Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah beberapa Framework Front-End Terbaik untuk Programmer di 1444 H

Assalamu‘alaikum wr. wb.

Halo gais! Jika kita ingin membuat sebuah Website, tentunya Ilmu dasar yang perlu kita kuasai adalah dengan belajar di bagian Front-End seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Adapun beberapa Framework yang kita ketahui seperti React.js, Node.js, dll. Mari kita simak baik-baik pada Artikel ini!



Sumber Artikel : Niagahoster.co.id dan Domainesia.com

Framework tidak bisa lepas dari developer karena sebagai developer pasti akan menggunakan Framework (Kerangka Kerja).

Dalam proses website development, ada banyak cara menciptakan tampilan depan website via coding. Salah satu yang paling mudah yaitu dengan menggunakan Front End Framework. Anda bisa membuat Tampilan Website yang menarik dan profesional dengan lebih cepat. 

Saat ini, ada banyak Front End Framework tersedia yang bisa Anda coba. Tentunya, setiap Framework memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lalu, manakah yang paling cocok untuk Anda?

A. Pengertian Front End Framework

Front end sendiri berada disisi client atau bisa disebut sebagai visual yang akan dilihat oleh client. 

Pembangunan website dari awal bukanlah hal yang mudah karena kamu harus memperhatikan tampilan UI yang menarik, desain web responsif, dan aksebilitas yang dimiliki. 

Kabar baiknya yaitu saat ini sudah banyak front end framework yang dapat membantumu.

Apa itu front end framework? Front end framework adalah kerangka kerja yang membantufront end developer untuk mempermudah  dalam pengembangan website. 

Di dalam penggunaan framework bukan berarti kamu tidak akan bertemu dengan code, justru ada beberapa aturan code khusus jika kamu ingin menggunakannya. 

Dengan code tersebut dapat meningkatkan kinerjamu karena kamu bisa memanfaatkan beberapa fungsi dan plugin yang disediakan untuk mempersingkat dan mengoptimalkan code yang Anda buat.

B. Keuntungan dari Penggunaan Front End Framework

Keuntungan utama yang didapatkan saat menggunakan frontend framework yaitu kemudahan untuk membuat website yang menarik. 

Namun, selain itu juga masih ada beberapa keuntungan yang lain. Berkut, inilah beberapa Keuntungan dari Penggunaannya.

1. Mempercepat pembuatan Website

Jika kalian menggunakan framework, maka kamu dapat mempercepat kinerjamu. Mengapa demikian? Karena di dalam Framework sudah terdapat fungsi-fungsi yang sudah tersedia jadi kamu hanya mengimplementasikan fungsi tersebut dan menyesuaikannya sesuai kebutuhanmu.

2. Pemeliharaan Website menjadi lebih mudah

Dalam perkembangannya nanti, suatu website pasti akan mengalami penambahan fitur dan membuat website menjadi semakin kompleks. 

Hal ini menjadi tantangan bagi Front End Developer, namun jika kamu menggunakan front end framework maka untuk perbaikan bug atau bahkan penambahan fitur menjadi lebih mudah karena kebanyakan front end framework sudah menggunakan pola arsitektur yang terstruktur.

3. Kode Program yang terstruktur

Biasanya Front End Framework memiliki arsitektur tersendiri untuk menuliskan kode. Sehingga struktur kode yang kalian buat akan terstruktur dan terlihat rapih. 

Dengan demikian jika terjadi Bug maka Anda akan cepat untuk menemukan kesalahan dan mengatasinya. 

C. Jenis-jenis Front End Framework

1. Vue.js


Vue.js adalah front end framework dengan rating tertinggi di Github. Framework ini diluncurkan pada Tahun 2014 lalu oleh Evan You. Seseorang yang juga merupakan salah satu kreator framework Angular.

Vue.js adalah framework berjenis MVVM (Model-View ViewModel) yang dibangun di atas bahasa JavaScript. Front end framework yang satu ini punya aturan penulisan kode yang simpel, sehingga mudah digunakan oleh pemula.

