Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisi-kisi Ujian Sekolah (US) SMA untuk Pelajaran Bahasa Indonesia [#BelajarDiRumah]

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Hello semuanya! Apakah kalian sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Sekolah (US)? Sebenarnya Ujian ini sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) yang telah ditiadakan oleh Pemerintah akibat dari Pandemi COVID-19. Dan kali ini saya akan membagikan Kisi-kisi Ujian Sekolah (US) untuk Bahasa Indonesia.



Berikut, inilah Materi Kisi-kisi US SMA untuk Pelajaran Bahasa Indonesia yang saya ambil dari beberapa Sumber di Internet. Dan juga Materi ini diambil dari Pelajaran Kelas 10, 11, dan sampai dengan Kelas 12.

1. Makna Istilah

Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia kita mengenal 2 Jenis makna yang sering dikaitkan satu sama lain yakni makna kata dan makna istilah. Meski sama-sama mempelajari dan membahas tentang sebuah makna namun jelas hal tersebut memiliki perbedaan yang mendasar. Agar lebih memahami perbedaan diantara keduanya, pembaca dapat membaca artikel kami sebelumnya tentang contoh makna kata. Dalam artikel ini kita akan membahas tentang penjelasan Makna Istilah, jenis-jenis serta contoh dari makna istilah.

2. Informasi Tersurat

Informasi Tersurat adalah informasi yang menjelaskan segala hal secara langsung tanpa ada hal yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Informasi tersurat dipaparkan secara jelas tanpa basa-basi dan merupakan jenis informasi yang biasanya menggunakan kata baku.

3. Struktur Teks Prosedur

Teks Prosedur adalah Teks yang memberikan petunjuk, langkah-langkah dan pengarahan agar suatu pekerjaan dapat dilakukan. Pengertian tersebut senada dengan pendapat Mahsun (2014: 30) yang mengungkapkan bahwa Teks Prosedur adalah teks yang bertujuan untuk memberikan pengarahan atau pengajaran tentang langkah-langkah sesuatu yang telah ditentukan.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]

4. Kata-kata Imperaktif (Perintah)

Kata-kata Imperaktif merupakan bagian dari Struktur Teks Prosedur tapi dalam Aspek Kebahasaan.

Dalam ilmu bahasa, kata kerja imperatif dikenal sebagai kata kerja yang digunakan untuk memberikan perintah atau instruksi kepada lawan bicara. Kata kerja ini juga bisa digunakan untuk beberapa keadaan seperti menyerukan ajakan, meminta pertolongan, dan melarang sesuatu. 

Berdasarkan kegunaannya dalam bahasa sehari-hari, kata kerja imperatif memiliki fungsi sebagai berikut : 
  1. Digunakan sebagai kata perintah dalam sebuah kalimat.
  2. Digunakan sebagai bentuk ungkapan pembiaran atau izin terhadap sesuatu hal/aktivitas/perbuatan.
  3. Digunakan sebagai kata kerja yang bersifat mengajak atau menyeru.
Agar lebih memahami penggunaan kata kerja imperatif dalam sebuah kalimat, berikut contoh-contoh yang bisa Anda cermati. 
  • Buka jendela itu sekarang!
  • Jangan pergi!

5. Kutipan Paragraf (Simpulan Tersirat, Ide Pokok, dan Inti Kalimat)

Dari materi Kutipan Paragraf ada 3 Subbab, yaitu Simpulan Tersirat, Ide Pokok, dan Inti Kalimat.

Makna Tersirat/Implisit adalah Makna/Arti/Frasa/Kalimat yang untuk mengetahuinya perlu membaca keseluruhan isi (baik kalimat utama maupun kalimat penjelasnya) karena tidak dituliskan secara jelas. Untuk melihat Contoh Soal, silahkan lihat di sini.

Ide Pokok Paragraf adalah inti atau pokok permasalahan yang terdapat pada sebuah paragraf. Ide pokok juga dikenal dengan nama gagasan utama dan menjadi dasar pengembangan suatu paragraf.

Yang jelas, Inti Kalimat bukanlah sebuah Ide Pokok. Jika kalian disajikan sebuah kalimat atau teks dan diminta untuk menentukan inti kalimat, kalian harus ingat bahwa yang ditanyakan itu bukanlah masalah utama yang dibahas (ide pokok). Inti kalimat adalah unsur inti dari sebuah kalimat. 

