Home
/ [#BelajarDiRumah] Materi Biologi : Sistem Ekskresi, Sistem Koordinasi, dan Sistem Imunitas Tubuh (+ Video Pembelajaran)
[#BelajarDiRumah] Materi Biologi : Sistem Ekskresi, Sistem Koordinasi, dan Sistem Imunitas Tubuh (+ Video Pembelajaran)
Assalammu‘alaikum wr. wb.
Hello gaes! Apakah kalian ingin belajar Biologi? Jangan malas untuk mempelajari tentang Ilmu Sains. Kali ini saya akan membahas Materi Biologi tentang Sistem Ekskresi, Sistem Koordinasi, dan Sistem Imunitas.
Ginjal merupakan komponen utama penyusun Sistem Ekskresi Manusia yaitu Urine. Manusia memiliki sepasang Ginjal berukuran sekitar 10 cm. Letak Ginjal di Rongga Perut sebelah Kiri dan Kanan ruas-ruas Tulang Pinggang. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan Gula Darah yang melebihi kadar normal dan mengatur keseimbangan Kadar Asam, Basa, dan Garam di dalam tubuh.
Proses Pembentukan Urine merupakan cara alami yang dilakukan oleh tubuh untuk mengeluarkan Racun dan Kelebihan Kadar Air. Dampaknya itu kesehatan di dalam tubuh akan tetap terjaga. Semakin banyak cairan yang dikonsumsi oleh tubuh, akan semakin banyak Urine yang dikeluarkan.
Dikutip dari Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ginjal berfungsi sebagai Alat Ekskresi untuk mengeluarkana Zat Sisa Metabolisme berupa Urea, Zat Sisa Empedu dan Garam dalam bentuk zat berlarut dalam air. Urine dibentuk di nefron dengan menyaring darah dan kemudian mengambil kembali ke dalam darah dengan bahan-bahan bermanfaat. Itu tersisa bahan yang tidak berguna. Nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urine. Sebelum jadi Urine, di dalam Ginjal akan diproses terlebih dahulu.
Berikut inilah 3 Proses Pembentukan Urine :
Filtrasi : Proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari Proses Filtrasi berupa Urine Primer yang masih mengandung Air, Glukosa, dan Asam Amino. Tapi sudah tidak mengandung Protein dan Darah.
Reabsorbsi : Proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari proses reabsorbsi adalah Urine Sekunder.
Augmentasi : Proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Hasil dari Proses Augmentasi adalah Urine sesungguhnya.
a.) Filtrasi
Filtrasi adalah Proses Penyaringan Darah yang mengandung Zat-zat Sisa Metabolisme yang dapat menjadi Racun bagi Tubuh. Filtrasi terjadi di Glomerulus dan Kapsul Bowman yang menghasilkan Filtrat gromerulus atau Urine Primer. Awalnya darah masuk ke Glomerulus melalui Arteriol Affrent dan terjadi saat Filtrasi. Urine primer akan memasuki Kapsul Bowman. Pada Proses Filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya Arteriol Afferent. Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring. Sementara Molekul-molekul yang berukuran Kecil, seperti Garam, Asam Amino dan Gula dapat disaring sampai menjadi bagian dari Urine Primer.
b.) Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi merupakan proses diserapnya kembali zat-zat yang masih bermanfaat untuk tubuh. Zat-zat yang diserap kembali oleh Darah seperti, Glukosa, Asam Amino, dan Ion-ion Anorganik. Proses tersebut terjadi karena Transpor Aktif. Di mana hasil dari Reabsorpsi Urine primer adalah Urine Sekunder yang mengandung Sisa Limbah Nitrogen dan Urea.
Proses Reabsorpsi terjadi di Tubulus Kontortus Proksimal yang nantinya menghasilkan Urine Sekunder. Urine Sekunder akan masuk ke Lengkung Henle menuju Tubulus Kontortus Distal. Pada saat melewati Lengkung Henle Desenden, Air Berosmosis keluar. Sehingga Volume Urine Sekunder menurun dan menjadi Pekat.
c.) Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Urine Sekunder dari Lengkung Henle Asende akan masuk ke Tubulus Distal. Di dalam Tubulus Distal Urine Sekunder mengalami Augmentasi, yaitu proses Penambahan Zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam Tubulus Kontortus Distal.
