Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Biologi (Kelas 12) : Materi Genetik, Pembelahan Sel, dan Pola-pola Hereditas [#BelajarDiRumah]

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Hello gaes! Apakah kalian ingin belajar Biologi? Jangan malas untuk mempelajari tentang Ilmu Sains. Kali ini kita berjumpa lagi di Kelas 12, dan saya akan membahas Materi Biologi tentang Materi Genetik, Pembelahan Sel, dan Pola-pola Hereditas.



MATERI GENETIK


Makhluk hidup tidak ada yang identik bukan? Hal ini diakibatkan karena makhluk hidup mempunyai materi genetik yang berbeda-beda. Materi Genetik berada pada seluruh tubuh, pada setiap sel, setiap sel mengandung kromosom yang terdiri dari Uraian Gen.

Gen adalah Unit Pewarisan sifat bagi organisme makhluk hidup. Gen mempunyai Dua Fungsi, yaitu sebagai Informasi Genetik yang dibawa oleh setiap Individu ke keturunannya dan sebagai Pengatur Metabolisme untuk perkembangan setiap Makhluk Hidup.  

Dalam gen inilah terdapat Materi Genetik yaitu DNA dan RNA. Berikut penjelasan mengenai pengertian DNA dan RNA secara terperinci.

A. DNA (Deoxyribonucleic Acid)


1. Pengertian DNA

DNA merupakan Asam Nukleat yang menyusun Gen di dalam Inti Sel. Selain itu DNA juga terdapat dalam Mitrokondria, Kloroplas, Sentrol, Plastid dan Sitoplasma. DNA merupakan Materi Genetik yang membawa Informasi Biologis dari setiap makhluk hidup dan beberapa Virus. DNA dibawa oleh setiap individu ke keturunannya.

2. Struktur DNA


Struktur DNA terdiri dari suatu molekul besar kompleks dengan 2 Pita Panjang saling berpilin membentuk Heliks Ganda. Setiap DNA terbentuk dari Ratusan hingga Ribuan Polimer Nukleotida. Setiap Nukleotida terdiri dari :

    a.) Gula pentosa deoksiribosa atau 2-deoksiribosa (H−(C=O)−(CH2)−(CHOH)3−H)

D-deoxyribose chain-3D-balls.png
D-Deoxyribose.png

    b.) Gugus fosfat atau Ostorifosfat (PO43-)

Stereo skeletal formula of phosphate

    c.) Basa Nitrogen atau Nukleobasa


3. Ikatan Kimia pada Rantai DNA

Seperti namanya, DNA tersusun atas beberapa Ikatan Rantai Kimia. Ikatan kimia ini menyambungkan antara Gugus Fosfat, Basa, dan Gula dalam susunan DNA.

    a.) Ikatan Fosfodiester, yaitu ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu nukelotida dan gula dari nukleotida berikutnya.
    b.) Ikatan Hidrogen, yaitu ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.
    c.) Ikatan antara Gula Deoksiribosa dan Basa Nitrogen :
  • Deoksiadenosin monofosfat (dAMP) : Antara gula deoksiribosa dan basa adenin.
  • Deoksiguanin monofosfat (dGMP) : Antara gula deoksiribosa dan basa guanin.
  • Deoksisistidin monofosfat (dCMP) : Antara gula deoksiribosa dan basa sitosin.
  • Deoksitimidin monofosfat (dTMP) : Antara gula deoksiribosa dan basa timin.

4. Fungsi DNA

DNA sebagai materi genetik memiliki beberapa fungsi pada tubuh makhluk hidup, diantarana yaitu :
  • Membawa informasi genetik.
  • Memiliki peran dalam pewarisan sifat.
  • Mengekspresikan informasi genetik.
  • Menyintesis molekul kimia lain.
  • Menduplikasikan diri atau bereplikasi.

