Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa itu Delirium? Gejala baru untuk penderita Pasien COVID-19 (Inilah Ciri-ciri orang yang mengalaminya)

Assalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Halo semuanya! Sudah hampir setahun lamanya Virus Corona ini telah melanda Dunia kita ini. Tepatnya sudah lebih dari 11 Bulan telah menghantui semua negara di dunia sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok. Jika sebelumnya, Happy Hypoxia adalah Gejala Baru COVID-19. Sekarang ada lagi Gejala baru untuk penderita COVID-19 yaitu Delirium.



Sumber Artikel : Kompas.com dan Liputan6.com

Delirium disebut merupakan salah satu Gejala baru bagi Pasien Virus Corona yang ditemukan saat ini. Sebelumnya, gejala umum yang dirasakan Pasien COVID-19 adalah Kelelahan, Sesak napas, Batuk, Sakit Kepala, Nyeri Dada dan Nyeri Otot, sulit Berkonsentrasi, Demam, Menggigil, masalah Pencernaan, kehilangan Bau dan Rasa, serta mata merah.

Sebuah studi menyebutkan, delirium umumnya dialami Pasien COVID-19 yang berusia lanjut. Dokter Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr Gina Anindyajati SpKJ mengatakan, delirim menunjukkan terjadi perburukan dari suatu kondisi medis tertentu pada seseorang.

Ia menjelaskan, delirium adalah suatu kondisi perubahan kesadaran yang onset-nya akut dan terjadi secara mendadak. "Orang yang mengalami delirium menunjukkan adanya Gangguan Tingkat Kesadaran, Perhatian, Kognitif (Kemampuan Berpikir), dan persepsi yang terjadi secara Fluktuatif (berubah-ubah dari waktu ke waktu)," ujar Gina, saat dihubungi oleh Media Kompas.com, Jumat (11/12/2020M | 26/4/1442H).

Tanda-tanda mengalami Delirium

Menurut dia, Penyakit ini termasuk keadaan yang sulit dikenali karena tanda-tandanya sangat bervariasi. Tingkatan Derilium ada yang ringan sampai berat, dan kondisi ini bisa dilihat ketika seseorang Tidur dan sulit dibangunkan, hingga tampak Gelisah.

Dia mengatakan bahwa gambaran utama orang yang mengalami Delirium antara lain :
  • Sulit Fokus dan mudah teralihkan
  • Suka melamun dan lamban bereaksi
  • Daya Ingat menurun
  • Kesulitan berbicara
  • Berhalusinasi
  • Mudah tersinggung dan Mood berubah mendadak
  • Sering Gelisah
  • Kebiasaan tidur berubah

Penyebab Pasien COVID-19 yang mengalami Delirium

Apa penyebab terjadinya Delirium? Lebih jauh, Gina menjelaskan, Delirium dapat terjadi pada pasien yang terinfeksi COVID-19 yang disebabkan oleh berbagai sebab, yakni :
  • Infeksi langsung ke jaringan otak
  • Inflamasi (Peradangan) Jaringan Parenkim Otak
  • Ensefalopati akibat toksin krn proses perjalanan Penyakit COVID-19
  • Gagal Nafas yang menyebabkan otak mengalami kekurangan oksigen berat
  • Infeksi berat yang memengaruhi Organ-organ Vital
  • Hiperkoagulasi (pengentalan darah yang hebat) sehingga mengganggu aliran darah ke Otak

Kondisi yang Gawat Darurat

Gina mengingatkan, delirium termasuk kondisi gawat darurat sehingga harus ditangani di rumah sakit. Sebab, penyakit delirium yang tidak dikelola dan tidak dicari penyebabnya bisa berujung pada kematian atau kecacatan jangka panjang. 

"Orang yang sudah teratasi delirium, masih mungkin mengalami gejala sisa berupa perubahan kognitif (kemampuan berpikir) maupun gangguan mood (suasana perasaan) yang sifatnya menetap hingga satu tahun pasca kejadian," ujar Gina.

Pengobatan untuk orang yang mengalami Delirium

Penanganan mereka yang mengalami delirium harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika penyebabnya karena infeksi, maka pengobatannya ditujukan untuk menyelesaikan infeksinya. Namun, jika penyebabnya karena pengentalan darah yang berlebihan, maka perlu diberikan terapi agar kekentalan darahnya berkurang. 

"Bila pasien mengalami gaduh gelisah, baru diberikan obat-obatan psikiatri sesuai dengan derajat gaduh gelisahnya," ujar Gina. Ia menambahkan, tindakan terapi juga penting dilakukan untuk membantu pasien yang mengalami derilium bergejala reorientasi.

"Orang dengan delirium dibantu untuk mengenali ruang, waktu, dan orang di sekelilingnya sehingga menurunkan kebingungan dan kegelisahan," kata Gina. "Orang dengan delirium juga perlu dirawat di ruangan yang nyaman, cukup pencahayaan dan tenang, suhu ruangan yang hangat," lanjut dia.


Untuk membaca Artikel di Blog ini tentang Gejala COVID-19 lainnya yaitu Happy Hypoxia, silahkan baca dan lihat di sini

Demikianlah Informasi ini semoga saja kita semakin waspada terhadap ancaman Virus Corona yang mengancam nyawa kita semua. Untuk melihat Update mengenai Perkembangan Kasus COVID-19, silahkan lihat di sini (COVID-19 Data Tracking Updates).

Wassalammu‘alaikum Wr. Wb. 

Ads