ) (sebelah Kanan) [Sama-sama mirip Anime, yaialah mereka kan sama-sama dari Jepang??]

Sumber Artikel : Liputan6.com

Ajang Olahraga Disabilitas, Paralimpiade Tokyo 2020 akan segera digelar. Seperti biasa, Paralimpiade selalu digelar pasca Olimpiade. Untuk Paralimpiade kali ini, Pihak Penyelenggara telah menyiapkan Karakter Maskot yang akan mengiringi pertandingan demi pertandingan.

Maskot tersebut diberi nama Someity (ソメイティ). Maskot dengan perpaduan Warna Putih dan Merah Muda ini digambarkan sebagai karakter yang memiliki kemampuan super dengan 2 (Dua) Sensor antena berbentuk Bunga Sakura.

Melansir dari Unggahan Instagram Komunitas Disabilitas Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) @konekindonesia, Someity dapat menggunakan Sensor di sisi kepalanya untuk kekuatan Telepati. Lalu, ia juga dapat terbang menggunakan jubahnya, serta bisa memindahkan objek tanpa menyentuhnya.

Gambaran Tekad dan Ketangguhan Atlet

Someity memiliki kepribadian yang tenang dan kekuatan batin yang besar. Kemampuan super yang dia punya merupakan gambaran dari tekad dan ketangguhan yang dimiliki oleh para Atlet Paralimpiade.

Maskot tersebut juga dapat menunjukkan kekuatan mental dan fisik yang luar biasa. Mewakili atlet paralimpiade dalam mengatasi rintangan dan mendefinisikan kembali batas-batas kemungkinan.

Asal Usul Nama

Sedang, asal usul namanya berasal dari kata "Someiyoshino (染井吉野 / ソメイヨシノ)" yaitu jenis Pohon Bunga Sakura yang populer di Jepang.

“Dan juga diambil dari frasa ‘So Mighty’ yang artinya sangat perkasa,” dikutip dari Akun Instagram @konekindonesia, Kamis (12/8/2021 | 3/1/1443).


Tokyo Paralympic Games sendiri akan dimulai pada Tanggal 24 Agustus hingga 5 September 2021 (Atau sekitar Tanggal 15 hingga 27 Muharram 1443 H). Ada sebanyak 22 Cabang Olahraga yang akan dipertandingkan. Indonesia sendiri memiliki 23 Atlet dari 7 Cabang Olahraga yang akan bertanding di Ajang tersebut.


DAFTAR CABANG OLAHRAGA (CABOR) DAN KLASIFIKASI DI PARALIMPIADE TOKYO 2020

Sumber Artikel : Liputan6.comCNN Indonesia dan Wikipedia.org

A. Klasifikasi dalam Paralimpiade Tokyo 2020

Paralimpiade mengenal istilah klasifikasi sehingga jumlah medali yang diperebutkan dalam satu nomor pertandingan jauh lebih banyak dibandingkan gelaran Olimpiade.
Dalam Paralimpiade Edisi ke-16 ini ada 22 Cabang Olahraga yang akan dipertandingkan. Dari jumlah tersebut sebanyak 539 Medali Emas diperebutkan sekitar 4.520 Atlet dari 163 National Paralympic Committeee (NPC) yang mewakili tiap negara.

Jumlah medali Paralimpiade ini jauh lebih banyak dibanding Olimpiade Tokyo 2020 yang mempertandingkan 33 Cabang Olahraga dan terdiri dari 55 Disiplin. Jumlah medali emas dari seluruh Cabang dan Disiplin tersebut adalah 339 Emas.

Mengapa bisa demikian? Ini tak lain karena klasifikasi nomor lomba di Paralimpiade lebih beragam. Untuk satu nomor perlombaan Olimpiade misalnya, bisa menjadi beberapa nomor perlombaan di Paralimpiade, menyesuaikan kategori disabilitas tiap atlet.

Dari nomor lari 100 meter putra misalnya, hanya satu nomor untuk Olimpiade tetapi ada lima nomor untuk Paralimpiade. Klasifikasi kelima nomor perlombaannya adalah Gangguan Penglihatan (Seperti Tunanetra), Celebral Palsy, Amputasi, Kursi Roda, dan Prostesis (Alat Bantuan seperti Kaki/Tangan Palsu).