Zat Sisa yang
dikeluarkan dari Pembuluh Darah Kapiler adalah Ion Hidrogen, Ion Kalium, NH3 dan Kreatinin. Pengeluaran Hidrogen membantu menjaga pH yang tetap dalam darah. Selama melewati Tubulus Distal dan Tubulus Kolektifus, Urine kehilangan banyak Air, Konsentrasi Urine semakin Pekat.
Setelah Urine masuk pelvis renalis dan menuju ureter, akan dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu. Pengeluaran Urine diatur oleh Otot-otot Sfingter. Kandung Kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml. Kadung kemih di kendalikan oleh Saraf Pelvis dan serabut Saraf Simpatis dari Plexus Hipogastrik.
3. Penyakit pada Ginjal (Gangguan Sistem Urinaria)
Ada 5 Jenis Gangguan pada Sistem Urinaria. Keempat Gangguan tersebut adalah Albuminuria, Batu Ginjal, Diabetes Mellitus, Dabetes Insipidus, Uremia, dan Nefritis. Apa saja sih, bedanya? Yang dimaksud dengan Albuminuria adalah Penyakit yang terjadi akibat Ginjal tidak dapat melakukan Penyaringan Protein (Albumin). Protein (Albumin) yang tidak dapat disaring tersebut akan keluar bersama Urine. Penyakit ini disebabkan oleh Kerusakan pada Glomerulus.
a.) Batu Ginjal atau Kencing Batu
Batu Ginjal atau Kencing Batu adalah Penyakit karena adanya Pengendapan pada Rongga Ginjal atau Kandung Kemih. Endapan bisa berupa Senyawa Kalsium dan penumpukan Asam Urat, Kelainan Metabolisme. Selain itu, ketika kamu sering menahan Buang Air Kecil dan kurang minum, Batu Ginjal juga bisa terbentuk.
b.) Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
Diabetes Mellitus (Kencing Manis) juga merupakan Kelainan pada Sistem Ekskresi. Diabetes Mellitus adalah Penyakit yang terjadi karena terdapat Glukosa dalam Urine. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi insulin yang dihasilkan oleh Pankreas. Menurunnya Hormon Insulin menyebabkan terganggunya Proses Perombakan Glukosa menjadi Glikogen dan Reabsorpsi Glukosa dalam Glomerulus.
c.) Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus ini disebabkan oleh kurangnya Hormon ADH (Antidiuretic Hormone) sehingga Ekskresi Urine meningkat. Pada umumnya Urine yang diekskresikan berjumlah antara 4-6 Liter perhari, tetapi Penderita Diabetes jenis ini dapat mencapai 12-15 Liter setiap hari, tergantung dari jumlah Air yang diminum. Penderita disarankan banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi.
d.) Uremia dan Nefritis
Uremia adalah keadaan Toksik dalam Darah karena mengandung banyak urea. Hal ini terjadi karena adanya kegagalan fungsi ginjal dalam proses pembuangan Urea keluar tubuh. Sedangkan Nefritis adalah radang nefron pada Ginjal yang dapat disebabkan oleh Infeksi Bakteri Streptococcus. Bakteri ini dapat masuk melalui Saluran Pernapasan dan Peredaran Darah hingga Ginjal.
Hati berada di dalam Rongga Perut sebelah Kanan di bawah Diafragma yang dilindungi oleh selaput tipis bernama Kapsula Hepatis. Hati berfungsi untuk mengeksresikan Getah Empedu zat sisa dari perombakan sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan di dalam Limpa. Selain berfungsi sebagai Organ Ekskreksi, hati juga berperan sebagai penawar Racun, menyimpan Glikogen (Gula Otot), pembentukan Sel Darah Merah pada janin dan sebagai Kelenjar Pencernaan.
Sirosis Hati adalah kondisi berubahnya Sel-sel Hati menjadi Jaringan Ikat Fibrosa, sehingga sel-sel hati itu kehilangan fungsinya. Sirosis dapat disebabkan oleh Minuman Keras.
b.) Hemokromatosis
Yang dimaksud dengan Hemokromatosis adalah kelainan secara Genetik yang menyebabkan tubuh banyak menyerap Zat Besi dari Makanan. Akibatnya, zat besi banyak tersimpan di dalam organ-organ tertentu, seperti Hati, Jantung dan Pankreas.