Selain itu ukuran Vue.js juga tergolong kecil, hanya 18 KB saja! Meski begitu, kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Karena, bisa digunakan untuk membangun web app, mobile app, hingga Progressive Web App (PWA).

Fitur-fitur Unggulan Vue.js :
  • Virtual DOM (Document Object Model) – Tiruan dari Real DOM untuk menyimpan dan mereview perubahan kode sebelum menerapkannya di Real DOM.
  • Components – Membuat sekaligus mengelola elemen kustom dalam format HTML, nya sehingga dapat digunakan berulang-ulang.
  • Two-way Data Binding – Menjadikan setiap perubahan kode di JavaScript berpengaruh terhadap tampilan HTML, begitu pula sebaliknya.

Kelebihan Vue.js :
  • Dokumentasi yang lengkap dan detail.
  • Mudah digunakan untuk developer dengan keterampilan JavaScript.
  • Sangat fleksibel untuk merancang struktur aplikasi.
  • Mendukung TypeScript, bahasa pemrograman berbasis JavaScript.

Kekurangan Vue.js :
  • Komponen yang tersedia belum stabil.
  • Komunitas belum terlalu besar.
  • Kebanyakan plugin dan komponen ditulis dengan bahasa Mandarin sehingga sulit digunakan.

Gunakan Vue.js Jika :

Vue.js adalah front end framework yang cocok digunakan untuk membangun proyek berskala kecil dari nol, khususnya yang berjenis Single-Page Application (SPA).

Jangan Gunakan Vue.js Jika :

Vue.js kurang direkomendasikan untuk proyek-proyek berskala besar, mengingat komponen yang belum stabil serta dukungan komunitas yang masih minim.

Contoh Penggunaan Vue.js :
Beberapa perusahaan yang telah menggunakan Vue.js antara lain 9GAG, Alibaba, Reuters, dan Xiaomi.

2. React JS


React adalah salah satu Library Javascript yang bersifat open source. Library populer ini dibangun dan dikembangkan oleh Facebook (Kalau sekarang Meta) pada Tahun 2011. React sebenarnya bukan sebuah framework murni karena masih membutuhkan beberapa pendukung. React merupakan framework open source di bawah lisensi software MIT.

React sebenarnya bukan sebuah front end framework murni, melainkan sebuah library berbasis JavaScript. Pun demikian, ia tetap punya berbagai fitur layaknya sebuah framework, contohnya DOM.

Di samping itu, React juga punya kinerja stabil. Hal tersebut membuatnya bisa diandalkan untuk membangun PWA dan SPA yang dipersiapkan untuk menampung banyak trafik.

Fitur-fitur Unggulan React :
  • Virtual DOM – Sama seperti Vue.js, React juga dibekali Virtual DOM yang berguna untuk menyimpan berbagai perubahan kode.
  • Libraries Integration – Menjadikan React bisa digunakan bersama dengan berbagai library berbasis JavaScript.
  • JSX (JavaScript XML) – Ekstensi sintaks JavaScript untuk memudahkan modifikasi DOM dengan kode berformat HTML.

Kelebihan React :
  • Komponen bisa digunakan berulang-ulang di berbagai halaman aplikasi.
  • Kemudahan untuk menulis komponen tanpa perlu mengenalkan (deklarasi) Class-nya.
  • Menyediakan berbagai tools pengembang dengan fitur-fitur yang melimpah.

Kekurangan React :
  • Dokumentasi yang berubah-ubah, mengingat frekuensi update yang terlalu sering.
  • Agak sulit dipelajari pemula karena JSX yang cenderung rumit.

Gunakan React Jika :

React paling pas digunakan untuk membangun SPA yang cenderung kompleks dan membutuhkan banyak komponen user interface seperti Panel Navigasi, Tombol, dan Akordion.

Selain itu, React juga lebih cocok jika dipakai bersama library lain seperti Redux, karena dapat meningkatkan kinerja SPA.