6. Makna Rujukan

Kata Rujukan berarti kata yang digunakan untuk mengacu kepada suatu hal atau untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Bila disederhanakan, maka definisi dari kata rujukan ialah kata ganti yang menunjuk pada kata lain yang telah digunakan sebelumnya sebagai pengganti dari kata aslinya.

Selaiknya pada materi-materi dalam Bahasa Indonesia, kata rujukan memiliki ragam macamnya. Ragam macam kata rujukan terdiri dari kata rujukan benda atau suatu hal, rujukan orang atau yang diperlakukan seperti orang, dan rujukan tempat.

Kata rujukan benda atau sesuatu hal merupakan kata ganti yang digunakan untuk merujuk kepada benda atau hal yang dianggap seperti sebuah benda. Kata rujukan yang digunakan untuk merujuk kepada benda atau sesuatu hal terdiri dari kata ini, itu, dan tersebut. Berikut contoh kalimatnya :
  1. Kemarin Serenata membaca novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, novel ini merupakan salah satu novel terbaik yang pernah dibuat film. (Kata ‘ini’ dalam kalimat tersebut mengacu atau menjadi kata rujukan pada novel berjudul ‘Laskar Pelangi’ yang disebutkan pada kalimat sebelumnya).
  2. Salah satu cara untuk mencegah banjir ialah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Namun, banyak orang yang masih tidak menyadari hal itu. (Kata ‘itu’ di akhir kalimat merujuk kepada perilaku ‘tidak membuang sampah sembarangan’ dari kalimat sebelumnya).
  3. Dimas baru saja membeli ponsel baru merek Xiaomi. Ponsel itu dibeli dari hasil keringatnya sendiri dengan berjualan nasi uduk di sekolah. (Kata ‘itu’ merujuk kepada ‘ponsel baru merek Xiaomi’ yang dibeli oleh Dimas).
  4. Banyak mengonsumsi air putih sangat baik untuk kesehatan. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut. (Kata ‘tersebut’ di akhir kalimat merujuk kepada kalimat sebelumnya, yakni ‘banyak mengkonsumsi air putih sangat baik untuk kesehatan’).

[Selengkapnya, bisa lihat di sini (Quipper Blog).]

7. Membandingkan Pola Penyajian

Ada 6 Macam Pola Penyajian yaitu :

    1. Urutan waktu
Misalkan melaporkan kegiatan mulai dari hari pertama, kedua
    2. Urutan tempat
Misalakan melaporkan hasil kunjungan ke perusahaan penerbitan hingga ke percetakan
    3. Urutan umum khusus
Misalkan laporan dimulai dari tinjauan umum tentang pabrik, contoh lokasi , sejarah
    4. Urutan khusus umum
Misalkan dari deskripsi data, analisis data
    5. Uruan sebab akibat
Misalkan penyebab terjadi bencana alam dan akibatnya
    6. Urutan akibat sebab
Misalkan akibat dari kebakaran yaitu korban.

Untuk melihat Contoh Soal dari Membandingkan Pola Penyajian, silahkan lihat di sini.

8. Simpulan Kedua Teks

Untuk lebih memahami materi ini, silahkan lihat Contoh Soal-nya di sini. Yaitu menyimpulkan dari kedua Teks yang telah disajikan.

9. Pertentangan isi Kedua Teks

Yaitu berisikan tentang Pertentangan yang ada di dalam isi kedua Teks.

10. Penggunaan Bahasa dalam Teks (Deskripsi)

Teks Deskripsi adalah teks yang berisi tanggapan deskriptif dan personal terhadap objek. Teks deskripsi memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci dari sudut pandang subjektif penulisnya. Hal-hal yang dideskripsikan dipilih dari sudut pandang penulis sendiri.

Ciri penggunaan bahasa pada teks deskripsi adalah :
  • Menggunakan sinonim kata yang bermakna khusus.
  • Menggunakan kalimat berisi penjelasan terperinci untuk mengongkretkan.
  • Menggunakan pilihan kata dengan emosi kuat.
  • Menggunakan majas perbandingan untuk menggambarkan atau melukiskan objek.
  • Menggunakan kesan indra sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dideskripsikan.
  • Menggunakan kata ganti orang orang pertama tunggal (aku, ku, saya).