C. Bagian Kulit
Kulit merupakan Lapisan Jaringan Pelindung terluar yang terdapat di Permukaan Tubuh. Kulit termasuk Organ Ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa Kelenjar Keringat. Selain sebagai Organ Ekskresi, Kulit juga berfungsi sebagai Alat Indera Perasa dan Peraba. Kulit terdiri dari 3 Lapisan, masing-masing lapisan mempunyai fungsinya seperti Gambar berikut :
1. Bagian Epidermis (Lapisan Kulit Ari)
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari lapisan tanduk dan lapisan Malphigi. Lapisan Tanduk merupakan Sel-sel mati yang mudah mengelupas, tidak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat mengeluarkan Darah saat mengelupas. Lapisan Malphigi merupakan lapisan yang terdapat di bawah Lapisan Tanduk, yang tersuun dari sel-sel hidup dan memiliki kemampuan untuk membelah diri. Lapisan Malphigi terdapat pigmen yang dapat menentukan Warna Kulit, dan melindungi sel dari kerusakan akibat Sinar Matahari.
2. Bagian Dermis (Lapisan Kulit Jangat)
Dermis merupakan Lapisan Kulit yang terletak di bawah Lapisan Epidermis. Lapisan Dermis lebih tebal daripada Lapisan Epidermis. Lapisan Dermis terdiri dari beberapa Jaringan sebagai berikut :
3. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Lapisan ini terletak di bawah Dermis, di antara Lapisan Jaringan Ikat bawah Kulit dengan Dermis dibatasi oleh Sel Lemak. Lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai Sumber Energi dan Penahan Suhu Tubuh.
SISTEM KOORDINASI DAN SISTEM ENDOKRIN
Untuk Pembahasan tentang Sistem Koordinasi, ada Sistem Saraf dan Sistem Hormon (Sistem Endokrin)
Sistem Saraf adalah salah satu bagian dari Sistem Koordinasi yang mengatur Aktivitas Tubuh melalui Rangsangan Listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri dari Sel Saraf (Neuron), Sistem Saraf Pusat, dan Sistem Saraf Tepi.
1. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Ada 7 Bagian Struktur Sel Saraf yang perlu kamu ketahui. Jangan sampai tertukar karena mereka memiliki fungsinya masing-masing yang cukup spesifik.
a.) Dendrit
Dendrit merupakan Juluran Sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang dan berfungsi menerima Rangsangan untuk dikirim ke Badan Sel. Rangsangan tersebut kemudian dikirim ke Badan Sel atau Perikarion. Pada Badan Sel ini rangsangan yang sebelumnya dikirim mulai diproses. Badan sel juga memiliki Inti atau Nukleus di bagian Tengah.
b.) Akson
Akson merupakan Juluran Sitoplasma yang Panjang dan berfungsi untuk Menghantarkan Rangsang. Panjang Akson sekitar 1 mm. Kamu perlu ingat nih, Ujung awal Akson disebut Akson Hillock, sedangkan Ujung akhir Akson disebut Akson Terminal.
c.) Sel Schwann
Sel Schwann merupakan penunjang Sel Saraf berupa Lemak yang berfungsi menghasilkan Selubung Myelin.
d.) Selubung Myelin
Selubung Myelin adalah Bagian Saraf yang berfungsi untuk melindungi Akson dan memberi Nutrisi.
e.) Nodus Ranvier
Nodus Ranvier adalah Bagian Saraf yang berperan penting dalam mempercepat Hantaran Rangsangan.
f.) Sinapsis
Sinapsis merupakan penghubung antara Neuron yang satu dengan Neuron yang lainnya. Selain itu, Sinapsis juga berperan sebagai Titik Temu antara Ujung Akson dari Neuron yang satu dengan Dendrit dari Neuron lainnya atau hubungan ke Otot dan Kelenjar.
2. Macam-Macam Neuron
Neuron bisa dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan Fungsi dan Bentuknya. Berdasarkan fungsinya, Saraf dibagi menjadi Saraf Sensorik (Aferen) dan Interneuron. Saraf Sensorik (Aferen) adalah saraf yang mengirimkan rangsang dari daerah Reseptor atau indra menuju Sistem Saraf Pusat (Otak / Sumsum Tulang Belakang). Lalu apa bedanya ya dengan Interneuron?