5. Sifat DNA

Berikut beberapa karakteristik dari DNA yang terdapat dalam makhluk hidup :
  • Jumlah DNA konstan pada setiap jenis sel dan spesies.
  • Kandungan DNA dalam sel bergantung sifat ploidi atau jumlah kromosom.
  • Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang.
  • Bentuk DNA pada inti sel prokariotik, plastid, dan mitokondria berbentuk sirkuler.

6. Replikasi DNA

Replikasi atau proses menduplikasikan diri ini terjadi saat interfasi sebelum sel membelah dengan tujuan agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induk. Jika terdapat kesalahan pada proses ini, sifat pada sel-sel anakan akan mengalami perubahan.

Kemungkinan replikasi DNA melalui tiga model, diantarannya :
  • Semikonservatif. Rantai ganda DNA lama berpisah kemudian rantai baru disintesis pada masing-masing rantai DNA lama.
  • Konservatif. Rantai ganda DNA lama tidak berubah. Berfungsi sebagai cetakan buat DNA baru.
  • Dispersif. Beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan DNA baru. Sehingga DNA lama dan baru tersebar.
Dari ketiga model tersebut Model Semikonservatif merupakan model yang
paling tepat untuk proses Replikasi DNA. Replikasi semikonservatif ini berlaku bagai Organisme Prokariotik maupun Eukariotik. Bentuk replikasi DNA dapat dipahami melalui Gambar berikut :

Untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat pada Gambar di bawah ini (Sumber : Zoom Meeting) : 






B. RNA (Ribonucleid Acid)


1. Pengertian RNA

RNA adalah Makromolekul polinukleotida berupa Rantai Tunggal atau ganda yang tidak berpilin seperti halnya DNA. RNA banyak terdapat pada ribosom atau sitoplasma dan keberadaannya tidak tetap karena mudah terurai dan harus dibentuk kembali.

2. Struktur RNA


Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Tiap
ribonukleotida terdiri dari 3 Gugus Molekul, yaitu Gula 5 Karbon (Ribosa), gugus fosfat, membentuk punggung RNA bersama Ribosa, basa nitrogen, yang terdiri dari basa purin yang sama dengan DNA sedangkan Pirimidin berbeda, yaitu Sitosin dan Urasil, dan Gugus Fosfat.

3. Fungsi RNA

RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada beberapa jenis virus, RNA berperan seperti DNA untuk membawa informasi genetik.

4. Macam-Macam RNA

    a.) RNA Genetik, yaitu RNA yang berperan seperti DNA dalam membawa informasi genetik. RNA tipe ini hanya ada dalam beberapa jenis virus.

    b.) RNA Nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis protein. RNA tipe ini ada dalam organisme yang memiliki DNA. Ada tiga macam RNA nongenetik, yaitu :
  • RNA duta (mRNA), rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan nukleotida. RNA ini terbentuk melalui proses transkripsi di dalam inti sel oleh DNA. Fungsi dari mRNA adalah sebagai pembawa kode genetik (kodon) dari inti sel ke sitoplasma.
  • RNA pemindah (tRNA), rantai tunggal pendek yang dibentuk DNA di dalam inti sel kemudian diangkut ke sitoplasma. Fungsi dari tRNA adalah sebagai penerjemah kodon dari mRNA dan pengangkut asam-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.

RNA ribosom (rRNA) memiliki rantai tunggal, tidak bercabang, serta fleksibel pada ribosom yang dibentuk DNA di dalam inti sel. Jumlahnya lebih banyak daripada mRNA ataupun tRNA. Fungsi dari rRNA adalah sebagai mesin perakit polipeptida pada sintesis protein.

Untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat pada Gambar di bawah ini : 


C. Perbedaan DNA dan RNA

Adapun perbedaan DNA dengan RNA yaitu :

Perbedaan
DNA
RNA
Bentuk
Rantai Panjang, Ganda, dan Berpilin (Double Heliks)
Rantai Pendek, Tunggal, dan tidak berpilin
Fungsi
Mengendalikan Faktor keturunan dan sebagai materi Genetik (Bahan Baku) untuk Sintesis Protein.
Mengendalikan Sintesis Protein
Letak
Berada dalam Nukleus, Kloroplas, Mitokondria
Berada dalam Nukleus, Sitoplasma, Kloroplas, Mitokondria
Komponen Gula
Deoksiribosa
Ribosa
Ukuran
Panjang
Pendek
Jenis Basa Nitrogen
Purin (Adenin dan Guanin) Gugus Fosfat dan Pirimidin (Sitosin dan Timin)
Purin (Adenin dan Guanin) dan Pirimidin (Sitosin dan Urasil)
Kadar
Tetap, tidak dipengaruhi oleh aktivitas sintesis protein.
Berubah-ubah sesuai sesuai dengan jumlah sintesis protein yang dibutuhkan.
Keberadaannya
Permanen.
Periode pendek karena mudah terurai.

Sumber : Zoom Meeting


PEMBELAHAN SEL

Sumber Materi : Kompas.com

Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Ada dua Jenis Pembelahan Sel, Pembelahan Mitosis dan Pembelahan Meiosis. Berikut ini penjelasannya :

A. Pembelahan Sel

Pembelahan Sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Sel mengalami pembelahan karena untuk Pertumbuhan, Perbaikan dan Reproduksi.

1. Pertumbuhan

Salah satu ciri makhluk hidup adalah pertumbuhan. Makhluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak. Semakin banyak sel dalam makhluk hidup maka semakin besar ukuran makhluk hidup itu.

2. Perbaikan

Ketika tubuh terluka, setelah beberapa waktu bagian tubuh yang luka akan menutup seperti semula. Bagian tubuh yang mengalami luka itu terjadi kerusakan jaringan. Perbaikan kerusakan jaringan pada tubuh adalah hasil proses pembelahan sel.

3. Reproduksi

Reproduksi atau Perkembangbiakan adalah salah satu ciri makhluk hidup. Para proses reproduksi seksual, diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru (anakan). Proses pembentukan sel kelamin ini dilakukan dengan cara Pembelahan Sel.

B. Jenis Pembelahan Sel

Menurut Teori Sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (Omnis cellula e cellula). Teori ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada Tahun 1855. Pembentukan Sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses Pembelahan Sel.

Jenis pembelahan sel ada dua macam yaitu Pembelahan Mitosis dan Meiosis. Berikut ini penjelasan macam Pembelahan Sel :

1. Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini dihasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan kromosom sel induk. Pembelahan Mitosis adalah tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 Sel Anakan. 

Sel Anakan ini mempunyai karakter identik secara genetik dengan Sel Induk. Artinya kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika sama, termasuk sama jumlah kromosom dengan induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau disebut dengan Diploid. Sel Diploid adalah Sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). 

Pembelahan mitosis adalah proses yang berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan. Empat (4) Fase pembelahan Mitosis adalah Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase. Pada tahap akhir pembelahan mitosis (fase telofase), umumnya selalu diikuti pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis. Saat sitokinesis, terbentuk cincin pembelahan yang berfungsi membagi sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anakan.

    a.) Profase
  • Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen); 
  • Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom.

    b.) Metafase

Kromosom berjejer pada bidang pembelahan. 

    c.) Anafase

Kromatid saudara dari setiap pasangan memisah menuju kutub yang berlawanan; Pada akhir Anafase kedua kutub sel memiliki kromosom yang jumlahnya sama. 

    d.) Telofase
  • Membran inti mulai kembali bergabung;
  • Kromosom mulai meregang.

2. Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan meiosis berfungsi untuk menghasilkan Sel Gamet (Sel Telur dan Sel Sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom Sel Induk. 

Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh Sel Anakan adalah n atau disebut Haploid. Maka, pembelahan Sel Meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi.

Fase-fase pembelahan meiosis mirip dengan fase-fase pembelahan mitosis. Pembelahan Meiosis berlangsung dalam 2 Tingkat, yaitu Meiosis I dan Meiosis II.

