Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[MENGENANG PERISTIWA SEBULAN] Mengapa Kematian George Floyd picu Demo Black Lives Matter Mendunia? Inilah 5 Cara yang Bisa anda Lakukan untuk Melawan Rasisme (Dan Inilah Alasan mengapa Slogan Black Lives Matter sebaiknya Tidak digunakan)

Assalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Hello gaes! Apakah kamu masih ingat kejadian sebulan yang lalu? Sejak adanya Kematian George Floyd yang memicu Demo Black Lives Matter yang Mendunia semuanya pada heboh terutama di Amerika Serikat.



BERITA

Sumber Artikel : Tirto.id

George Floyd meninggal dunia readyviewed setelah merintih tak bisa bernapas karena lehernya ditindih lutut polisi yang membekuknya. Kematiannya menimbulkan Gelombang Protes Masal dan Demo Antirasisme meledak di banyak Wilayah Amerika Serikat, yang kemudian menjalar ke kota-kota besar di sejumlah negara lain. Floyd meninggal tidak lama setelah ditahan Polisi di Minneapolis, Minnesota, AS. 

Polisi menangkapnya dengan tuduhan membeli Rokok di Toko Kelontong memakai Uang Palsu, pada 25 Mei 2020 (2 Syawal 1441 H). Sebuah Video Viral di Media Sosial memperlihatkan Polisi bernama Derek Chauvin sempat menindih Leher-nya Floyd mengunakan Lutut salah satu kakinya, selama hampir 9 Menit. Saat itu, Floyd dalam Posisi Tertelungkup di Aspal. Beberapa kali ia sempat berteriak, "Aku tak bisa Bernapas," sebelum tidak bergerak lagi dan meninggal. 

Sehari usai kematian Floyd, demonstrasi besar meletup di Minneapolis. Aksi memprotes kebrutalan Polisi Minnesota terhadap Floyd kemudian berkembang menjadi kerusuhan besar. Demo serupa yang melibatkan Ribuan Orang meluas ke Atlanta, Detroit, New York, Washington DC dan kota-kota lain di AS. Aljazeera mencatat, aksi protes Ribuan Orang berlangsung di 140 Kota di Amerika Serikat (AS), sebagian disertai bentrok antara Warga dan Polisi. 

Aksi memprotes Rasialisme dan Kematian Floyd selanjutnya melebar ke Kanada, Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, Italia, serta Belgia. Ribuan orang menggelar Aksi yang sama di Brasil, Tunisia, Afrika Selatan, Australia, hingga Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan sejumlah negara lain. 

Di banyak Unjuk Rasa itu, Slogan "Black Lives Matter" kerap hadir dan disertai Aksi Massa berlutut dengan satu kaki, sebagai Simbol memprotes Kasus Kematian Floyd. Di Media Sosial, Kampanye Gerakan Protes ini membuat Tagar #BlackLivesMatter bertambah Populer. Dukungan untuk Gerakan ini muncul pula dari banyak Tokoh Dunia, pesohor, atlet hingga Kepala Pemerintahan. 

PM (Perdana Menteri) Kanada, Justin Trudau bahkan ikut berlutut dengan Satu Kaki saat menghadiri Demo memprotes kematian Floyd di Ottawa, pada Tanggal 5 Juni lalu. Klub Premier League pun telah bersepakat akan mengganti Nama Punggung Jersey Pemain dengan tulisan "Black Lives Matter" saat pertandingan Liga Inggris digelar kembali sejak Tanggal 17 Juni lalu.

Aksi itu semula berjalan Damai, tetapi setelah 3 Jam, kerusuhan pecah. Polisi membubarkan massa dengan tembakan Gas Air Mata. Dalihnya, ada Demonstran melempar Batu ke Arah Polisi. Di Atlanta, AS, kemarahan demonstran semakin tersulut karena kasus kematian Rayshard Brooks, Warga Kulit Hitam berusia 27 Tahun yang ditembak Polisi pada Tanggal 12 Juni lalu. Sebulan yang lalu, Masa Pendemo memblokir Jalan di Atlanta dan membakar Restoran Wendi, Lokasi Penembakan Brooks. 

Sementara di Inggris, kelompok sayap kanan bentrok dengan Demonstran Antirasisme dan polisi, 13 Juni kemarin. Massa sayap kanan turun ke jalanan London dengan dalih melindungi monumen lapangan parlemen, Lokasi Patung Churchil, yang isunya diincar demonstran Black Lives Matter. Salah satu titik pertemuan 2 kelompok itu di Lapangan Trafalgar. Reporter Aljazeera melaporkan, di Lokasi itu, Polisi berusaha melindungi demonstran antirasisme. Aksi massa sayap kanan tersebut dikecam oleh Perdana Menteri (PM) Boris Johnson yang menulis Tweet: "Tidak ada tempat bagi Preman Rasis di jalanan kita."