Jangan Gunakan React Jika :

React kurang cocok bagi Anda yang pemula dan belum memahami JavaScript, apalagi JSX yang punya aturan kode lebih rumit daripada JavaScript biasa.

Contoh Penggunaan React :

Di samping sebagai framework Facebook, React juga telah dipakai untuk membangun berbagai website populer lain seperti Netflix, Reddit, dan Pinterest.

3. Angular JS


Selain React, ternyata ada lagi front end framework buatan raksasa teknologi lain. Framework yang dimaksud adalah Angular yang dikembangkan oleh Google sejak Tahun 2009 lalu.

Mirip dengan React, Angular juga merupakan framework open source. Nah, front end framework yang satu ini berjenis MVC (Model View Controller) dan dibangun dengan bahasa TypeScript.

Sayangnya, Angular punya aturan penulisan kode yang cukup rumit. Selain itu, ukurannya juga tergolong besar yakni 566 KB. Pun demikian, Angular terbukti handal untuk membangun web dan mobile app, PWA, hingga RIA (Rich Internet App).

Fitur-Fitur Unggulan Angular :
  • Directives – Memudahkan developer untuk mengatur DOM sehingga bisa menghasilkan konten berformat HTML yang lebih dinamis.
  • Hierarchical Injections – Memudahkan pengelolaan komponen kode untuk keperluan pengujian atau penggunaan ulang.
  • Two-way Data Binding – Mirip dengan Vue.js, Angular menggunakan two-way data binding untuk kemudahan sinkronisasi antara Model dan View.

Kelebihan Angular :
  • Setiap perubahan kode bisa ditampilkan hasilnya secara instan berkat adanya Two-way Data Binding.
  • Dapat menggunakan komponen secara berulang-ulang cukup dengan sekali menulis komponen.
  • Jumlah baris kode yang diperlukan untuk membangun aplikasi jadi lebih sedikit.
  • Dukungan resmi dari Google dan komunitas yang luas.

Kekurangan Angular :
  • Agak sulit dipelajari oleh pemula, mengingat aturan penulisan kode yang cukup rumit.
  • Struktur aplikasi yang dihasilkan cenderung rumit, sehingga bisa menurunkan kinerja aplikasi.
  • Kemampuan SEO yang terbatas sehingga kurang SEO Friendly.

Gunakan Angular Jika :

Angular adalah front end framework terbaik untuk membangun aplikasi kompleks untuk keperluan bisnis berskala besar.

Jangan Gunakan Angular Jika :

Angular kurang pas untuk membangun aplikasi simpel dan ringan mengingat kerumitannya. Selain itu, ia juga tidak cocok untuk website dengan tujuan menjaring trafik, karena kurang SEO Friendly.

Contoh Penggunaan Angular :

Selain digunakan untuk membangun berbagai layanan Google, Angular juga digunakan oleh banyak perusahaan mulai dari Forbes, LEGO, UPS, dan BMW.

4. jQuery


jQuery adalah salah satu front end framework tertua yang dirilis sejak Tahun 2006. Meski begitu, jQuery masih cukup relevan digunakan untuk membangun website, mobile app, dan desktop app.

Sama seperti React, jQuery sebenarnya adalah library JavaScript dan bukan merupakan framework. Nah, jQuery punya fungsi utama yaitu untuk memanipulasi CSS dan DOM sehingga menghasilkan website yang lebih interaktif.

Selain itu, jQuery juga menawarkan kemudahan penggunaan dengan memangkas aturan penulisan kode JavaScript menjadi lebih ringkas. jQuery juga didukung komunitas yang luas dan berpengalaman.

Fitur-Fitur Unggulan jQuery :
  • Versatile Event Handling – Memangkas jumlah baris kode untuk perintah yang melibatkan aktivitas pengguna, seperti klik pada mouse.
  • jQuery Mobile – Framework HTML5 berbasis System-UI untuk memudahkan developer dalam membangun mobile app.
  • Browser Interchangeability – Mampu menjalankan berbagai fungsi di hampir semua browser tanpa mengalami kendala berarti.