•) Fase Pembelahan Meiosis I adalah :

    a.) Profase I
  • Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan;
  • Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom dan kromosom homolog berpasangan;
  • Terjadi pindah silang (pertukaran segemen molekul DNA yang sesuai di antara kromatid non saudara).

    b.) Metafase I

Kromosom berjejer pada bidang pembelahan.

    c.) Anafase I

Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan.

    d.) Telofase I
  • Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan;
  • Membran inti mulai terbentuk kembali;
  • Sitokinesis menyebabkan terbentuknya dua sel anakan yang bersifat haploid.

•) Fase Pembelahan Meiosis II adalah :

    a.) Profase II
  • Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan;
  • Kromatid mulai bergerak ke bidang pembelahan.

    b.) Metafase II

Kromosom berjejer pada bidang pembelahan.

    c.) Anafase II

Kromatid terpisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan.

    d.) Telofase II

Nukleus terbentuk, kromosom terurai membentuk Kromatin, dan Sitokinesis terjadi.

3. Perbedaan Mitosis dan Meosis [Sumber : Zoom Meeting]



Untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat pada Gambar di bawah ini (Sumber : Zoom Meeting) : 










POLA-POLA HEREDITAS


Perlu kamu ketahui, setiap Gen yang ada di dalam tubuh kita membawa Materi Genetik yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. Nah, hal inilah yang menyebabkan kenapa kita bisa memiliki ciri atau sifat yang mirip bahkan sama dengan orang tua kita. Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini disebut dengan istilah Hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya.

A. Istilah dalam Genetika / Pewarisan Sifat

Adapun Istilah-istilah dalam Genetika yaitu :

  1. Parental : Induk atau orang tua atau tetua. Parental disingkat P.
  2. Filial : Keturunan yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. Keturunan pertama disingkat F1, keturunan kedua disingkat F2, keturunan ketiga disingkat F3, dan seterusnya.
  3. Dominan : Sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
  4. Gen dominan : Gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan alelnya dan memakai simbol huruf besar.
  5. Resesif : Sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan oleh sifat pasangannya.
  6. Gen Resesif : Gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan alelnya dan memakai simbol huruf kecil.
  7. Genotipe : Susunan genetik suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada Fenotipe.
  8. Fenotipe : Sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati.
  9. Alel : Anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen-gen ini terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu Kromosom yang Homolog.
  10. Homozigot : Pasangan Alel dengan gen yang sama, keduanya Gen Dominan atau Resesif.
  11. Heterozigot : Pasangan Alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan lainnya Gen Resesif.
  12. Pembastaran : Perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.

B. Pola Hereditas Hukum Mendel

Dalam mempelajari Genetika, Teori Mendel sangat penting bahkan dijadikan dasar dalam memahami genetika dan digunakan untuk analisis atas pola-pola pewarisan genetik. Hukum Mendel adalah hukum yang menerapkan bagaimana pola dan mekanisme pewarisan sifat. Hukum Mendel terdiri dari Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.

1. Hukum Mendel I

Hukum Mendel I (Hukum Segregasi) adalah pernyataan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu, akan terjadi pemisahan alel secara bebas. Persilangan monohibrid membuktikan hukum Mendel I. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda. Untuk mengetahui keadaan genotip F1 dapat dilaksanakan :

  • Testcross (Uji Silang) : Mengawinkan individu hasil hibrida (F1) dengan salah satu induknya yang Homozigot Resesif. Tujuan uji silang ini untuk mengetahui keadaan genotip suatu individu, apakah Homozigot atau Heterozigot.
  • Backcross (Silang Balik) : Mengawinkan individu hasil hibrida (F1) dengan salah satu induk, baik induk Homozigot Dominan ataupun  Resesif. Tujuan backcross adalah untuk mengetahui genotip induknya.
  • Intermediet : Penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak mampu menutupi Sifat Resesif sehingga muncul sifat diantara keduanya.  