Begitu juga dengan tenis meja nomor tunggal. Jika di Olimpiade hanya memperebutkan satu Medali Emas, untuk Paralimpiade akan memperebutkan 11 medali emas. Ke-11 nomor tersebut dikategorikan berdasarkan disabilitasnya, dari C1 hingga C11.

Kategori C1 untuk Atlet yang tidak memiliki keseimbangan duduk dan lengan bermain yang terpengaruh secara signifikan, misalnya karena Tetraplegia. Pemain akan sering mendukung keseimbangan duduk mereka dengan lengan yang tidak bermain.

Kategori C2 juga untuk yang tidak memiliki keseimbangan duduk dan lengan bermain mereka sedikit terpengaruh. Seperti para pemain di kelas C1, mereka menempelkan Raket ke tangan untuk menggantikan Fungsi Pegangan yang terbatas.

Kategori C3 untuk yang memiliki fungsi tangan dan lengan penuh dan berkursi roda. Atlet kategori ini biasanya mengalami gangguan yang terjadi akibat Cedera Tulang Belakang atau Kondisi Neurologis, seperti Cerebral Palsy.

Kategori C4 merupakan nomor yang diperuntukkan bagi Atlet yang memiliki keseimbangan duduk, adapun lengan dan tangan mereka bisa berfungsi penuh. Dengan menggunakan Kursi Roda, mereka bisa bergerak maju ke depan untuk menyambut Servis Lawan.

Kategori C5 mencakup Atlet yang bertanding di Kursi Roda, dan memiliki keseimbangan duduk, fungsi lengan, dan tangan yang normal. Atlet di kategori ini bisa meregangkan tubuh ke samping untuk melakukan pukulan. Kelas ini termasuk bagi atlet dengan cedera tulang belakang bagian bawah.

Kategori C6 untuk mereka yang bisa berdiri, tetapi memiliki gangguan yang mempengaruhi kedua lengan dan kaki. Kelas ini mencakup atlet dengan Ataksia, Athetosis atau Hypertonia yang mempengaruhi kaki dan lengan yang bermain.

Kategori C7 untuk Atlet yang memiliki gangguan signifikan pada kedua kaki atau lengan yang bermain atau gangguan yang cukup mempengaruhi lengan dan kaki. Misalnya pemain dengan amputasi kedua lengan di atas siku.

Kategori C8 untuk Atlet dengan gangguan kaki sedang atau lengan bermain yang terpengaruh. Seorang Atlet yang mengalami kelemahan otot pada salah satu kakinya karena Penyakit Polio misalnya, akan bertanding di kategori ini.

Kategori C9 untuk mereka yang memiliki gangguan ringan di kaki atau lengan. Bisanya atlet dengan Lutut Kaku, atau Siku yang terbatas, atau yang memiliki gangguan signifikan pada lengan non-main, akan bersaing di kelas olahraga ini.

Kategori C10 untuk Atlet yang memiliki Gangguan relatif Ringan, seperti Pergelangan Kaki yang Kaku atau Pergelangan Tangan yang bermain. Pemain dengan perawakan mungil juga dapat bermain di Kelas Olahraga C10 ini.

Kategori C11 bagi Pemain dengan Gangguan Intelektual yang biasanya mengalami kesulitan Pengenalan Pola, Pengurutan, dan Memori, atau memiliki waktu reaksi yang lebih lambat, yang berdampak pada keterampilan.

Hal tersebut adalah contoh klasifikasi di Nomor Tunggal Putra Tenis Meja. Di tiap cabang olahraga, selalu ada klasifikasi yang dilakukan untuk mengelompokkan atlet-atlet yang berlaga sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing Atlet.

B. Kategori Atlet dalam Paralimpiade Tokyo 2020

Dua (2) Cabang Olahraga yang paling banyak memperebutkan medali adalah Atletik dan Renang. Di Olimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga atletik memperebutkan 48 medali emas dan renang 49 Medali. Di Paralimpiade Tokyo 2020, medali emas yang diperebutkan dari Cabang Olahraga Atletik sebanyak 167. Dari cabang olahraga renang ada 146 medali emas yang diperebutkan.