Interneuron adalah saraf penghubung yang banyak terdapat di otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron juga berfungsi menghubungkan Neuron yang satu dengan Neuron yang lainnya. Interneuron dibagi menjadi 3 Bagian yaitu :
Berdasarkan bentuknya, sel saraf terbagi menjadi Saraf Multipolar, Saraf Bipolar, dan Saraf Unipolar. Saraf Multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit, tetapi bisa juga lebih. Contohnya ada di saraf motorik pada otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan Saraf Bipolar memiliki dua juluran yang terdiri dari dendrit dan akson, misalnya reseptor telinga, mata, dan hidung. Saraf Unipolar merupakan Neuron Bipolar yang hanya memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya mengalami fusi. Contoh Saraf Unipolar adalah neuron pada Embrio dan Fotoreseptor mata.
Apa Itu Rangsangan atau Impuls?
Rangsangan atau Impuls adalah pesan yang diterima oleh Reseptor atau tubuh dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh Neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari Serabut Saraf. Contoh Impuls antara lain perubahan suhu, tekanan, bau, aroma, suara, benda, dan berbagai rasa seperti Asin, Manis, Asam, dan Pahit. Impuls yang diterima oleh Reseptor dan disampaikan ke Efektor kemudian dapat menyebabkan terjadinya gerakan. Wah ternyata proses kita bergerak saja melibatkan sistem saraf, ya!
3. Mekanisme Terjadinya Gerak
Oh iya, Gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Gerak Sadar dan Gerak Refleks. Gerak sadar adalah gerak yang terjadi akibat disengaja atau disadari. Contohnya gerakan memegang buku saat ingin belajar, atau ketika mengambil pensil. Sedangkan Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Penjalaran pada Gerak Reflek berlangsung cepat, melewati jalur pendek dan tidak melewati otak. Tetapi gerak refleks ini melewati Sumsum Tulang Belakang. Contohnya antara lain terangkatnya Kaki saat menginjak Paku, menutupnya kelopak mata ketika benda asing masuk ke mata dan gerakan tangan saat memegang benda panas. Ada yang tahu contoh lain untuk Gerak Sadar dan Gerak Refleks?
a.) Gerak Sadar
Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu berjalan ke neuron sensorik sebagai penghantar, kemudian dibawa ke pusat saraf, yaitu otak, untuk diolah. Akhirnya impuls disampaikan ke Neuron Motorik lalu menuju efektor sehingga muncul tanggapan dalam bentuk gerak yang disadari.
b.) Gerak Refleks
Merupakan gerak yang melalui Perjalanan Impuls pendek. Perjalanan Impuls diawali dari Reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh Neuron Sensorik ke pusat saraf, tanpa diolah oleh Pusat Saraf. Impuls kemudian diterima oleh neuron konektor dan tanggapan dikirim oleh Neuron Motorik menuju ke Efektor.
Neuron Konektor ada yang terletak di Otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan Konektor yang terletak di otak, contohnya refleks pupil mata karena cahaya. Sedangkan, gerakan refleks yang melibatkan Neuron Konektor yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya refleks pada lutut.
Sistem Saraf Manusia terdiri dari Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Tepi.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem Saraf Pusat terdiri dari Otak dan Sumsum Tulang Belakang. Sistem Saraf Pusat berfungsi Mengatur dan Mengendalikan semua Aktivitas Tubuh. Otak maupun Sumsum dilindungi oleh suatu selaput yang terdiri dari Jaringan Pengikat yang disebut Meninges.
a.) Otak
Otak Manusia terdiri dari Dua Belahan (Hemisfer), yaitu belahan Kiri dan Kanan. Kedua belahan tersebut, dihubungkan oleh Balok Otak yang Berongga berisi Cairan Getah Bening (Cerebrospinal). Pada Tali Spinal (Jalur antara Otak dan Sumsum Tulang Belakang) terjadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan Sistem Pengendalian, yaitu belahan Otak Kiri akan mengendalikan sistem-sistem yang terletak di bagian kanan tubuh, sedangkan belahan Otak Kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian Kiri.