11. Makna Simbolik dan Larik dalam Puisi

Makna Puisi adalah arti atau maksud atau isi yang terkandung dalam puisi yang dapat ditangkap oleh pembaca sesuai tingkat pengalaman dan pengetahuannya. Oleh karena itu, makna puisi akan berbeda-beda manakala penafsirannya tidak sama. Bahkan, bukan tidak mungkin akan bertolak belakang.

Berikut ini salah satu langkah yang dapat Anda lakukan untuk menganalisis isi puisi tersebut yaitu memahami makna Simbolik dan membahas makna setiap Larik.

Tugas Anda sekarang adalah berusaha memahami makna kata yang bersifat Simbolik tersebut. Pertama, kata “matahari". Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa kata "matahari" berhubungan dengan makna "kehidupan", kata "salju" berhubungan dengan makna "sesuatu yang tidak berarti".

Masalahnya sekarang, apakah yang dimaksud dengan "pohon" dan "kehilangan daun"? Siapa pun akan memaklumi bahwa daun adalah ciptaan Tuhan. Dengan kata lain, daun adalah makhluk ciptaan Khalik. Pertanyaannya sekarang: Makhluk apakah yang mampu menyadari ketidakberartian hidupnya? Makhluk apakah yang dengan sadar berusaha mencari kehidupan? Jawabnya tentu, manusia.

Pohon yang kehilangan daun, tentu hidupnya tidak berarti. Selain itu, jika pohon itu merupakan simbol dari manusia, berarti manusia yang kehilangan daun itu hidupnya tiada berarti.

Setelah memahami makna kata-kata simbolik pada bait pertama, tugas kita sekarang adalah berusaha memahami makna kata Simbolik pada Bait berikutnya. Sering kali pemahaman makna kata-kata simbolik menjadi semacam kunci untuk memahami makna kata-kata simbolik berikutnya. Dengan berangkat dari anggapan demikian, dapatkah Anda memahami makna kata "tubuh", "basah kuyup", "pintu tertutup", dan kata "api"?

Setelah Anda mencoba sendiri berusaha memahami kata-kata simbolik tersebut, baik sendirian atau lewat diskusi, silakan Anda coba membahas makna setiap lariknya. Larik pertama yang berbunyi "ke manakah pergi" mudah untuk dimengerti. Larik kedua yang berbunyi ketika "salju turun"-lah yang perlu diperhatikan baik-baik.

Jika dihubungkan dengan proyeksi makna kata "salju" turun tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa baris “ketika salju turun" mengandung makna ketika hidupku sepi tidak berarti. Adapun larik keempat yang berbunyi “pohon kehilangan daun" dapat diartikan sebagai ketika diriku hampa tidak bermakna.

Contohnya adalah :

ke manakah pergi
mencari kehidupan
ketika hidupku sepi tak berarti
ketika diriku hampa tidak bermakna


12. Struktur Teks Cerpen

Ciri ciri Cerpen ini itu bisa berbentuk prosa naratif fiktif. Atau cerpen ini berbentuk cerita yang padat dan langsung pada tujuan dibandingkan dengan karya karya lainnya. Yang biasanya karya fiksi lainnya itu panjang nah itu cerpen pendek.

Stuktur dalam penulisan Cerpen dapat dituliskan sebagai berikut :
  • Abstrak
  • Orientasi
  • Komplikasi
  • Evaluasi
  • Resolusi
  • Koda

13. Teks Novel (Konflik & Penyebab Konflik, dan Nilai Moral)


Teks Novel merupakan Materi ini membahas pengertian teks novel, struktur teks novel, jenis-jenis, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]

14. Membandingkan dua Teks berdasarkan Tema

Ini biasanya hanya membandingkan kedua Teks berdasarkan Tema.

15. Kelemahan Karya Sastra

Yaitu berisikan tentang Kelemahan/Kekurangan pada Karya Sastra. Untuk lebih memahami materi ini, silahkan lihat Contoh Soal-nya (Kelebihan dan Kekurangan dari Karya Sastra) di sini (Wartabahasa.com).

16. Unsur-unsur dalam Cerpen/Novel (Unsur Watak dan Seting)

Cerpen (Cerita Pendek) merupakan diantara jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.