Disadur dari Laman Resmi IPC, Klasifikasi Atlet dikelompokkan berdasarkan derajat keterbatasan aktivitas akibat dari gangguan disabilitasnya. Dalam hal ini ada tiga langkah yang digunakan IPC dalam menetapkan klasifikasi.

Ketiga langkah klasifikasi itu adalah apakah disabilitasnya memenuhi syarat untuk olahraga tertentu, apakah kecacatannya memenuhi kriteria kecacatan minimum Olahraga, dan Kelas Olahraga yang paling tepat menggambarkan batasan aktivitasnya.

IPC lantas menetapkan 10 Kategori Atlet di Paralimpiade. Hal ini dijelaskan pada Bab 3.13 dalam Buku Pegangan IPC, sebagai berikut :

1. Kekuatan otot. Maksudnya berkurangnya Kekuatan Otot atau Kelompok Otot, seperti Otot Satu Anggota Badan atau Bagian Bawah Tubuh yang disebabkan, misalnya, Cedera Tulang Belakang, Spina Bifida, atau Polio.

2. Rentang gerakan pasif. Rentang Gerakan Sendi yang berkurang secara Permanen, misalnya karena Arthrogryposis. Hipermobilitas Sendi, Ketidakstabilan Sendi, dan Kondisi Akut, seperti Artritis, tidak dianggap memenuhi syarat.

3. Anggota gerak, yakni tidak adanya tulang atau persendian total atau sebagian sebagai akibat Trauma (misalnya kecelakaan mobil), penyakit (misalnya kanker tulang) atau defisiensi anggota badan bawaan (misalnya dysmelia).

4. Perbedaan Panjang Kaki. Pemendekan Tulang pada Satu Kaki karena Kelainan Bawaan atau Trauma.

5. Perawakan pendek. Berkurangnya tinggi badan saat berdiri karena dimensi abnormal tulang tungkai atas dan bawah atau batang tubuh, misalnya karena Akondroplasia atau Disfungsi Hormon Pertumbuhan.

6. Hypertonia, yakni peningkatan ketegangan otot yang tidak normal dan berkurangnya kemampuan otot untuk meregang, karena Kondisi Neurologis, seperti Cerebral Palsy, Cedera Otak, atau Multiple Sclerosis.

7. Ataksia atau kurangnya koordinasi gerakan otot karena Kondisi Neurologis, seperti Cerebral Palsy, Cedera Otak atau Multiple Sclerosis.

8. Athetosis yang umumnya ditandai dengan gerakan yang tidak seimbang, tidak disengaja, dan kesulitan dalam mempertahankan Postur Simetris, karena Kondisi Neurologis, seperti Cerebral Palsy, Cedera Otak, atau Multiple Sclerosis.

9. Gangguan penglihatan. Kategori melingkupi samar penglihatan yang dipengaruhi oleh Kerusakan Struktur Mata, Saraf Optik atau Jalur Optik, dan atau Korteks Visual.

10. Gangguan Intelektual. Ini merupakan keterbatasan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif seperti diekspresikan dalam Keterampilan Adaptif Konseptual, Sosial, dan Praktis, yang dimulai sebelum Usia 18 Tahun.

Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun mengatakan, klasifikasi nomor perlombaan Paralimpiade saat ini sudah baku: berdasarkan 10 Kategori tersebut. Namun, dari 10 Kategori ini dibagi lagi berdasarkan kelas disabilitasnya.

"Kalau sekarang klasifikasinya sudah sangat detail. Screening terperinci ini dilakukan agar perlombaannya setara. Tidak bisa kan, misalnya yang amputasi tangan bertanding dengan yang amputasi kaki," kata Sanny.

"Goalball [Bola Gawang] misalnya hanya untuk atlet tunanetra. Tingkat gangguan penglihatan di Paralimpiade dibagi tiga kelas. Tujuannya apa? Agar atlet dengan gangguan penglihatan yang lebih sedikit tidak akan mendapat keuntungan," katanya menjelaskan.