2. Hukum Mendel II

Hukum Mendel II adalah pernyataan yang menyatakan bahwa pada saat penentuan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas pula. Persilangan Dihibrid merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II. Mendel melanjutkan persilangan, dengan menyilangkan tanaman yang memiliki dua sifat beda (dihibrid), yaitu warna dan bentuk Kacang Ercis. 

Dia menyilangkan Kacang Ercis biji bulat (B) warna kuning (K) dengan kacang ercis biji kisut (b) warna hijau (k). Hasilnya F1 memiliki Fenotip kacang Ercis biji Bulat warna Kuning (100%). Setelah F1 disilangkan dengan sesamanya menghasilkan keturunan F2 dengan rasio fenotip 9 (Bulat Kuning) : 3 (Bulat Hijau) : 3 (Kisut Kuning) : 1 (Kisut Hijau).

3. Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Pada persilangan dihibrid pada keturunan ke-2 (F2) akan mempunyai perbandingan fenotip = 9:3:3:1. Tetapi dalam keadaan tertentu perbandingan fenotip tersebut tidak berlaku. Dari beberapa percobaan, ternyata ada penyimpangan hukum Mendel. Hal itu dapat terjadi karena adanya interaksi antargen, atau suatu gen dipengaruhi oleh gen lain untuk memunculkan sifat tertentu sehingga menyebabkan perbandingan fenotip yang keturunannya menyimpang dari hukum Mendel. Keadaan semacam ini disebut Penyimpangan Hukum Mendel.

Adapun Penyimpangan Semu dari Hukum Mendel yakni :

  • Kriptomeri, adalah penyimpangan semu dengan perbandingan F2 = 9:3:4 
  • Komplementer adalah penyimpangan semu dengan perbandingan F2 = 9:7 
  • Polimeri adalah penyimpangan semu dengan perbandingan F2  = 15:1  
  • Epistasis dan Hipostasis adalah penyimpangan semu dengan perbandingan F2 = 12:3:1. 
  • Interaksi Gen adalah penyimpangan semu dengan sifat baru yang berbeda dengan kedua induknya dengan hasil F2 = 9:3:3:1.

C. Pola Hereditas Pautan

Pautan adalah Gen-gen yang terletak pada Kromosom yang sama atau dalam satu pasang kromosom homolog dan berdekatan. Pautan antara 2 macam Gen atau lebih akan menghasilkan keturunan dengan Perbandingan Genotipe dan Fenotipe yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan Gen-gen yang tidak berpautan. Hal ini disebabkan Gamet-gamet yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.


D. Pindah Silang (Crossing Over)

Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom lainnya yang homolog, atau bagian kromosom lainnya yang tidak homolog. Peristiwa pindah silang terjadi pada pembelahan meiosis profase I, subfase pakiten dan akan berakhir pada Metafase I.


Pindah silang akan menghasilkan keturunan yang terdiri atas kombinasi parental (KP) dan rekombinan (RK). Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan Persentase Rekombinasi dari Hasil-hasil Persilangan. Semakin jauh jarak antarkedua gen, semakin besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Nilai pindah silang (NPS) dapat dihitung dengan Rumus :


Peta kromosom adalah suatu gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak pada lokus yang berderet-deret dalam suatu kromosom. Ukuran yang dipakai untuk menentukan jarak antargen antarlokus disebut unit.

Titik pengukuran jarak antargen dimulai dari sentromer, jika gen a berjarak 12,5 unit, berarti gen A berjarak 12,5 unit dari sentromer. Jika gen B berjarak 15,5 unit, berarti gen B berjarak 15,5 unit dari sentromer. Berdasarkan informasi jarak gen A dan B dari sentromer kita dapat menghitung jarak antara gen A dengan B, yaitu 15,5 – 12,5  = 3 unit.

