Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Ragam Bahasa Indonesia (Perbedaan Ragam Bahasa Ilmiah, Non Ilmiah, dan Semi Ilmiah)

Assalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Halo semuanya! Jika kita sebelumnya sudah membahas tentang Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia, sekarang kita akan membahas tentang Ragam Bahasa Indonesia, dimulai dari Perbedaan Ragam Bahasa Ilmiah, Non Ilmiah, hingga Semi Ilmiah.




A. Definisi Ragam Bahasa

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli bangsa kita yang sudah dipakai sejak jaman nenek moyang kita, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana Ragam bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa yaitu perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang. 

1. Perbedaan Penutur

Tiap-tiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa antar individu disebut idiolek sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi berbahasa yang disebut dialek.

2. Perbedaan Media

Perbedaan media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang digunakan sehingga bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan.

3. Perbedaan Situsasi

Situasi pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa yang digunakan, sehingga ragam bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.

4. Perbedaan Bidang

Ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra.

Selain itu terdapat juga definisi – definisi tentang ragam bahasa dari para ahli, berikut definisinya.

5. Pengertian ragam bahasa menurut Bachman

Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”

6. Pengertian ragam bahasa menurut Dendy

Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”

7. Pengertian ragam bahasa menurut Fishman Ed

Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

B. Macam-macam Ragam Bahasa

Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media, cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa berdasarkan Media

a. Ragam bahasa Media (Lisan)

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri- cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya :

Ciri-ciri Ragam Lisan :
  • Memerlukan orang kedua/teman bicara.
  • Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
  • Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
  • Berlangsung cepat
Contoh :  “Sudah saya baca buku itu

b. Ragam Tulis

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, enggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri Ragam Tulis :
  • Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
  • Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
  • Harus memperhatikan unsur gramatikal
  • Berlangsung lambat
  • Selalu memakai alat bantu
  • Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
  • Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh : “Saya sudah membaca buku itu”.

Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :

    1.) Tata Bahasa

    a. Ragam Bahasa Lisan
  • Nia sedang baca surat kabar.
  • Ari mau nulis surat.
  • Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
    b. Ragam Bahasa Tulisan
  • Nia sedang membaca surat kabar.
  • Ari mau menulis surat.
  • Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

    2.) Kosa kata

    a. Ragam Bahasa Lisan
  • Ariani bilang kalau kita harus belajar.
  • Kita harus bikin karya tulis.
  • Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
    b. Ragam Bahasa Tulisan
  • Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
  • Kita harus membuat karya tulis.
  • Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

2. Ragam Bahasa Indonesia dari cara pandang Penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar ragam resmi dan ragam tak resmi.

Contoh :
  • Ragam dialek       : “Aku udah baca itu buku ”
  • Ragam terpelajar  : “Saya sudah membaca buku itu”
  • Ragam resmi        : “Saya sudah mmbaca buku itu”
  • Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

3. Ragam Bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

Contoh :
  • Ragam Hukum             : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
  • Ragam Bisnis               : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
  • Ragam Sastra               : Cerita itu menggunakan Flashback.
  • Ragam Kedokteran      : Anak itu menderita penyakit kuorsior.

Menurut Lamuddin Finozza, karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.

Penggolongan karangan menurut bobot isinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu, karangan ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah.

C. Ragam Bahasa Ilmiah

1. Non Ilmiah

Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi dan naskah drama.

Ciri-ciri karangan noni lmiah :
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subjektif.
  • Gaya bahasa konotatif dan popular.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  • Bersifat imajinatif.
  • Situasi didramatisir.
  • Bersifat persuasif.

2. Semi Ilmiah (Ilmiah Populer)

Semi ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non ilmiah. Maksud dari karangan non ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya adalah berada diantara ilmiah. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah :
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subjektif.
  • Gaya bahasa formal dan popular.
  • Mementingkan diri penulis.
  • Melebih-lebihkan sesuatu.
  • Usulan-usulan bersifat argumentatif.
  • Bersifat persuasif.

3. Ilmiah

Jenis karangan ilmiah :

1.) Makalah

Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).

2.) Kertas kerja

Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.

3.) Skripsi

Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.

4.) Tesis

Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

5.) Disertasi

Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

Ciri-ciri karangan ilmiah :
  • Sistematis;
  • Objektif;
  • Cermat, tepat dan benar;
  • Tidak persuasif;
  • Tidak argumentatif;
  • Tidak emotif;
  • Tidak mengejar keuntungan sendiri;
  • Tidak melebih-lebihkan sesuatu.


Demikianlah Informasi yang saya sampaikan diatas. Dan sekali lagi, gunakanlah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar!

Terima Kasih 😀😊😘👌👍 :)

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Ads