C. Daftar Cabang Olahraga Paralimpiade Tokyo 2020

Berikut ini informasi tentang 22 Pertandingan Olahraga untuk memperebutkan medali di Paralimpiade Tokyo 2020.

Dilansir dari BBC, berikut ini jenis olahraga yang akan dijalani oleh para atlet paralimpiade dalam memperebutkan medali dan membanggakan negara asalnya.

1. Panahan

Dalam panahan paralimpiade, pemanah bersaing di 3 (Tiga) Kelas, yang pertama yaitu:
  • ARW1 (juga dikenal sebagai W1) Panahan Kursi Roda atau gangguan di lengan dan kaki,
  • ARW2 (juga dikenal sebagai W2) Panahan Kursi Roda 2 atau gangguan di kaki
  • ARST (juga dikenal sebagai ST) Panahan Berdiri yaitu atlet yang dapat berdiri atau duduk di kursi roda tetapi memiliki keterbatasan.

2. Atletik

Semua kelompok penyandang disabilitas bisa mengikuti cabang ini. Untuk membedakannya, mereka maka digunakan Sistem Huruf dan Angka.

Huruf F adalah untuk Atlet Lapangan, T menjadi tanda mereka yang berlomba di lintasan dan nomor digunakan untuk menunjukkan jenis cacat yang disandang

11-13 : Para atlet lapangan dan trek yang memiliki masalah penglihatan. Para atlet tuna netra berkompetisi di kelas 11, mengenakan penutup mata dan dibantu seorang pemandu.

Para atlet kelas 12, adalah mereka yang juga memiliki masalah penglihatan namun masih bisa memilih apakah akan menggunakan bantuan pemandu atau tidak.

20 : atlet lapangan dan trek yang memiliki keterbatasan berpikir. Di London terdapat tiga nomor yang dipertandingkan di kelas ini yaitu Lari 1500m, lompat jauh, dan tolak peluru.

31-38 : katagori khusus untuk para atlet yang menderita kelumpuhan otak atau gangguan lain yang mengganggu fungsi kordinasi dan kontrol otot.

Atlet yang termasuk katagori 31-34 berkompetisi dengan posisi duduk sedangkan atlet katagori 35-38 berkompetisi dengan berdiri.

40 : Para atlet nomor lapangan dan lintasan yang memiliki kelainan tinggi badan.

42-46 : Khusus untuk para atlet yang mengalami amputasi. Dalam kelas 42-44, atlet yang diamputasi kakinya dan kelas 45-46 adalah untuk mereka yang mengalami amputasi tangan.

T51-54 : Adalah katagori atlet nomor lintasan yang menggunakan kursi roda. Atlet di kelas 51-53 menderita cacat baik di tungkai atas atau bawah, sementara atlet-atlet katagori T54 menderita gangguan fungsi di sebagian kaki dan tubuh.

F51-58 : Atlet nomor lapangan yang menggunakan kursi roda. Para atlet di kelas F51-54 memiliki fungsi bahu, lengan dan tangan yang terbatas serta kaki dan pinggul yang tak berfungsi.

Sementara atlet berkatagori F54 memiliki fungsi tangan dan lengan yang normal, sedangkan di katagori F55-58 fungsi kaki dan pinggul sedikit lebih baik.

3. Bulu Tangkis

Sebagian besar aturannya sama dengan versi non-difabel, dengan semua pertandingan menggunakan Format Permainan Best-of-Three, masing-masing 21 Poin. Atlet bersaing di enam kelas.

Atlet Kursi Roda diklasifikasikan menjadi
  • WH1 dan WH2 (WH = Wheelchair / Kursi Roda),
  • SL3 dan SL 4 (SL = Standing Lower / Berdiri dengan keterbatasan Tubuh bagian Bawah),
  • SU5 (SU = Standing Upper / berdiri dengan keterbatasan Tubuh bagian Atas), dan
  • SS6 (SS = Short Stature / Postur Tubuh di bawah normal).