Cerpen yang biasa juga dinamakan dengan prosa atau karangan fiksi, memiliki isi pengisahan yang hanya berfokus pada sebatas satu permasalahan atau konflik. Secara singkatnya, jalan cerita pendek hanya berpusat pada satu konflik saja.

Salah satu Unsur-unsur Intrinsik pada Cerpen/Novel adalah Watak/Penokohan dan Seting/Latar.

17. Keterikatan isi Cerpen dengan kehidupan sehari-hari

Dari isi Cerpen pasti kita bisa merumuskan Amanatnya. dari amanatnya tersebutlah kita dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari hari. Contohnya adalah Jangan menjadi anak yang durhaka, dengan begitu kita tidak boleh menjadi anak yang durhaka.

18. Prediksi Lanjutan Cerita

Untuk lebih memahami materi ini, silahkan lihat Contoh Soal-nya di sini. Yaitu tentang memprediksi kelanjutan Cerita.

19. Kata Istilah

Silahkan lihat di Brainly jika ingin melihat Daftar Kata-kata Istilah.

20. Peribahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, dan perumpamaan).

Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Edwar Djamaris dalam Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (1984), peribahasa tidak saja merupakan mutiara bahasa, bunga bahasa, tetapi juga suatu kalimat yang memberikan pengertian yang dalam, luas, tepat, disampaikan dengan halus dan dengan kiasan.

Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (1993) menjelaskan peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang bersifat turun menurun, digunakan untuk menguatkan maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup.

Dikutip dari Kumpulan Majas, Pantun dan Peribahasa plus Kesusasteraan (2014) karya Ernawati Waridah, peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan mengandung satu maksud tertentu.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini (Kompas.com).]

21. Paragraf Padu

Paragraf adalah rangakaian kalimat yang membentuk suatu gagasan utama. Agar menjadi paragraf yang baik, suatu paragraf harus memiliki syarat – syarat kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan.

Paragraf Padu merupakan paragraf yang kalimat – kalimatnya tersusun atau terjalin dengan logis dan serasi. Untuk membentuk suatu paragraf yang padu, kalimat – kalimat tersebut harus disusun dengan urutan yang logis dan disambungkan dengan kalimat lainnya dengan menggunakan konjungsi atau kata sambung.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]

22. Teks Sastra

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Sastra adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan trulisan biasa lainnya, memiliki berbagai cirri keunggulan, keaslian, keartistikan, keindahan, isi dan ungkapan. Karya sastra sendiri merupakan karangan yang memiliki nilai kebaikan berupa tulisan dengan bahasa yang indah penuh estetika. Sastra sendiri juga memberikan pengetahuan dan wawasan umum mengenai manusia, sosial, intelek, dengan gaya yang khas dan unik. Di mana pembaca sastra dapat menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan pengalamanan dan wawasannya, Semua kembali ke pembaca dan penikmat.

Secara harfiah, Sastra tergolong menjadi 3 (Tiga) Macam, yaitu drama, prosa, dan puisi. Ketiga golongan tersebut pun juga terdiri dari berbagai jenis.

[Selengkapnya, bisa baca dan lihat di sini.]

23. Teks Ulasan

Teks Ulasan atau Teks Review adalah teks yang mengandung penilaian yang kritis sebagai bentuk informasi yang bersifat memberikan pertimbangan kepada para calon pembaca atau penikmat atas sebuah karya, seperti film, prosa, buku, bahkan produk, dsb. Karena bersifat memberikan pertimbangan berupa rekomendasi atau pendapat subjektif, setelah membaca teks ulasan, seseorang akan berada pada beberapa kemungkinan, antara lain apakah akan membaca/melihat/menonton karya atau sebaliknya, mengurungkan niatnya.

Teks Ulasan memiliki berbagai Ciri-ciri sebagai berikut, antara lain :
  • Teks ulasan memiliki struktur yang tersusun atas orientasi, tafsiran, rangkuman serta evaluasi.
  • Teks mengandung informasi mengenai pandangan penulis yang didasari atas opini yang dilandaskan dengan fakta atas suatu karya atau produk.
  • Teks ulasan dapat disebut juga dengan teks resensi.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]

24. Kata Baku / Tidak Baku

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku ini dapat menambah wawasan kamu tentang penggunaan kata yang benar dan tidak benar. Penggunaan kata baku perlu dipahami dengan saksama sehingga dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Memahami dan mengetahui kata baku adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Kata baku adalah kata yang sudah berbentuk mutlak penulisan dan penguncapannya. Kata baku bisa ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh sebab itu penting untuk mengetahui contoh kata baku dan tidak baku.