Siapakah George Floyd?

Floyd dimakamkan Pada Tanggal 9 Juni lalu di Houston, Texas, tempat ia tumbuh Dewasa. Pemakamannya dihadiri sekitar 6 Ribu Pelayat, kebanyakan mengenakan kaus bertuliskan "Aku Tak Bisa Bernapas." Keluarga besarnya mengingat Floyd sebagai pribadi menyenangkan. 

Saat muda ia menonjol. Floyd pernah mengantarkan Tim American Football SMA Yates High School Lions berprestasi di kejuaraan Level Negara Bagian di Texas. Sebelum kuliahnya Drop out, Floyd sempat memperkuat Tim Basket South Florida State College di Avon Park. Floyd pernah pula berupaya meniti karier sebagai musisi rap pada Era Tahun 90-an. Dia memang tercatat dua kali masuk penjara pada Dekade Awal di Tahun 2000-an. Pertama, karena Kasus Pembelian Narkoba senilai 10 Dolar AS (US$ 10) yang berujung di Penjara 10 Bulan. Lalu, Floyd kembali masuk Bui (Penjara) 4 (Empat) Tahun karena Kasus Perampokan Bersenjata. 

Namun, menurut orang-orang di sekitarnya, Floyd telah berupaya hidup normal lagi serta Belajar dari Kesalahan, setelah bebas pada Tahun 2013. Dia pun lebih Relijius dan Aktif di Gereja. Setelah pindah ke Minnesota beberapa tahun lalu, ia menjadi tenaga keamanan sebuah Restoran dan Klub Dansa. 

Laporan The New York Times menyebutkan, belakangan Floyd harus beristirahat agar Sembuh dari Penyakit COVID-19. Dia diketahui terinfeksi Virus Corona pada Bulan April lalu. Setelah kondisinya sudah membaik, Floyd menghabiskan banyak waktu dengan Pacarnya selama beberapa Pekan, sebelum Insiden 25 Mei terjadi.

[Untuk membaca Artikel ini selengkapnya, silahkan lihat di sini]

ALASAN (TIDAK PERLU DIADAKAN KAMPANYE BLACK LIVES MATTER)

Sumber Artikel : Cosmopolitan.co.id

Slogan Black Lives Matter pada dasarnya adalah sebuah Kampanye menentang Kekerasan, Diskriminasi,dan Rasisme terhadap Warga Kulit Hitam yang masih berlangsung secara Sistematis di Amerika Serikat sampai saat ini di mana Warga Kulit Hitam diyakini lebih Riskan kehilangan nyawa akibat kebrutalan Polisi, mengalami Ketidakadilan di mata Hukum, dan mengalami Diskriminasi dibanding Warna Kulit dan Ras lainnya sehingga seolah Nyawa mereka tak berharga. Dalam berbagai kasus yang menyusul kemudian, Slogan yang dicetuskan oleh 3 (Tiga) Orang Wanita yang berkulit Hitam bernama Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi tersebut pun makin populer digunakan dan dikenal dalam berbagai Aksi Protes Nyata dan tak hanya menjadi Tagar di Internet saja. 

Di tengah Riuhnya Awareness soal Black Lives Matter yang sedang menjadi Topik Utama di Berita dan Media Sosial sejak Sebulan yang lalu, diskusi terkait BLM pun tak hanya panas di Amerika Serikat saja, namun juga di berbagai belahan Dunia lainnya, Thanks to Social Media, termasuk di Indonesia. Banyak pengguna Media Sosial Indonesia yang ikut menyampaikan Pendapat atau Pesan mereka terkait Aksi di Amerika Serikat di Akun Medsos masing-masing terlepas dari apapun Intensinya, ternasuk beberapa Public Figure dan Influencer.

Salah satu sosok Influencer yang ikut berkomentar adalah Jerome Polin, seorang YouTuber yang dikenal karena vlog tentang kehidupannya sebagai mahasiswa di Jepang. Tanggal 1 Juni lalu, Jerome sempat mengirim Tweet berbunyi “All Lives Matter” di Akun Twitter-nya @JeromePolin. Tak butuh waktu lama, Tweet tersebut mendapat kecaman dari banyak Pihak yang menganggap Slogan All Lives Matter sebaiknya tidak digunakan dan akhirnya Jerome memutuskan menghapus Tweet tersebut dan menulis Tweet baru di bawah ini : 


Banyak orang yang menggunakan slogan “All Lives Matter” karena mereka belum mengetahui makna di balik Slogan tersebut dan salah kaprah menganggap “All Lives Matter” adalah bentuk Dukungan Positif dan Universal terhadap seluruh umat manusia, terlepas dari Warna Kulit dan Ras. Kita semua tentu setuju bahwa semua nyawa berharga, namun “All Lives Matter” sebetulnya adalah Slogan Problematik yang bertujuan mengalihkan perhatian dan mengecilkan Gerakan Black Lives Matter yang sedang diperjuangkan sekarang.