ATLET INDONESIA DALAM PARALIMPIK TOKYO 2020

Target 5 (Lima) Medali di Paralimpiade Tokyo penuh perhitungan (Sumber : Antaranews.com)

Sumber Artikel : Tirto.id dan Kompas.com

Dalam Paralimpiade Tokyo 2020 kontingen Indonesia berhasil meloloskan total 23 atlet untuk 7 Cabang olahraga (cabor).

Mereka terdiri dari 14 Atlet Putra dan 9 Atlet Putri. Jumlah ini juga terhitung sebagai yang terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan Merah Putih dalam Ajang Olahraga Atlet Disabilitas tersebut.

Cabang olahraga bulu tangkis dan atletik menjadi penyumbang kontingen terbanyak Tim Indonesia di Tokyo. Kedua Cabor tersebut masing-masing berhasil meloloskan 7 atlet.

Cabor bulu tangkis akan dihelat mulai Tanggal 1 September 2021 (23 Muharram 1443 H) di Yoyogi National Stadium. Sementara rangkaian perlombaan atletik menggunakan venue Olympic Stadium Tokyo, mulai Tanggal 27 Agustus 2021 (18 Muharram 1443 H).

Berikutnya terdapat Cabor Tenis Meja dengan jumlah perwakilan 3 Atlet. Tenis meja akan menghelat pertandingan sejak Hari Pertama Paralimpiade 2020, yakni mulai Tanggal 25 Agustus.

Jadwal Event sejak hari pertama juga terjadi pada Cabor Renang di Tokyo Aquatics Centre, serta Cabor Powerlifting (Angkat Berat) di Tokyo International Forum. Pada cabor renang kontingen Indonesia meloloskan 2 Wakil, yakni Syuci Indriani dan Jendi Pangabean. Sementara Ni Nengah Widiasih menjadi satu-satunya wakil Merah Putih di Powerlifting.

Pada cabor menembak yang akan dihelat di Asaka Shooting Range mulai 29 Agustus, Tim Indonesia meloloskan 2 wakil. Mereka adalah Bolo Triyanto dan Hanik Puji Astuti.

Sementara itu, Muhammad Fadli Imammuddin menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam Cabor Balap Sepeda (Cycling Road), yang akan digelar di Fuji International Speedway, mulai 31 Agustus. Imammuddin akan turun pada 2 nomor kategori, yakni : Time Trial C4 Putra serta Individual Pursuit C4 Putra.

Sebagai Catatan, Kontingen Indonesia pertama kali turun dalam gelaran olahraga akbar Atlet Disabilitas ini sejak Paralimpiade Toronto 1976 silam. Ketika itu Merah Putih meloloskan 12 Wakil, yang seluruhnya terdiri dari Atlet Putra.

Istimewanya, dalam debutnya itu Indonesia langsung sukses membawa pulang 2 Emas, 1 Perak, serta 6 Perunggu, dan pada klasemen akhir berdiri di posisi ke-26.

Sedangkan pada Edisi Terakhir atau Paralimpiade Rio 2016 lalu, Indonesia yang berkekuatan 9 Atlet hanya berhasil membawa pulang 1 Medali Perunggu, lewat sumbangan Ni Nengah Widiasih dari Cabor Powerlifting.

1. Atletik

Saptyogo Purnomo
Karisma Evi Tiarani
Putri Aulia
Elvin Elhudia Sesa
Famini
Jaenal Aripin
Setiyo Budi Hartanto

2. Bulu Tangkis (Badminton)

Fredy Setiawan
Hary Susanto
Dheva Anrimusthi
Leani Ratri Oktila
Khalimatus Sa’diyah
Ukun Rukaendi
Suryo Nugroho

3. Tenis Meja

Dian David Mickael Jacobs
Komet Akbar
Adyos Astan

4. Renang

Syuci Indriani
Jendi Pangabean

5. Menembak

Bolo Triyanto
Hanik Puji Astuti

6. Balap Sepeda

Muhammad Fadli Imammuddin

7. Powerlifting

Ni Nengah Widiasih

Berikut, inilah Tabel 23 Atlet Indonesia dari 7 Cabor pada Ajang Paralimpiade Tokyo 2020 :