Otak dibagi menjadi 3 (Tiga) daerah, yaitu Otak Besar, Otak Tengah, dan Otak Kecil. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
•) Otak Besar
Otak Besar (Cerebrum) merupakan bagian terluas dari Otak dan berbentuk Oval. Otak Besar tersusun oleh 2 Lapisan, yaitu Lapisan Luar (Korteks) yang berisi badan neuron dan Lapisan Dalam yang berisi Serabut Saraf.
Otak Besar terbagi menjadi 4 (Empat) bagian, yaitu bagian Dahi (Lobus Frontalis), bagian Ubun-ubun (Lobus Parietalis), bagian Pelipis (Lobus Temporalis), dan bagian Belakang Kepala (Lobus Oksipetalis). Antara bagian dahi dan ubun-ubun dipisahkan oleh celah yang disebut Fisura Rolando, sedangkan antara bagian dahi dan pelipis dipisahkan oleh celah Silivus.
Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, yaitu :
Daerah Dahi yang berhubungan dengan kemampuan berpikir;
Daerah Pelipis dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan Berbicara dan Bahasa;
Daerah Belakang Kepala merupakan pusat penglihatan dan dapat menyampaikan memori tentang apa yang dilihat;
Daerah Pelipis terdapat pusat bicara dan pusat pendengaran;
Daerah Ubun-ubun selaain pusat bicara, dan juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit.
Di antara belahan otak besar, terdapat Otak Depan, yang terdiri dari :
Talamus, yaitu bagian penerima dan penerus Impuls yang datang dari saraf perifer dan meneruskannya ke Pusat Sensorik pada bagian Korteks Otak.
Hipotalamus, yaitu bagian pengatur Suhu Tubuh dan juga pengatur rasa Mengantuk, Emosi, dan Tekanan Darah;
Infundibulum, yaitu pangkal dari Hipofisis (Kelenjar Endokrin).
•) Otak Tengah
Otak tengah manusia berukuran kecil. Pada otak tengah terdapat Saraf Okulomotoris (Saraf yang berhubungan dengan Pusat Pergerakan Mata), misalnya mengangkat Kelopak Mata dan memutar Mata.
•) Otak Kecil
Merupakan bagian terluas Kedua dari Otak. Otak Kecil terdapat di bagian belakang dan bawah Rongga Tengkorak. Otak Kecil berfungsi mengatur Gerakan Otot dan mengatur keseimbangan Posisi Tubuh.
b.) Sumsum Tulang Belakang
Merupakan lanjutan dari Medulla Oblongata terus ke bawah sampai ke Tulang Punggung (tepatnya sampai Pinggang). Sumsum Tulang Belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebagai Penghantar Impuls dari kulit atau Otot ke Otak, dan membawa Impuls Mototrik dari Otak ke Otot Tubuh.
2. Sistem Saraf Tepi (Perifer)
Sistem saraf tepi pada dasarnya merupakan lanjutan dari Neuron yang bertugas membawa Impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan arah Impuls yang dibawanya, sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf aferen, yang membawa Impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat, dan sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke Efektor.
Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 Pasang Saraf Spinal (Saraf Tulang Belakang) dan 12 Pasang Saraf Kranial (Saraf Kepala).
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi dua, yaitu saraf somatik (sadar) dan saraf otonom (tidak sadar). Saraf Somatic mengatur gerakan yang disadari, misalnya Gerakan Kepala, Badan, dan Anggota Gerak. Sedangkan, Saraf Ototnom mengatur gerakan yang tidak disadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung, dan kelenjar.
Berdasarkan sifat kerjanya, Saraf Otonom dibedakan menjadi 2 (Dua), yaitu Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik. Kedua saraf tersebut bekerja pada efektor yang sama, namun pengaruh kerjanya Berlawanan, sehingga keduanya bersifat Antagonis.
a.) Saraf Simpatik
Saraf Simpatik memiliki Ganglion yang terletak di sepanjang Tulang Punggung dan menempel pada Sumsum Tulang Belakang.
b.) Saraf Parasimpatik
Fungsi Saraf Parasimpatetik merupakan kebalikan dari Saraf Simpatik.