Penentuan Jenis Kelamin

Penentuan jenis kelamin pada berbagai Organisme tidak sama. Beberapa Tipe penentuan jenis kelamin yang dikenal adalah sebagai berikut :

  1. Sistem XX – XY, contoh pada manusia : wanita 44 A + XX atau 22 AA + XX; pria 44 A + XY atau 22 AA + XY. Contoh pada pada Lalat Buah :  XX → betina (6 A + XX atau 3 AA + XX), XY → jantan (6 A + XY atau 3 AA + XY).
  2. Sistem XX – XO (Pada Belalang) : XX → betina (22A + XX), XO → jantan (22A + XO).
  3. Sistem ZW – ZZ (Pada Kupu-kupu, Ngengat, Ikan, Burung) : ZW → betina (78 A + ZW), ZZ → jantan (78 A + ZZ).
  4. Sistem ZO – ZZ (Pada Ayam, Itik) : ZO → betina (76A + ZO), ZZ → jantan (76A + ZZ).

E. Pautan Seks

Pautan Seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada kromosom seks. Pautan seks dapat terjadi pada kromosom X atau kromosom Y. Contoh : Gen penentu Warna Mata pada lalat Drosophila terpaut pada kromosom X.

F. Gen Letal

Gen Letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian pada individu yang membawanya.

1. Gen Letal Dominan adalah gen dominan dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Contoh :

  • Thallasemia (ThTh) pada manusia;
  • Tikus bulu kuning (KK);
  • Ayam Redep (RR);
  • Ayam tidak berjambul (JJ).

2. Gen Letal Resesif adalah gen resesif dalam keadaan homozigot  menyebabkan kematian. Contoh :

  • Sapi Bulldog (dd);
  • Sickle cell (ss) pada manusia;
  • Kelinci Pegler (pp).

F. Pola-pola Hereditas pada Manusia

Pola Hereditas pada Golongan Darah Manusia terdiri dari :

1. Golongan Darah

Golongan darah bersifat menurun (Genetis). Golongan darah pada manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 Kelompok, yaitu :
  • Sistem ABO ditentukan oleh 3 macam alel, yaitu IA, IB, dan IO;
  • Sistem Rhesus, ditentukan oleh gen Rh untuk rhesus (+) dan gen rh untuk rhesus (-). Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh;
  • Sistem MN, ditentukan oleh 2 macam alel, yaitu LMdan LN.

2. Cacat dan Penyakit Menurun pada Manusia

Ciri-ciri penyakit menurun :
  • Tidak menular pada orang lain;
  • Tidak dapat disembuhkan, karena ada kelainan dalam substansi hereditas (gen);
  • Umumnya dikendalikan oleh gen resesif dan hanya muncul pada seseorang yang homozigot resesif.

3. Terpaut Autosom

Cacat dan penyakit menurun pada Manusia dapat diwariskan melaui autosom dan ada yang melalui Kromosom Seks (Terpaut Seks), antara lain :
  • Albino adalah kelainan genetik yang disebabkan ketidakmampuan tubuh membentuk enzim pengubah tirosin menjadi pigmen melanin yang dikendalikan oleh gen resesif a. Orang normal memiliki genotip AA dan normal carier Aa. Seorang albino dapat lahir dari pasangan yang keduanya carier.
  • Polidaktili adalah kelainan bawaan dalam autosom yang dibawa oleh gen dominan. Penderita dapat dilahirkan dari pasangan orang tua yang sama-sama polidaktili heterozigot (Pp), atau dari pasangan yang salah satu polidaktili (PP) dan yang lainnya normal (pp).
  • Brakidaktili adalah kelainan yang berupa memendeknya jari-jari akibat ruas-ruas jarinya pendek. Kelainan ini dikendalikan oleh gen dominan (B) yang bersifat letal. Dengan demikian, keadaan dominan homozigot (BB) akan menyebabkan kematian, genotip heterozigot (Bb) akan menyebabkan brakidaktili, dan homozigot resesif (bb) normal.