No.
Nama Pemain
Cabang Olahraga
1.
Saptoyogo Purnomo
Atletik
2.
Karisma Evi Tiarani
Atletik
3.
Putri Aulia
Atletik
4.
Elvin Elhudia Sesa
Atletik
5.
Famini
Atletik
6.
Jaenal Aripin
Atletik
7.
Setiyo Budi Hartanto
Atletik
8.
Fredy Setiawan
Bulu Tangkis
9.
Hary Susanto
Bulu Tangkis
10.
Dheva Anrimusthi
Bulu Tangkis
11.
Leani Ratri Oktila
Bulu Tangkis
12.
Khalimatus Sa'diyah
Bulu Tangkis
13.
Ukun Rukaendi
Bulu Tangkis
14.
Suryo Nugroho
Bulu Tangkis
15.
Dian David Mickael Jacobs
Tenis Meja
16.
Komet Akbar
Tenis Meja
17.
Adyos Astan
Tenis Meja
18.
Syuci Indriani
Renang
19.
Jendi Pangabean
Renang
20.
Bolo Triyanto
Menembak
21.
Hanik Puji Astuti
Menembak
22.
Muhammad Fadli Imammuddin
Balap Sepeda
23.
Ni Nengah Widiasih
Powerlifting


KAMPANYE #WEARE15 DUKUNG KAUM DIFABEL DI PARALIMPIADE TOKYO 2020



Paralimpiade Tokyo 2020 akan dimulai pada 24 Agustus 2021 mendatang, dan mengangkat sebuah kampanye bertajuk We Are 15. Kampanye WeAre15 telah dimulai pada 19 Agustus 2021 lalu sebagai ajang untuk menyuarakan tindak anti-diskriminatif terhadap seluruh kaum disabilitas.

WeAre15 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, mengubah sikap, serta menciptakan lebih banyak peluang dan akses bagi para penyandang disabilitas.

Akun Twitter resmi Paralympics menulis bahwa gerakan WeAre15 bertujuan untuk mengakhiri Tindak Diskriminasi yang didapat oleh orang-orang berkebutuhan khusus. “15% dari penduduk Bumi adalah orang-orang disabilitas, mari kita hancurkan penghalang yang memisahkan kita,” tulis Twitter resmi Paralimpiade dengan Tagar #WeAre15.

Setidaknya ada 7 pesan yang ingin disampaikan melalui kampanye WeAre15 yang dijuluki sebagai ‘A Decade-long Campaign’ oleh Olympics.

Pertama, kampanye tersebut bertujuan untuk memberitahu bahwa 1,2 miliar orang di dunia merupakan penyandang disabilitas. Kondisi khusus tersebut menjadikan mereka bagian dari keanekaragaman manusia di dunia. Kedua, #WeAre15 merupakan gerakan kemanusiaan terbesar untuk merepresentasikan dan mengubah hidup 15% penduduk dunia dengan kebutuhan khusus.

Ketiga, kampanye tersebut menyejajarkan para penyandang kebutuhan khusus dengan Agenda yang sama untuk kampanye anti diskriminasi etnik, gender, dan orientasi seksual.

WeAre15 merupakan Kampanye Global yang bertujuan agar dekade berikutnya, penyandang disabilitas terbebas sepenuhnya dari tindak diskriminasi.

Selanjutnya, kampanye WeAre15 didukung oleh berbagai Organisasi Internasional Lintas Bidang. Seperti Olahraga, Hak Asasi Manusia, Keamanan, Bisnis, Seni, dan Hiburan.

Organisasai WeAre15 akan bekerjasama dengan pemerintah, pebisnis, dan publik di masa depan untuk mengubah kehidupan penyandang disabilitas. Terakhir, kampanye WeAre15 dapat diikuti oleh siapapun sebagai ajang perubahan.

#WeAre15 diluncurkan pada Tanggal 19 Agustus 2021 (10 Muharram 1443 H) melalui beragam Kampanye di Media Sosial, termasuk tagar yang telah ditentukan. Bangunan-bangunan ikonik seperti Tokyo Skytree, The London Eye, dan Koloseum di Roma juga menjadi tempat kampanye.