Kelebihan jQuery :
  • Mudah dipelajari dan digunakan oleh pemula karena penulisan kode yang simpel
  • Mendukung hampir semua browser yang ada di pasaran.
  • Menyediakan beragam pilihan plugin untuk menambah fiturnya.

Kekurangan jQuery :
  • Ukuran yang tergolong besar, satu package jQuery terdiri atas semua komponen DOM, Events, Effects, dan AJAX.
  • Kinerja yang tergolong lambat, mengingat ukuran yang besar.
  • Tidak memiliki Data Layer, sehingga proses memanipulasi DOM jadi lebih rumit.

Gunakan jQuery Jika :

jQuery lebih cocok digunakan untuk membangun aplikasi desktop berbasis JavaScript. Selain itu, jQuery juga pilihan yang pas untuk membangun website interaktif untuk digunakan di berbagai jenis browser.

Jangan Gunakan jQuery Jika :

jQuery tidak sesuai untuk membangun ekosistem website modern seperti PWA, SPA, atau web app. Hal ini karena ketiadaan Data Layer yang bisa menyebabkan lambatnya performa.

Contoh Penggunaan jQuery :

Beberapa perusahaan yang tercatat menggunakan jQuery antara lain Microsoft, Uber, Twitter, dan Pandora.

5. Foundation


Berbeda dengan beberapa framework di atas seperti Vue.js dan jQuery yang cocok untuk pemula, framework ini lebih ditujukan untuk developer tingkat mahir. Ia adalah Foundation, front end framework yang diluncurkan oleh Zurn pada 2011 lalu.

Framework berbasis JavaScript, HTML, dan CSS sekaligus ini memang ditujukan khusus untuk membangun proyek berskala besar dalam ruang lingkup perusahaan. Foundation didukung berbagai fitur untuk pengembangan tingkat lanjut.

Bahkan, Foundation juga punya framework khusus untuk membangun SPA dengan Foundation for Apps. Ada juga framework yang ditujukan untuk membuat aplikasi email bernama Foundation for Email.

Fitur-Fitur Unggulan Foundation :
GPU Acceleration – Meningkatkan kinerja aplikasi saat melakukan rendering terhadap animasi, baik di perangkat mobile ataupun desktop. 
Autonomous Project – Memudahkan developer mengatasi kerumitan sehingga bisa belajar Foundation lebih cepat.

Kelebihan Foundation :
  • Mendukung integrasi dengan Library HTML5, misalnya Form Validation.
  • Rendering otomatis untuk tampilan yang menyesuaikan berbagai perangkat.
  • Kustomisasi tingkat lanjut untuk menghasilkan tampilan yang menarik.
  • Baca juga: 7+ Rekomendasi HTML5 Template Terbaik untuk Website Anda

Kekurangan Foundation :
  • Cukup sulit untuk dipelajari oleh developer pemula.
  • Dukungan komunitas yang masih minim karena tidak terlalu populer.

Gunakan Foundation Jika :

Foundation adalah front end framework yang tepat untuk mempercantik tampilan website dengan komponen CSS, tapi tetap memperhatikan aspek responsive website di berbagai perangkat.

Jangan Gunakan Foundation Jika :

Foundation bukan framework yang cocok digunakan jika Anda masih pemula. Karena, cara mengubah kode serta kustomisasi yang rumit dan membingungkan.

Contoh Penggunaan Foundation :

Foundation telah digunakan di beberapa website milik perusahaan terkemuka, misalnya eBay, Mozilla, Disney, Amazon, dan National Geographic.

6. Svelte


Svellte adalah Framework JavaScript Evolusioner untuk membangun website yang cepat dan pertama kali dirilis pada bulan November 2016. 

Baru-baru ini Slvelte menyita perhatian dari komunitas. Perusahaan yang menggunakan svelte di awal yaitu IBM, Apple, Philips, dan GoDaddy. 