3. Gangguan pada Sistem Saraf Manusia
a.) Epilepsi
Merupakan kelainan pada Neuron-neuron di otak. Epilepsi dapat disebabkan karena kerusakan otak pada saat kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, kecelakaan, maupun tumor.
b.) Neuritis
Merupakan Iritasi pada Neuron yang disebabkan oleh Infeksi, kekurangan vitamin, keracunan logam berat atau obat-obatan.
c.) Alzhemeir
Umumnya diderita oleh orang lanjut usia, yang ditandai dengan penurunan daya ingat.
C. Sistem Endokrin (Sistem Hormon)
Sebelum melanjutkan untuk membaca, saksikan terlebih dahulu secara saksama Video dari Youtube yang ada di bawah ini :
Pernahkah kamu mendengar tentang Sistem Endokrin? Saat tubuhmu kekurangan air, tubuh akan mengirim Impuls ke otak. Kamu pun akan merasa kalau kamu haus. Lalu, saraf akan berperan aktif dalam mempengaruhi kelenjar Hipotalamus.
Selanjutnya, kelenjar hipofisis akan menghasilkan Hormon Antidiuretik (Vasopresin) yang berfungsi untuk Menghambat atau Menghentikan pembuangan Cairan Tubuh lewat Urine.
Jika kamu minum, Impuls rasa haus akan berkurang dan Hormon Antidiuretik akan dihentikan.
1. Pengertian Sistem Endokrin
Kamu tentu tahu jika terdapat sejumlah Hormon di dalam tubuh Manusia. Nah, Sistem Endokrin lah yang menghasilkan dan mengatur Hormon-hormon tersebut.
Tidak hanya itu, dalam melakukan tugasnya, Sistem Endokrin berhubungan erat dengan sistem saraf. Kedua sistem ini akan saling mengontrol serta memadukan satu sama lain sekaligus menjaga Homeostatis dalam tubuh manusia. Sistem Endokrin yang bekerja dengan Sistem Saraf lazim disebut sebagai Neuroendokrin.
2. Fungsi Sistem Endokrin
Kelenjar Endokrin yang disebut juga sebagai Kelenjar Buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh darah ini akan mengekskresikan Senyawa Protein atau Senyawa Steroid dalam bentuk getah yang disebut hormon.
Hormon bersama dengan sistem saraf amatlah penting dalam mengatur Pertumbuhan, Keseimbangan Internal Reproduksi, bahkan Perlilaku manusia.
3. Kelenjar dalam Sistem Endokrin
Ada beberapa Kelenjar dalam Sistem Endokrin yang terbagi berdasarkan letaknya.
a.) Kelenjar Hipofisis (Pituitari)
Terletak di dasar otak besar, kelenjar satu ini ialah yang terbesar dan dapat memengaruhi aktivitas kelenjar lainnya.
Kelenjar Hipofisis terbagi menjadi 3 Lobus dan masing-masingnya menghasilkan Hormon yang berbeda-beda, yaitu :
Lobus Anterior, menghasilkan Hormon :
Tiroksin (TSH), merangsang Kelenjar Tiroid untuk memproduksi Tiroksin.
Adenokortikotropin (ACTH), merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortikosteroid.
Focille Stimulating Hormone (FSH), memacu perkembangan tubulus seminiferus dan spermatogenesis.
Luteinizing Hormone (LH), menstimulasi Estrogen.
Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi Testis dalam menghasilkan Testosteron.
Prolaktin (TH), menstimulasi sekresi air susu.
Lobus Intermedia, menghasilkan Hormon :
Somatotrof (STH), merangsang tumbuhnya tulang.
Melanosit Stimulating Hormone (MSH), mengatur penyuburan pigmen dalam perubahan warna kulit.
Lobus Posterior, menghasilkan Hormon :
Oksitosin, merangsang kontraksi otot di uterus.
Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah pembentukan urin dalam jumlah banyak.
b.) Kelenjar Tiroid (Gondok)
Terletak di daerah Leher, dekat Jakun, Kelenjar ini adalah yang paling kaya akan Pembuluh Darah.
Kelenjar Tiroid menghasilkan 3 (Tiga) Hormon, yaitu :
Tiroksin, untuk membantu dalam proses Metabolisme, Pertumbuhan Fisik, Perkembangan Mental, dan Kematangan Seks.