Pada Tanggal 24 Agustus, bersama dengan Upacara Pembukaan (Opening Ceremony) Paralimpiade Tokyo 2020, Presiden IPC Andrews Parsons akan membuka Kampanye Global tersebut.

Kampanye akan terus dilakukan pada pelaksanaan Paralimpiade Tokyo 2020 mulai Tanggal 24 Agustus hingga 5 September 2021 (Atau sekitar Tanggal 15 hingga 27 Muharram 1443 H).

Pesan untuk kampanyekan WeAre15 juga akan menjadi segmen khusus di Upacara Penutupan (Closing Ceremony) Paralimpiade Tokyo 2020 pada Tanggal 5 September mendatang.

Pada Tanggal 6 September 2021 (28 Muharram 1443 H) dan untuk hari-hari berikutnya, kampanye WeAre15 akan tetap dilakukan untuk mendukung terciptanya lingkungan hidup yang lebih layak bagi Penyandang Disabilitas.

Untuk melihat Video terkait dengan Kampanye #WeAre15, lihatlah Video di bawah ini :



ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Sama seperti kemarin-kemarin (sewaktu Olimpiade Tokyo 2020), kali ini (di Paralimpiade Tokyo 2020) juga menghadirkan kembali Google Doodle bertema Champion Island Games atau Game Pulau Juara.

Berikut, inilah beberapa Artikel lainnya seputar Paraimpiade Tokyo 2020 :


OFFICIAL SOCIAL MEDIA ACCOUNT OF TOKYO 2020 (OLYMPICS + PARALYMPICS)


Berikut, inilah Akun Resmi Media Sosial terkait dengan Olimpiade & Paralimpiade Tokyo 2020.
  1. YouTube Channel : Tokyo 2020 (EN🇬🇧, JP🇯🇵)
  2. Facebook (FB) : Tokyo 2020 (EN🇬🇧, JP🇯🇵, KR🇰🇷, ES🇪🇸, FR🇫🇷)
  3. Twitter (TWT) : @Tokyo2020 (EN🇬🇧), @Tokyo2020jp (JP🇯🇵), @Tokyo2020ko (KR🇰🇷), @Tokyo2020es (ES🇪🇸), dan @Tokyo2020fr, (FR🇫🇷)
  4. Instagram (IG) : @tokyo2020 (EN🇬🇧, JP🇯🇵)
  5. TikTok (Tok) : @tokyo2020_official (JP🇯🇵)
  6. ID LINE : Tokyo 2020 (@tokyo2020) (JP🇯🇵)

Untuk melihat Akun Resmi Media Sosial lainnya terkait dengan Olimpiade & Paralimpiade Tokyo 2020, silahkan lihat di sini (Olympics.com).


Dan Terima Kasih telah berpartisipasi untuk menyukseskan Event Tokyo Olympics Games 2020, Dan selanjutnya Inzaghi's Blog juga turut menyukseskan Tokyo Paralympics Games 2020 terutama bagi para Atlet-atlet Difabel di Indonesia.


Cukup sampai disini ya! Oh ia, Jika ingin melihat Jadwal Pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020 di Inzaghi's Blog, silahkan lihat di siniJika ingin melihat Live Streaming Paralimpiade Tokyo 2020 di Vidio.com, silahkan lihat di sini. Dan jika ingin melihat Jadwal Pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020 dari Situs Resmi-nya Olimpiade dan Paralimpiade Internasional Musim Panas, silahkan lihat di sini (Olympics.com) dan juga di sini (Paralympic.org). Dan Anda juga bisa melihat Jadwal Pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020 di Google. Dan jika ingin melihat Jadwal Paralimpiade Tokyo 2020 di Vidio.com, silahkan lihat di sini (About.Vidio.com).

Memang di saat Paralimpiade Tokyo 2020 berlangsung, kebanyakan para Mahasiswa Baru sudah memulai Perkuliahan meskipun masih Daring/Online, sehingga tidak bisa menonton Full Pertandingan Siaran Paralimpik ini.

Semoga bermanfaat bagi para pencinta Olahraga.

Terima Kasih 😀😊😁👌👍 : ) 

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb.

Ads