Slogan “All Lives Matter” sejatinya terlontar sebagai Respons ketika Gerakan Black Lives Matter makin menarik perhatian di Tingkat Nasional. Slogan ini dipopulerkan oleh banyak politisi dari kalangan Republikan, termasuk Presiden Donald Trump yang pernah berkata bahwa Black Lives Matter justru adalah istilah yang rasis dan memecah-belah persatuan. Sebagian orang menggunakan Slogan “All Lives Matter” dengan pemahaman bahwa Slogan ini lebih Inklusif dibanding Slogan “Black Lives Matter” yang secara spesifik memang mengacu ke Komunitas Kulit Hitam. Maksud tersebut, walaupun mungkin tidak salah dan tidak berniat buruk namun pada akhirnya diasosiasikan sebagai Kritik atau Perlawanan terhadap Gerakan Black Lives Matter.

TIPS (MELAWAN RASISME)

Sumber Artikel : Kompas TV (Siaran Pers)

Setiap orang punya peran penting untuk bersolidaritas melawan Rasisme. Kita bisa memulainya dengan membangun Pola Pikir yang Positif. Kematian George Floyd tentu dianggap sebagai momen bagi seluruh Dunia untuk bangkit melawan Rasis.

Mengutip dari Unicef, tindak Rasisme memang akan meninggalkan bekas Luka yang Dalam dan Abadi. Berikut adalah 5 (Lima) Hal yang dapat Anda dan Keluarga anda lakukan sekarang untuk membantu menciptakan masyarakat yang lebih Adil.

UNICEF mengutuk Rasisme dalam bentuk apa pun. Selama lebih dari 70 Tahun, UNICEF telah membantu Anak-anak yang terjebak dalam Konflik. Setiap Anak, setiap Anak Muda, layak untuk tumbuh dengan setiap kesempatan untuk keselamatan dan setiap kesempatan untuk berhasil. Diskriminasi, kekerasan dan rasisme menyebabkan Kerugian Besar, meresahkan masyarakat dan meninggalkan bekas Luka abadi bagi Anak-anak dan Keluarga.

Berikut 5 Cara Anda lakukan untuk melawan Rasisme.

1. Dengarkan Cerita mereka

Perhatikan suara orang yang mengalami Rasisme setiap hari. Bagikan kisah mereka dengan teman dan keluarga Anda. Dengan mendengarkan, itu bisa menumbuhkan simpati lebih dalam.

2. Baca banyak media

Anda perlu banyak membaca Media termasuk Media Komunitas yang Wewakili Suara Rasisme.Jika Anda melihat sesuatu di media sosial atau di koran yang mencerminkan tindakan Rasis, tinggalkan komentar atau tulis Surat kepada Editor untuk memberi tahu orang lain bahwa pernyataan tidak toleran itu tidak baik dan tidak pantas.

3. Ajari anak-anak tentang Kebaikan, Hak Asasi Manusia

Berikan contoh yang bagus. Bicaralah dengan Anak-anak anda secara teratur tentang Perbedaan dan Rasisme. Jelaskan bahwa Rasisme adalah Sistem Ketidakadilan dan memiliki Sejarah yang Panjang. Setiap manusia memiliki Hak untuk merasa Aman dan dihargai dan diperlakukan secara Adil.

4. Berdiri untuk orang yang dilecehkan

Jika anda melihat seseorang dilecehkan atau diserang secara Fisik, penting untuk membantu jika anda dapat melakukannya dengan aman. Jadikan kehadiran anda sebagai Saksi dikenal. Lakukan kontak Mata dengan orang yang diserang dan tanyakan apakah mereka menginginkan dukungan. Jangan memperburuk Situasi. Ketika Publik berdiri dalam Solidaritas, Pelaku Intimidasi kehilangan kekuatan mereka. 

5. Mendukung Organisasi Hak Asasi Manusia

Ada sejumlah Organisasi yang giat perjuangkan atas Hak Kelompok Ras yang Alami Rasisme. Anda bisa ikut berdonasi di sana.


BACA ARTIKEL YANG SERUPA :

Sudah seharusnya kita harus melawan dari yang namannya Rasisme. Tidak membanding-bandingkan Ras Kulit Hitam dan Kulit Putih. Apalagi Demo Protes ini dilakukan di saat Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung pada saat ini dimana adanya berkerumunan yang melibatkan banyak Warga. Black Lives Matter for Everyone and Stop Racism!

Thank You and;

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Ads