Memperbaiki kata tidak baku menjadi kata baku cukup penting karena kata baku adalah kata yang kerap digunakan pada kesempatan formal baik dalam penulisan maupun pengucapan. Kata baku adalah bagian dari bahasa baku atau bahasa resmi. Contoh kata baku dan tidak baku ini bisa kamu pahami agar tidak salah lagi menggunakan kata tersebut.

Kata tidak baku biasanya adalah kata yang telah dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu di antaranya bahasa daerah, dan kata tersebut tidak ada di KBBI. Sehingga contoh kata baku dan tidak baku pada ulasan kali ini membantu kamu untuk mengetahui kata yang benar dan tidak benar sesuai dengan KBBI.

Kata Baku adalah kata yang aturan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesianya. Kata ini bersifat baku dan digunakan secara resmi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kata baku adalah kata yang sudah berbentuk mutlak baik penulisan dan penguncapannya.

Suatu kata dianggap tidak baku apabila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, Kata baku adalah kata yang bersumber dari bahasa baku yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku bisa dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baik secara daring maupun bentuk kamus fisik.

Kata baku adalah kata yang digunakan dalam bahasa baku. Bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui sebagian warga pemakainya sebagai ragam resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya seperti yang dikatakan Halim (1976).

Banyak Faktor yang menyebabkan mengapa kata yang menjadi Tidak Baku dan keluar dari kaidah penulisan yang benar dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh sebab itu penting untuk membenarkan kata tidak baku menjadi kata baku dengan memerhatikan contoh kata baku dan tidak baku.

Kata-kata yang menyimpang disebut kata nonbaku atau tidak baku. Kata tidak baku biasanya disebabkan oleh adanya pengaruh atau faktor lingkungan di mana ia digunakan. Terkadang masing-masing daerah menggunakan dialek yang berbeda meski bahasa yang digunakan sama, yakni Bahasa Indonesia. Ini yang membuat kata tidak baku sering digunakan.

Biasanya, kata baku adalah kata digunakan untuk penulisan ataupun pengungkapan kata-kata yang bersifat resmi atau formal. Tidak bakunya sebuah kata tidak hanya dinilai dari salah penulisan saja. Sebuah kata dianggap tidak baku juga bisa karena adanya salah pengucapan.

Umumnya, kata tidak baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Ini karena kata tidak baku dianggap lebih santai dan tidak kaku seperti bahasa baku.

[Selengkapnya, bisa baca dan lihat di sini.]

25. Kalimat Padu

Kalimat Padu merupakan kesesuaian kalimat yang ada di dalam Paragraf. Kebalikan dari Kalimat Padu adalah Kalimat Sumbang (Tidak Padu), yaitu Kalimat yang sama sekali tidak nyambung bahkan sangat berlawanan dan bertentangan dengan kalimat yang lain.

26. Kata Bentukan

Kata Bentukan secara sederhana ialah kata yang sudah dibentuk dari kata dasar dengan menambahkan imbuhan tertentu. Kata bentukan ini memiliki beberapa istilah lain yang lumrah digunakan. Istilah itu seperti, kata turunan, kata berimbuhan, kata jadian, dan lain sebagainya.

Dalam Bahasa Indonesia, kata dasar untuk menjadi sebuah kata bentukan harus melalui proses pembentukan kata. Pengertian dari pembentukan kata itu sendiri ialah proses membentuk kata dengan menambahkan imbuhan atau unsur lainnya pada kata dasar. Pembentukan kata dasar itu dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara yaitu Pengimbuhan dan Kata Ulang.

[Selengkapnya, bisa baca dan lihat di sini.]

27. Konjungsi dan Kata Konjungsi

Konjungsi adalah kata penghubung antar kata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi juga dikenal dengan sebutan kata sambung.