Triidotironin, untuk mengatur Distribusi Air dan Garam di dalam Tubuh.
Kalsitonin, untuk menjaga keseimbangan Kalsium dalam Darah.
c.) Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)
Terletak di daerah Kelenjar Gondok, kelenjar ini dapat mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
Kelenjar Paratiroid menghasilkan Satu Hormon, yaitu :
Parathormon, untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
d.) Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)
Terletak di atas Ginjal, kelenjar ini terdiri dari 2 Bagian, yaitu :
Korteks, menghasilkan Hormon :
Korteks mineral, untuk menyerap natrium darah dan mengatur Reabsorpsi air di Ginjal.
Glukokortikoid, untuk mengubah protein menjadi Glikogen, mengubah Glikogen menjadi Glukosa, dan menaikkan kadar Glukosa pada darah.
Androgen, untuk membentuk sifat kelamin sekunder Laki-laki.
Medula, menghasilkan Hormon :
Adrenalin, untuk mengubah Glikogen dalam Otot menjadi Glukosa dalam darah.
e.) Kelenjar Pankreas (Pulau-pulau Langerhans)
Terletak di dekat Ventrikulus atau Lambung, Kelenjar ini menghasilkan Dua Hormon, yaitu :
Insulin, untuk mengubah Glukosa menjadi Glikogen pada hati. Karenanya, kadar gula darah akan turun.
Glukogen, untuk mengubah Glikogen menjadi Glukosa. Karenanya, Kadar Gula Darah akan naik.
f.) Kelenjar Gonad (Kelamin)
Terletak di daerah perut (wanita) atau buah zakar dalam skrotum (laki-laki), kelenjar ini juga menghasilkan hormon berbeda bagi Perempuan dan Laki-laki.
Pada Wanita, kelenjar gonad menghasilkan 2 (Dua) Hormon :
Estrogen, untuk menentukan ciri Pertumbuhan Kelamin Sekunder.
Progesteron, untuk menebalkan dan memperbaiki dinding Uterus.
Pada Pria, menghasilkan 1 (Satu) Hormon :
Testosteron, untuk menentukan ciri Pertumbuhan Kelamin Sekunder.
g.) Kelenjar Timus (Kacangan)
Terletak di daerah dada, kelenjar ini menghasilkan Satu Hormon :
Thymosin, untuk membantu Sistem Kekebalan Tubuh.
4. Penyakit yang dapat Menyerang Sistem Endokrin
Kelainan Hormon dapat terjadi pada manusia karena adanya Hipersekresi ataupun Hiposekresi pada Kelenjar-kelenjar dalam Sistem Endokrin.
Kelainan karena Hipersekresi pada :
Kelenjar Hipofisis : Gigantisme.
Kelenjar Tiroid : Kemunduran Fisik dan Mental.
Kelenjar Paratiroid : Kelainan Tulang (Rapuh).
Kelenjar Adrenal : Virilisme.
Kelainan karena Kiposekresi pada :
Kelenjar Hipofisis : Kekerdilan.
Kelenjar Tiroid : Obesitas.
Kelenjar Paratiroid : Kejang-kejang pada Otot.
Kelenjar Adrenal : Penyakit Addison.
Kelenjar Pankreas, Hormon Insulin : Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus).
Kelenjar Gonad pada Wanita : Gangguan Menstruasi.
Melihat pentingnya peran dari sistem endokrin, tentu kamu harus menjaga kesehatan, ya. Meskipun penyakit karena faktor keturunan tidak bisa dihindari, beberapa faktor risiko lainnya dapat dicegah dengan Pola Hidup yang Sehat.
Karena fungsinya air mata untuk melindungi mata dari benda asing yang masuk ke mata, dapat dikatakan kalau air mata merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh. Selain air mata, masih ada, lho, bentuk pertahanan tubuh yang lain. Sistem pertahanan tubuh terbagi menjadi 2, yaitu sistem pertahanan tubuh Nonspesifik dan spesifik.
Pertahanan tubuh nonspesifik bekerja dengan menyerang segala macam antigen yang masuk ke dalam tubuh. Pertahanan tubuh nonspesifik terbagi menjadi dua.
Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
1. Pertahanan Nonspesifik Eksternal
Pertahanan pertama tubuh yang paling luar dan tugasnya melindungi agar antigen tidak masuk ke dalam tubuh. Contohnya, tuh, kulit dan membran mukosa atau selaput lendir. Seperti yang kamu tahu, membran mukosa adalah kelenjar yang menghasilkan sekresi berupa lendir. Membran mukosa melapisi beberapa organ dalam seperti paru-paru, saluran pencernaan, serta beberapa bagian tubuh yang terpapar lingkungan luar seperti telinga, kelopak mata, dan lubang hidung. Nah, air mata juga termasuk kedalam pertahanan nonspesifik eksternal karena air mata membuang segala macam partikel asing yang masuk ke mata.
2. Pertahanan Nonspesifik Internal
Pertahanan kedua tubuh. Maksudnya, sistem ini akan bekerja jika ada antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Pertahanan ini berupa sel darah putih, sel pembunuh alami, dan peradangan. Sel darah putih di sini terdiri dari neutrofil, monosit, dan eosinofil. Sel pembunuh alami bertugas untuk membunuh sel-sel yang terinfeksi. Tapi kenapa diberi nama sel pembunuh alami ya? Karena sel-sel ini bisa langsung bereaksi untuk membunuh sel yang terinfeksi tanpa harus melakukan Aktivasi, makanya disebut sel pembunuh alami atau sel NK (Natural Killer). Sedangkan peradangan merupakan tanggapan atau respon tubuh terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh. Peradangan dapat dicirikan dengan adanya pembengkakan, Demam, Bisul maupun Gatal-gatal.
Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan Pertahanan Ketiga tubuh, dan bekerja jika antigen berhasil masuk ke dalam tubuh dan telah melewati Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal. Sistem pertahanan tubuh spesifik yaitu Limfosit. Limfosit terdiri dari dua macam yaitu Limfosit B dan Limfosit T.
1. Limfosit B
Limfosit B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang belakang, dan ketika sudah matang atau siap digunakan, akan menyebar ke seluruh tubuh. Limfosit B memiliki reseptor yang bisa ditempeli oleh antigen. Apabila ada antigen yang menempel di reseptor, hal tersebut akan merangsang limfosit B untuk berubah menjadi sel plasma. Sel plasma inilah yang menghasilkan antibodi. Tapi, antibodi yang dihasilkan khusus untuk antigen yang merangsang produksi mereka ya. Jadi, satu jenis antibodi hanya bisa menyerang satu jenis Antigen saja yaa.
2. Limfosit T
Limfosit T dibentuk di sumsum tulang belakang namun pematangannya terjadi di kelenjar timus. Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem limfatik yang bertugas untuk memproduksi dan menyimpan sel-sel yang melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Ketika sudah matang, maka limfosit T juga akan menyebar ke seluruh tubuh.
Untuk lebih jelasnya mengenai Imunitas Tubuh, silahkan lihat Video dari Youtube di bawah ini :
Ataupun juga yang ini (Edisi Bahasa Inggris) (About Immune System) :
KETERANGAN TAMBAHAN
Jika ingin jelasnya, silahkan lihat Gambar (Foto) di bawah ini untuk lebih jelasnya (Sumber Gambar berasal dari Webinar (Seminar Onlinre berbasis Web) via Zoom Meeting dan sebagian dari Televisi / TV) :
1. Sistem Imunitas Tubuh
2. Virus Corona (COVID-19)
Kesimpulannya adalah Jagalah Imunitas anda agar terhindar dari Virus Corona! Untuk melihat Video lainnya di Youtube terkait dengan Imunitas Tubuh dan COVID-19, silahkan lihat Video di bawah ini.
Jika anda ingin membaca Artikel tentang Virus Corona (Part 1) di Blog ini, silahkan lihat di sini. Dan nantikan pembahasan selanjutnya tentang Virus Corona (Part 2) sekitar akhir Juni ini. Dan jika ingin melihat Update Terkini mengenai COVID-19 di Inzaghi's Blog, silahkan buka dan lihat di sini (COVID-19 Data Update).
Demikianlah semoga membantu khususnya untuk menjawab soal Mata Pelajaran Biologi Kelas 11.
Mohon maaf apabila ada sedikit Kesalahan, baik itu Salah Kata, ataupun Gambar yang kurang jelas.Terima Kasih đđ :)