4. Terpaut pada Kromosom Seks Manusia

    a.) Gen-gen abnormal terpaut Kromosom Y (Holadrik) antara lain :
  • Webbed Toes adalah kelainan sifat yang ditandai dengan pertumbuhan selaput diantara jari-jari, seperti halnya kaki bebek atau kaki katak. Sifat tersebut dikendalikan oleh resesif (wt) sedangkan gen dominan Wt menentukan keadaan normal.
  • Hyserix Gravior adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang kasar dan panjang, mirip duri landak. Sifat rambut ini dikendalikan oleh gen resesif (hg). Gen Hg mengekspresikan pertumbuhan rambut normal.
  • Hypertrikosis adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan pada tubuh. Sifat ini dikendalikan oleh gen resesif (ht). Gen H menyebabkan keadaan normal.

    b.) Gen-gen abnormal terpaut Kromosom X antara lain :
  • Hemofilia adalah penyakit genetik dimana darah sukar membeku pada saat terjadi luka.  Tubuh mengalami kegagalan dalam pembentukan enzim tromboplastin (enzim pembeku darah) sehingga penderita akan sering mengalami pendarahan. Gen ini bersifat resesif yang terkandung dalam kromosom X. Oleh karena itu, genotip penderitanya menjadi XhXh (letal), dan XhY, sementara wanita carier adalah XHXh. Wanita hemofilia hanya ada secara teori, sebab akan mati pada saat embrio.  
  • Buta Warna (Colour Blind) adalah kelainan pada retina mata seseorang, yaitu pada sel kerucutnya tidak peka terhadap cahaya yang berwarna. Pola sifat hereditas tentang buta warna Jika buta warna dibawa oleh gen resesif cb yang terpaut pada kromosom X, maka penderitanya adalah XcbXcb dan XcbY, sementara XCBXcb adalah wanita carier.
  • Anenamel (Gigi Tak Beremail), kelainan ini dibawa oleh gen yang bersifat dominan pada kromosom X. Gen g menentukan gigi normal, sementara gen G anenamel. Ciri-cirinya antara lain gigi kekurangan lapisan email sehingga giginya berwarna coklat dan lebih cepat rusak. Penderita bergenotip XGY, XGXG, dan XGXg. sementara genotip normalnya adalah XgY dan XgXg.
  • Anodontia adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan resesif. Ciri-cirinya antara lain tidak memiliki gigi sehingga tampak ompong. Kelainan ini lebih sering dijumpai pada pria sebab seorang pria yang mengandung satu gen a (gen anodontia) sudah menampakkan gejalanya (XaY), sementara pada wanita baru menampakkan sebagai penderita jika genotipnya XaXa.

G. Contoh Soal dan Pembahasan Pola Hereditas

Pada Tikus terdapat alela ganda untuk warna bulu :
Ay = Gen Kuning
A    = Gen Hitam
a    = Gen Kelabu
Bila : Ay = dominan terhadap A, dan A = dominan terhadap a, sedangkan homozigot Ay bersifat letal, maka hasil persilangan antara AyA dengan Aya akan menghasilkan turunan ….

        A.   2 hitam : 1 kelabu
        B.   2 kuning : 1 kelabu
        C.   3 kuning : 1 hitam
        D.   2 kuning : 1 hitam
        E.   2 kuning : 1 hitam : 1 kelabu

Penyelesaian :

P    :               AyA        ><           Aya
G   :               Ay                           Ay
                       A                             a
F    :
Gamet
Ay
A
Ay
Ay Ay
AyA
a
Aya
Aa
Letal             : Ay Ay
Kuning         : AyA, Aya
Hitam           : Aa
Perbandingan fenotip =  letal : kuning : hitam = 1 : 2 : 1
Jawab D


Demikianlah semoga membantu khususnya untuk menjawab soal Mata Pelajaran Biologi Kelas 12. 

Mohon maaf apabila ada sedikit Kesalahan, baik itu Salah Kata, ataupun Gambar yang kurang jelas.Terima Kasih 😀👍 :)

Wassalammu‘alaikum wr. wb.

Ads