Ada banyak sekali macam-macam Kata Konjngsi yaitu Konjungsi Aditif, Pertentangan, Disjungtif, Waktu, Final, Kausal, Konsekutif, Kondisional, Tidak bersyarat, Perbandingan, Korelatif, Penegas, Penjelas, Konsesif, Urutan, Pembatasan, Penanda, dan Situasi.

[Selengkapnya, bisa baca dan lihat di sini.]

28. Kalimat Efektif

Kalimat Efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut Ejaan yang disempurnakan (EYD).

Pada dasarnya, ada 4 (Empat) Syarat Utama sebuah kalimat dapat dikatakan Efektif atau tidak yaitu Sesuai EYD, Sistematis, Tidak Boros dan Bertele-tele, dan Tidak Ambigu.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]

30. Kesalahan Kalimat pada Penutup Surat

Surat Resmi atau yang sering disebut dengan Surat Dinas merupakan salah satu jenis surat yang memiliki bentuk formal. Surat resmi biasanya digunakan oleh antar instansi/lembaga atau dari lembaga ke perorangan. Isi dari surat resmi dapat digunakan dalam beberapa tujuan seperti undangan resmi, edaran, dan pemberitahuan atau himbauan. Karakteristik dari surat resmi adalah terdapat unsur formal seperti kop surat, nomor surat, lampiran surat, hal, tanggal, jabatan pemegang surat, pemakaian bahasa formal, tembusan, dan lain sebagainya. Beberapa surat resmi dibuat dengan kesalahan pada beberapa bagiannya. Contoh kesalahan penulisan surat resmi biasa terjadi pada bagian Kepala surat (Kop surat), Penulisan lampiran, Tanggal surat, dan Alamat surat.

Letak kepala surat atau kop surat dari surat resmi berada pada bagian paling atas surat. Kop surat memuat identitas lembaga/instansi yang menunjukkan pengirim atau asal surat. Dalam kop surat terdapat logo, nama instansi, alamat lengkap, nomor telepon, dan alamat website/lambang instansi. Kop surat menjadi bagian paling menarik dengan nama instansi biasanya dicetak lebih besar dari bagian kop surat lainnya.

Dan inilah Contoh-contoh Kesalahan dari Penulisan Surat Resmi pada Bagian Kepala Surat.

Contoh Kepala Surat atau Kop Surat

Contoh Kesalahan Penulisan Kop Surat untuk Surat Resmi dan Perbaikannya

Contoh Kesalahan Penulisan Alamat pada Surat Resmi dan Perbaikannya

Sumber : Idschool.net

30. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalah suatu susunan tulisan di akhir sebuah karya ilmiah yang isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun terbit. Daftar pustaka ini digunakan sebagai Sumber atau Rujukan seorang penulis dalam berkarya.

Berikut, inilah Contoh penulisan Daftar Pustaka :
  • Manna, A.H., dan Putra Dani. 1998. Metode Pembelajaran Untuk Chef. Jakarta: Bentang Alam Nusantara. [Jumlah Penulis lebih dari satu orang]
  • Depag. 2001. Petunjuk Pelaksanaan dan Tata Cara Nikah Adat Jawa. Jakarta: Depag. [Tanpa Nama Penulis]
  • Prakasa, Illman (Penerjermah). 1997. Analisa Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Manajemen. [Penulisan dari Buku Saduran, Terjemahan atau Suntingan]
  • Pramesja, Wijana. 2009. Majalah. Menuju Fashion Asia. Jakarta: Majalah Bisnis Fashion, No. 4 Thn. 05. (12 Januari-20 Februari 2005) [Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Majalah]

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]

31. Tanda Baca

Tanda Baca seperti Tanda Titik (.),  Koma (,),  Tanda Seru (!), dan Tanda Tanya (?) pastinya sudah tidak asing bagi teman-teman. Di dalam sebuah kalimat, sangat mudah sekali teman-teman menemukan tanda-tanda baca tersebut. Namun selain 4 (Empat) Tanda Baca itu, ternyata masih ada beberapa tanda baca yang penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah kalimat.

[Selengkapnya, bisa lihat di sini.]


Mohon maaf apabila ada sedikit Kesalahan dalam memberikan materi yang kurang jelas dan juga memberikan Link atau Dokumen yang terkait. Terima Kasih atas perhatiannya 😀👍 :)

Wassalammu‘alaikum wr. wb.

Ads