Beberapa kelebihan yang dimiliki yaitu :
  • Komponen yang mudah dipahami.
  • Svelte melakukan compile secara berkala jadi tidak semua tas di load seacara bersamaan di Browser.
  • Penulisan kode yang lebih ringkas.
  • Ideal untuk pemula.

Kekurangan Svelte yaitu :
  • Belum banyak resource karena tergolong sangat baru.
  • Belum terintegrasi dengan IDE yang umum digunakan.

7. Bootstrap


Siapa yang tidak kenal dengan Bootstrap? Framework ini dikenalkan pada Tahun 2011 oleh Mark Otto dan Jacob Thornton. 

Bootstrap merupakan salah satu contoh Front End Framework CSS yang digunakan untuk membuat desain visual dari suatu website dan bersifat open source. 

Framework ini berbentuk template HTML dan CSS untuk kebutuhan seperti tombol, tipografi, dan komponen yang lainnya. Tidak hanya itu, Bootstrap juga memiliki fitur Library JavaScript. 

Kelebihan yang dimiliki :
  • Desain yang responsif sehingga bisa diakses oleh beragam perangkat.
  • Memiliki dukungan JavaScript sehingga desain yang dibuat lebih interaktif.
  • Fleksibel karena setiap penggunaannya bisa menggunakan frame sehingga lebih cepat.

Kekurangan Bootstrap :
  • Jumlah HTML yang berlebihan bisa membuat code berantakan.
  • Tidak support dengan semua browser.

8. Backbone.js


Backbone.js adalah front end framework yang dikembangkan oleh Jeremy Ashkenas, penulis CoffeeScript pada 2010 lalu. Framework ini merupakan framework open source yang diterbitkan di bawah lisensi software MIT.

Backbone.js tergolong framework berjenis MVC yang dibangun di atas bahasa JavaScript. Front end framework satu ini dianggap sebagai framework yang paling mudah digunakan karena aturan penulisan kode yang simpel.

Dengan aturan kode yang sederhana, kemampuannya tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, Backbone.js bisa digunakan untuk membangun SPA dengan lancar.

Fitur-Fitur Unggulan Backbone.js :
  • Key-Value Binding & Custom Events – Mirip dengan Two-way Data Binding, menjadikan setiap perubahan pada Model berpengaruh terhadap View, begitu pula sebaliknya.
  • API Integration – Memungkinkan website dapat berkomunikasi dengan bahasa atau aplikasi lain lewat API yang sudah ada, misalnya RESTful JSON.

Kelebihan Backbone.js :
  • Kinerja yang tergolong cepat serta ukuran yang tetap ringan.
  • Sangat mudah dipelajari oleh pemula sekalipun.
  • Mudah untuk membangun sistem yang lebih kompleks berkat adanya API.

Kekurangan Backbone.js :
  • Hanya menyediakan tools untuk pengembang versi standar dengan kemampuan yang terbatas.
  • Harus menulis kode dalam bentuk Boilerplate (menulis di banyak tempat) agar Model dan View dapat berkomunikasi satu sama lain.

Gunakan Backbone.js Jika :

Backbone.js adalah front end framework yang tepat untuk membangun aplikasi dinamis berskala kecil hingga besar. Pasalnya ia bisa memisahkan logika dan tampilan aplikasi sehingga menjaga kinerja aplikasi jadi lebih cepat.

Jangan Gunakan Backbone.js Jika :

Jika ingin membangun aplikasi dengan framework populer, Backbone.js bukanlah pilihan tepat mengingat popularitasnya yang kian menurun.

Contoh Penggunaan Backbone.js :

Beberapa contoh perusahaan yang menggunakan framework Backbone.js antara lain Trello dan Tumblr.


Sekian Artikel ini, semoga bermanfaat bagi yang ingin menjadi Front End Developer.

Terima Kasih šŸ˜„šŸ˜˜šŸ‘ŒšŸ‘ :)

Wassalammu‘alaikum wr. wb.

Ads