Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[MENGENANG PERISTIWA G30S/PKI] Inilah 7 Pahlawan Revolusi yang dibuang di Lubang Buaya (+ Film Lengkap dan Video Berita terkait dengan Peristiwa G30S/PKI)

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Hello guys! Hari ini tepatnya Kamis, 30 September 2021 (22 Shafar 1443 H) telah mengenang Peristiwa G30S/PKI sejak 56 Tahun yang lalu. Dimana banyak sekali para Pahlawan yang Tewas karena adanya Pembantaian oleh Kelompok Komunisme di Indonesia, yaitu PKI.



Sumber Artikel : Suara.com

Peristiwa 30 September 1965 (G30S PKI) menjadi Catatan Politik terkelam dalam Sejarah Bangsa Indonesia. Gerakan ini turut merampas nyawa tokoh-tokoh G30S/PKI yang dikenal sebagai tujuh pahlawan revolusi. Mereka dituduh melakukan makar terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.


Jenazah mereka ditemukan di Lubang Buaya. Berikut tokoh-tokoh G30S/PKI seperti dilansir dari berbagai sumber.

1. Jenderal Ahmad Yani

Ahmad Yani adalah satu di antara 6 jenderal yang terbunuh pelatuk senapan PKI pada Tabggal 1 Oktober 1965 dini hari di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat.

Lahir pada 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah, Ahmad Yani tutup usia di umur 43 tahun. Saat itu pasukan yang datang menyergap masuk melalui pintu belakang dan membunuh Sang Jenderal di kediamannya.

2. Mayjen M.T. Haryono

M.T. Haryono diberondong peluru di kediamannya saat mencoba melawan rombongan yang datang dan menculiknya. Sayangnya, jumlah lawan terlalu besar, banyak peluru yang akhirnya bersarang di tubuh Haryono. Ia pun ambruk dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik.

Haryono saat itu diduga sudah tidak bernyawa. Dia tewas di rumahnya lantaran diberondong peluru. Istrinya yang mengetahui kejadian ini segera mengunci anak-anaknya dalam kamar dan mengemudikan mobil sendiri ke kediaman Ahhmad Yani untuk melaporkan apa yang terjadi. Namun, di kediaman Ahmad Yani terjadi hal serupa. Tidak kehabisan akal, istri Haryono langsung balik arah ke kediaman S. Parman, namun sayang keadaan yang sama kembali ia temukan.

3. Mayjen S. Parman

S. Parman disergap pada 1 Oktober 1965 sekira pukul 04.00 WIB di rumahnya. S. Parman  disebutkan tidak menyadari kedatangan rombongan penculik karena menggunakan seragam Cakrabirawa. Rombongan itu mengatakan suasana di luar genting, bahkan mereka ikut masuk ke kamar tidur saat S. Parman berganti pakaian. Dia pun dibawa pergi saat rumahnya tanpa penjaga.

4. Mayjen R. Soeprapto

Berdasarkan informasi dari laman Sejarah TNI, pada 30 September 1965, Soeprapto baru saja melakukan pencabutan gigi sebelum aksi penculikannya dimuali. Saat itu sekitar pukul 04.30 pagi di keesokan harinya, rombongan penculik menghampiri rumahnya.

Rombongan penculik di luar menjawab Cakrabirawa saat anjing penjaga di rumah Soeprapto menggonggong. Pasukan itu mengatakan Suprapto diminta menemui Soekarno. Sebagai prajurit yang patuh pada pimpinan, Suprapto mengiyakan.

Namun, ia meminta izin untuk terlebih dulu berganti pakaian. Permintaannya tidak diizinkan, dan justru langsung menodong Suprapto dengan senjata dan sebagian memegang tangannya.

Rupanya, Soeprapto dibawa ke Lubang Buaya. Di sana, ia dianiaya dalam keadaan tubuh terikat. Selanjutnya, jenazahnya dilemparkan begitu saja ke dalam lubang sumur yang sempit, yang juga menjadi lokasi pembuangan jasad korban penculikan yang lain.

5. Lettu Pierre Tendean

Saat tragedi itu terjadi pada 1 Oktober 1965, Tendean tengah berada di rumah Jenderal A.H. Nasution, atasannya, yang merupakan target sesungguhnya. Saat rombongan itu datang dan bertanya kepada Tendean, apakah dia adalah A.H. Nasution, tanpa ragu Tendean menjawab, "Ya, saya lah Jenderal Nasution", meski ia tahu apa risikonya.

Tindakan itu ia lakukan agar sang Jenderal bisa selamat. Dan benar, A.H. Nasution memang lolos dari penculikan. Sementara nasib nahas pembunuhan justru mengenai Tendean.

6. Brigjen Sutoyo Siswodihardjo

Rombongan penculik datang ke rumah Sutoyo dan mengamankan lokasi di sekitar jalan rumahnya, orang dilarang melintas dan hansip yang berjaga dibuat tidak berdaya. Pasukan yang masuk ke dalam rumah pun mengambil kunci secara paksa agar bisa menemukan sasaran operasi, Sutoyo.

Sutoyo dipanggil untuk menemui Soekarno di Istana Kepresidenan. Setelah memenuhi panggilan itu, Sutoyo pun diangkut dengan truk. Dia diturunkan di sebuah rumah dekat Lubang Buaya. Pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, suara tembakan beberapa kali terdengar. Jenazah Sutoyo dimasukkan ke sumur dengan ditutup menggunakan sampah dan daun-daun.

7. D.I. Pandjaitan

D.I. Panjaitan diculik pada 1 Oktober 1965 waktu subuh. Pasukan berseragam yang datang dengan menggunakan dua buah truk langsung mengepung rumah Panjaitan dari segala penjuru arah. Namun, dia mengira pasukan itu ditugasi untuk menjemput dirinya agar bertemu dengan Soekarno.

Pasukan itu justru menembaki barang-barang yang ada di rumah Panjaitan hingga hancur berserakan. Melihat kondisi seperti itu, Panjaitan menolak untuk menggunakan kekuatan para penjaga di rumahnya. Akhirnya, ia turun dari kamarnya untuk menemui rombongan. Dia ditembak di halaman rumahnya seketika itu juga dan langsung dibawa pergi.

VIDEO

Untuk lebih jelasnya, silahkan Tonton Film G30S/PKI yang ada di Video bawah ini :



Dan inilah Respons/Tanggapan mengenai Peristiwa G30S/PKI, juga Video Berita lainnya terkait dengan Peristiwa G30S/PKI :




KETERANGAN : 
Maaf Cerita dan Film di Artikel ini BUKAN untuk BERMAKSUD APAPUN (Seperti Kekerasan, Penganiayaan, Pembunuhan, dll). Tetapi hanyalah untuk Menghibur, dan Mengenang Peristiwa-peristiwa Bersejarah saja. Jadi tolong dimaklumi, Terima kasih.


Untuk melihat Postingan Artikel terdahulu di Blog ini, silahkan lihat di sini.

Itulah Daftar Tokoh-tokoh G30SPKI yang telah Gugur dan kini kita kenal dengan istilah Pahlawan Revolusi.

Terima Kasih 😄😘👌👍 :)

Wassalammu‘alaikum wr. wb.

Ads